Revitalisasi Agribisnis Kapas Diintegrasikan dengan Palawija di Lahan Sawah Tadah Hujan

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 22
  • Item
    KANESIA 8 DAN KANESIA 9: VARIETAS UNGGUL BARU MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAPAS NASIONAL
    (Balittas, 2006) Sulistyowati, Emy; Siwi Sumartini; Hasnam; Hadi Sudarmo; Balittas
    Program perbaikan varietas kapas telah menghasilkan dua varietas unggul baru, yaitu Kanesia 8 dan Kanesia 9 yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian pada tahun 2003. Kanesia 8 merupakan hasil persilangan Deltapine Acala 90 x LRA 5166 memiliki keunggulan produktivitas 1,85—2,73 ton kapas berbiji/ha dan persen serat 33,3–38,7% (rata-rata 35,3%). Mutu serat Kanesia 8 cukup tinggi dan disukai oleh industri tekstil, yaitu panjang serat 30,3 mm, kekuatan serat 24,7 g/tex, kehalusan serat 3,9 mikroner dengan kerataan serat 84%. Sedangkan Kanesia 9 merupakan hasil persilangan dari DPL Acala 90 x SRT 1 memiliki tingkat produktivitas 1,91—2,73 ton kapas berbiji/ha dengan persen serat 32,5–39,5% (rata-rata 35,2%). Mutu serat Kanesia 9 adalah panjang serat 29,2 mm, kekuatan serat 22,6 g/tex, kehalusan serat 4,7 mikroner dengan kerataan serat 83%
  • Item
    PENGELOLAAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS KAPAS DI KABUPATEN LAMONGAN
    (Balittas, 2006) Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan; Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan
  • Item
    Optimalisasi Budi Daya kakao Mamuju
    (Agro Indo Mandiri, 2020-08-17) Indrayana, Ketut; BPTP Sulawesi Barat
  • Item
    Potensi Dan Pemanfaatan Sumber Daya Air Untuk Pengembangan Pertanaman Kapas Dan Palawija Pada Lahan Tadah Hujan
    (Balittas, 2006) Surmaini, Irianto,Gatot Elza; Susanti, Erni; Balittas
    Hasil penelitian strategi pendayagunaan sumber daya air pada lahan kering untuk pengembangan kapas dan pala-wija pada lahan tadah hujan dibahas pada tulisan ini. Tiga strategi pendekatan: (a) prakiraan curah hujan bulanan selama 6 bulan ke depan yang diikuti dengan analisis peubah musim, (b) penentuan saat dan pola tanam yang tepat berdasarkan kesesuaian lahan dan ketersediaan air, (c) pengembangan ’water harvesting’ dan irigasi suplementer merupakan pilihan yang menjanjikan. Selain dapat memanfaatkan periode masa tanam yang terbatas pada lahan kering, maka strategi pendekatan tersebut juga dapat mengoptimalkan luas tanam, produksi, dan indeks per tanam sekaligus menekan risiko kekeringan (’drought risk’). Pilihan pengembangan kapas di lahan tadah hujan dengan menyelesaikan kendala uta-manya diharapkan dapat mendayagunakan lahan tadah hujan yang selama ini underutilized. Diperlukan pilot project dalam implementasi ketiga strategi tersebut di lapangan, agar dapat diidentifikasi keunggulan dan kekurangannya.