Buletin Pertanian Perkotaan

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 4 of 4
  • Item
    Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Teknologi Olahan Kelinci Menjadi Nugget Dan Kerupuk Kulit
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2019-07-10) BPTP Jakarta
    Daging kelinci dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti nugget, kerupuk kulit, sosis, kornet, burger, karage, bakso dan abon.Di DKI Jakarta, teknologi pengolahan daging kelinci tersebut telah diperkenalkan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta kepada ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Tujuan pengkajian adalah untuk mengkaji persepsi ibu-ibu rumah tangga terhadap olahan daging kelinci menjadi nugget dan olahan kulit kelinci menjadi kerupuk. Pengkajian dilakukan pada bulan Januari- Desember 2017 di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Responden engkajian adalah anggota kelompok wanita tani (KWT) sebanyak 36 orang, yang terdiri dari 23 orang dari KWT Bungur, kompleks KOPASUS Cijantung, Jakarta Timur dan 13 orang dari KWT Kenanga, Mampang, Jakarta Selatan. Uji persepsi dilakukan dengan metoda wawancara, menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data yang dikumpulkan adalah: pengetahuan anggota kelompok terhadap kelinci, konsumsi terhadap olahan kelinci, pertimbangan dalam melilih nugget dan kerupuk kulit kelinci, serta persepsi mengenai teknologi pengolahan nugget dan kerupuk kulit kelinci. Untuk menilai persepsi konsumen terhadap olahan daging dan kulit kelinci, digunakan analisis rataan skor. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata skor persepsi konsumen terhadap teknologi pengolahan kulit kelinci menjadi kerupuk adalah 89,46 dan pengolahan daging kelici menjadi nugget sebesar 93,96. Rata-rata skor tersebut dikategorikan baik.Hal ini berarti teknologi budidaya tersebut dapat diterima dan mudah ditiru oleh ibu-ibu rumah tangga.
  • Item
    Pemahaman Masyarakat Pulau Payung Kepulauan Seribu Selatan Terhadap Teknologi Olahan Sayuran, Buah dan Jahe
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2019-07-10) Erna, Puji Astuti; BPTP Jakarta
    Banyak orang yang tidak menyukai makan sayur dan buah terutama anakanak. Hal tersebut dikarenakan sayuran hanya diolah dengan cara yang biasa saja, oleh karena itu, perlu perubahan dalam hal pengolahan dan penyajian dari sayuran, buah dan rempah-rempah. Sayuran dan buah harus diolah dengan baik dan benar agar kandungan serat, vitamin dan mineral bagi tubuh tetap utuh. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pengetahuan masyarakat terhadap olahan sayuran buah dan rempah di pulau Payung Kepulauan Seribu. Penelitian dilakukan di Pulau Payung, Kepulauan Seribu, pada bulan Mei 2018 sampai dengan Juni 2019. Responden penelitian adalah masyarakat Pulau Payung sebanyak 15 responden. Data yang diambil adalah data primer (karakteristik responden pengenalan tentang olahan sayuran dan rempah (jahe), pengolahan sayuran, buah dan jahe, pengetahuan responden tentang olahan sayuran, buah dan jahe. Analisa dilakukan dengan deskriptif. Hasil kegiatan penelitian ini adalah persepsi masyarakat dengan berkreasi dengan berbagai sayuran, buah dan jahe mampu mendukung keluarga yang sehat, menambah pengetahuan dan penghasilan, dapat berkreasi dengan sayuran , buah dan jahe sehingga sajian dalam keluarga tidak membosankan. Berdasarkan hasil tes awal dan akhir ditemukan bahwa setelah dilakukan pelatihan dalam pembuatan olahan sayuran, buah dan jahe terdapat perbedaan pemahaman dan setelah dilihat dari hasil rata-rata sesudah pelatihan terdapat peningkatan. Hal itu menandakan terdapat ketertarikan dan antusias masyarakat dalam membuat olahan sayuran, buah dan jahe.
  • Item
    Pengaruh Penggunaan Berbagai Macam Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan hasil Tanaman Caisim (Brassica junce L ) dengan Hidroponik System DFT di DKI Jakarta
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2019-07-10) Emi, Sugiartini; BPTP Jakarta
    Pertambahan jumlah penduduk Indonesia seiring dengan peningkatan kesadaran akan kebutuhan gizi, menyebabkan permintaan terhadap tanaman sayuran juga cukup meningkat. Dengan kondisi lahan di perkotaaan yang cukup terbatas, tidak memungkinkan untuk mengusahakan pada lahan yang luas. Salah satu teknonologi pertanian di perkotaan yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan komoditas sayuran yaitu dengan menggunakan hidroponik. Untuk itulah dilakukan penelitian mengenai respon penggunaan berbagai jenis media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil pada tanaman caisim. Komposisi media tanam yang digunakan adalah zeolit, pasir malang dan arang sekam. Penelitian ini dilakukan di BPTP Balitbangtan Jakarta, mulai bulan Mei sampai bulan Juli 2018. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) tunggal yang diulang 7 kali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan beberapa komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil pada tanaman caisim. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman caisim terbaik diperoleh dengan menggunakan media tanam zeolit, rata - rata menghasilkan tinggi tanaman 33,73 cm, jumlah daun 7,85 helai, lebar daun 9,12 cm, berat sawi/tanaman 34,69 gram dan berat akar tanaman (27,5 cm).
  • Item
    Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pada Lahan Perkotaan di DKI Jakarta
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2019-07-10) Chery, Soraya Ammatillah; Jakarta
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik petani padi sawah di DKI Jakarta dan menganalisis pendapatan usahatani padi sawah yang diperoleh. Penelitian dilakukan di kelompok tani Karang Tengah Jaya, Rorotan, Jakarta Utara dengan total 26 responden. Karakteristik petani padi dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif, sedangkan pendapatan usahatani padi dianalisis menggunakan analisis pendapatan. Karakteristik petani padi, mayoritas masih menggunakan teknologi konvensional dalam melakukan usahatani, dengan luasan lahan yang sempit dan bukan hak milik. Hasil analisis menunjukkan rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh petani responden sebesar Rp. 6.588.609,-/ha per musim tanam di musim kemarau dan Rp. 10.536.457,-/ha per musim tanam di musim hujan. Nilai RC rasio atas biaya total baik di musim kemarau dan hujan menunjukkan angka lebih besar dari satu dengan demikian komoditas padi yang diusahakan efisien dari segi biaya dan menguntungkan untuk diusahakan.