Kemiri Sunan Penghasil Biodiesel
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Kemiri Sunan Penghasil Biodiesel by Title
Now showing 1 - 20 of 24
Results Per Page
Sort Options
- ItemArah Pengembangan Kemiri Sunan(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Hasibuan, Abdul Muis; Ammatillah, Chery Soraya; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarBahan bakar nabati merupakan salah satu alternatif penyediaan sumber energi pada masa yang akan datang mengingat cadangan minyak bumi yang semakin menipis serta kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh bahan bakar fosil. Kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber penghasil bahan bakar nabati. Tanaman ini memiliki produktivitas dan kadar minyak dalam biji yang tinggi. Buah kemiri sunan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biofuel dan biogas disamping produk turunan lainnya yang bernilai ekonomi seperti pernis, cat, sabun, resin, dan pelumas. Pengembangan komoditas ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan proyek clean development mechanism (CDM) sesuai dengan yang tertuang dalam protokol Kyoto. Dalam upaya pengembangannya, sebaiknya diarahkan pada upaya rehabilitasi dan konservasi lahan serta pemanfaatan lahan yang tidak produktif. Untuk itu, peran pemerintah dengan menciptakan kebijakan yang mendukung sistem agribisnis kemiri sunan sangat diperlukan.
- ItemBAHAN TANAMAN DAN TEKNIK BUDIDAYA(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Luntungan, Henkie T.; Herman, Maman; hadad, M.; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarPemerintah berperan sebagai pengambil kebijakan dalam pengembangan bahan bakar nabati. Departemen Pertanian telah menyusun beberapa rencana untuk mendukung program bahan bakar minyak nabati. Prioritas pertama substitusi bahan bakar akan diambil dari minyak kelapa sawit dan jarak pagar. Selain kelapa sawit dan jarak pagar ada beberapa jenis tanaman lain yang berpotensi menghasilkan minyak nabati untuk keperluan bahan bakar, diantaranya adalah tanaman Kemiri Sunan. Balai Penelitian Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) berinisiatif mengembangkan tanaman ini sebagai penghasil biofuel. Prioritas pertama ditujukan pada perakitan varietas dengan menyusun suatu roadmap jangka pendek dan panjang dari pengembangan tanaman Kemiri Sunan. Dalam rangka penyediaan bahan tanaman, saat ini Balittri mempunyai koleksi plasma nutfah ATRI 0001 s/p 0004. Eksplorasi meningkatkan keragaman materi genetik selain Kabupaten Majalengka dilanjutkan ke Kabupaten Sumedang dan populasi‐populasi lainnya di Indonesia. Dari hasil pengamatan produktivitas beberapa populasi Kemiri Sunan pada berbagai tingkat umur, kemiri ini berpotensi untuk menghasilkan bahan bakar nabati minyak kasar mencapai 10 ton/ha/tahun dengan asumsi bahan tanaman, budidaya dan managemen pengelolaannya sesuai dengan agroklimatnya. Dari segi bahan tanaman menggunakan mutu yang tinggi, artinya memenuhi persyaratan mutu genetik, fisiologik, fisik dan patologik. Untuk budidaya agar memperhatikan manajemen pertanaman yang sesuai agroklimat yang dimulai dari persemaian, pembibitan, persiapan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit.
- ItemBIAYA PRODUKSI PEMBUATAN BIODISEL(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Listyati, Dewi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKrisis energi di Indonesia semestinya tidak terjadi karena sumber energi tidak hanya minyak bumi yang berasal dari fosil yang persediannya semakin menipis. Sumber energi alternatif masih banyak, namun agak terabaikan sehingga kurang berkembang, seperti energi surya/tenaga matahari, air, angin dan sumber energi nabati yang dapat diperbarui. Indonesia memiliki banyak spesies tanaman yang minyaknya dapat digunakan sebagai bahan baku biodeisel (sumber energi nabati), salah satu diantaranya yaitu kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Prosesing minyak kasar kemiri sunan (MKKS) menjadi bahan bakar nabati (biodisel) belum banyak dilaporkan. Untuk mengetahui besarnya harga pokok biodiesel, maka dilakukan analisis biaya produksi biodisel dari kemiri sunan yang dilakukan di KIJP Pakuwon Sukabumi (Balittri). Hasil analisis menunjukkan bahwa harga pokok untuk setiap liter biodiesel adalah sebesar Rp 3.494,72,‐. Keuntungan lainnya berupa gliserol dan bungkil yang bisa diproses untuk biogas, pupuk organik dan briket.
- ItemDESKRIPSI DAN STRATEGI PEMULIAAN(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Wicaksono, Ilham N.A.; Yuniati, Nurya; Syafaruddin, Syafaruddin; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) termasuk tanaman trimonoecious. Banyak daerah yang berpotensi mengembangkan tanaman tersebut sebagai sumber bahan bakar nabati (BBN) masalahnya adalah belum tersedianya varietas unggul nasional kemiri sunan. Oleh karena itu, strategi pemuliaan tanaman jangka pendek diorientasikan pada pemanfaatan materi‐materi yang telah ada (indigenous materials). Melalui pendekatan ini diharapkan siklus program pemuliaan menjadi lebih efektif dan efisien. Atas dasar tersebut di atas maka langkah‐langkah perbaikan tanaman melalui teknik pemuliaan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut: (1). Seleksi populasi tanaman untuk penentuan Blok Penghasil Tinggi (BPT) ditinjau dari produksi, (2). Seleksi individu tanaman dari BPT berdasarkan produksi biji dan kandungan minyak yang tinggi, (3). Seleksi karakter yang berhubungan erat dengan produksi biji dan kandungan minyak yang tinggi serta karakter‐karakter unggul lainnya, (4). Perbanyakan secara vegetatif, generatif, dan in vitro dari individu‐individu terpilih, (5). Progeny test dari individu‐individu yang terseleksi.
- ItemDIVERSIFIKASI KEGUNAAN MINYAK KASAR(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Towaha, Juniaty; Tjahjana, Bambang Eka; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarMinyak kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan trigliserida yang tersusun dari asam palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam α‐elaeostearat Selain berpotensial diolah menjadi bahan bakar alternatif biodiesel, juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk oleokimia untuk bahan baku maupun bahan additif berbagai industri. Produk oleokimia yang penting yaitu fatty acid, glycerol, fatty acid esters, fatty alcohol, fatty amides dan fatty amines. Fatty acid merupakan produk dasar untuk pembuatan produk turunan oleokimia lainnya dan fatty acid merupakan bahan baku yang sangat dibutuhkan dalam industri pembuatan sabun, glycerol banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, kosmetika dan makanan, produk turunan fatty acid esters dapat digunakan dalam industri minyak pelumas dan minyak wangi, produk turunan fatty alcohol dapat digunakan dalam industri tinta printer, cat, pernis, minyak pelumas, minyak rem, minyak hidrolik, cream, lipstick dan semir, produk turunan fatty amides banyak digunakan dalam industri sampo dan detergen, produk turunan fatty amines banyak digunakan dalam industry pembuatan softener dan sampo. Berbagai industri tersebut mempunyai prospek pasar yang cukup bagus, oleh karena itu diversifikasi pendayagunaan minyak kemiri sunan sebagai bahan baku produk oleokimia sangat mungkin untuk dikembangkan.
- ItemEVALUASI PLASMA NUTFAH(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Wiriadinata, Harry; Natakarmana, Hendra; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak nabati serta derivasinya yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat digunakan sebagai tanaman konservasi karena mempunyai habitus yang relatif besar, ukuran daun yang lebar dan rimbun, serta perakarannya yang kuat dan dalam. Tanaman kemiri sunan bukan merupakan tanaman asli Indonesia tetapi diduga berasal dari daratan Filipina. Penyebarannya di Indonesia sengaja dilakukan untuk memenuhi ekspor Minyak Kayu Cina (China Houtline) dari Aleurites fordii dan A. Montana. Sampai saat ini populasi tanaman kemiri sunan di Indonesia masih sangat terbatas dan belum dibudidayakan secara khusus. Oleh karena itu, upaya pengkoleksian plasma nutfah (baik dari sumber yang sudah ada sekarang maupun introduksi dari tempat asalnya) serta penguasaan teknologi budidaya dan pasca panennya merupakan hal yang harus segera dilakukan. Sebagai komoditas perkebunan maupun untuk keperluan penanggulangan lahan kritis pada areal terbuka bekas hutan, maka perlu manajemen dan kajian ekonomi yang baik terutama dalam masalah penyediaan lahan, tenaga kerja, serta soisal ekonomi masyarakat.
- ItemINTENSITAS PENYINARAN UNTUK PERTUMBUHAN BENIH(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Saefudin, Saefudin; Sasmita, Kurnia; Listyati, Dewi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarPenelitian untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap pertumbuhan benih kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) telah dilakukan di Kebun Percobaan Pakuwon yang terletak pada ketinggian 450 m di atas permukaan laut, jenis tanah Latosol dan tipe iklim B1 (Oldeman) mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2009. Kecambah benih kemiri sunan diperoleh dari Desa Pejagan, Cisitu, Sumedang, Jawa Barat, yang ditanam dengan polibeg hitam yang berukuran 25 x 25 cm dengan media tanah dan pupuk kandang perbandingan 1 : 1. Percobaan disusun secara observasi di tempat terbuka dan ternaung (50%) dengan tanaman sampel masing‐masing sebanyak 15 polibeg yang ditentukan secara purposive pada benih yang tumbuh normal dan bebas hama serta penyakit. Parameter yang diamati meliputi karakter tinggi batang, diameter batang, jumlah daun, diameter tajuk, panjang dan lebar daun serta panjang tangkai daun. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik dengan uji t‐student taraf 5% secara tidak berpasangan setelah terlebih dahulu diuji keragamannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan 50% memberikan pengaruh nyata menurunkan diameter batang, jumlah daun, panjang dan lebar daun pada benih kemiri sunan.
- ItemINVENTARISASI SERANGGA PERUSAK DI PEMBENIHAN(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Khaerati, Khaerati; Indriati, Gusti; Syamsudin, Syamsudin; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarSampai sejauh ini tanaman kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) banyak tumbuh liar secara alami. Oleh sebab itu, banyak aspek budidaya yang belum dipahami secara baik, termasuk kemungkinan sejumlah organisme pengganggu tanaman (OPT) yang potensial dapat merusak tanaman atau produksi. Percobaan pada tingkat perbenihan dilakukan untuk menginventarisasi hama potensial yang dapat mengakibatkan kerusakan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih kemiri sunan muda dapat terserang hama belalang sejak umur 1 bulan. Pada umur 2 bulan benih kemiri mulai terserang belalang dan ulat api. Sedangkan pada benih umur 3 bulan, jenis hama yang menyerang selain belalang dan ulat api, juga ulat kantong.
- ItemKARAKTERISTIK BENIH(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Saefudin, Saefudin; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarPenelitian untuk mengetahui karakteristik benih kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) telah dilakukan di Kebun Percobaan Pakuwon yang terletak pada ketinggian 450 m diatas permukaan laut, jenis tanah latosol dan tipe iklim B1 (Oldeman), mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2009. Kecambah benih kemiri sunan berasal dari desa Pejagan Cisitu kabupaten Sumedang Jawa barat, yang ditanam dalam polibeg hitam ukuran 20 x 30 cm dengan media tanah dan pupuk kandang sapi perbandingan 1:1. Parameter yang diamati meliputi karakter tinggi batang, diameter batang, jumlah daun segar, diameter tajuk dan jarak internode. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik sampai tahap rataan dan koefisien keragaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih kemiri sunan umur 3 bulan mempunyai karakter tinggi batang 39,0 cm, diameter batang 1,15 cm, jumlah daun segar 12,0, diameter tajuk 39,1 cm dan jarak internode 2,5 cm Ukuran panjang dan lebar lamina daun maksimum adalah 18,6 cm dan 18,3 cm terdapat pada daun no 9, sedang panjang tangkai daun maksimum 11,1 cm terdapat pada daun no 7 dan no 8 dihitung dari daun paling tua (no 1).
- ItemKARAKTERISTIK MORFOLOGI BUNGA(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Ajijah, Nur; Wicaksono, Ilham N.A.; Syafaruddin, Syafaruddin; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKemiri sunan Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw merupakan tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai penghasil biodiesel sekaligus juga untuk penghijauan. Meskipun demikian, belum banyak informasi mengenai tanaman tersebut, terutama karakteristik reproduksinya. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi karakteristik morfologi bunga R. trisperma dikaitkan dengan kemungkinan sistem penyerbukannya. Penelitian dilaksanakan di Majalengka pada akhir April–awal Mei 2009. Parameter yang diamati meliputi: waktu pembungaan (musim berbunga), morfologi bunga, waktu dan lamanya bunga mekar serta viabilitas serbuk sari. Hasil penelitian menunjukkan R. trisperma merupakan tanaman trimonoecious yaitu memiliki bunga betina, jantan dan hermaprodit pada satu pohon. Bunganya merupakan bunga terminal yang tersusun dalam infloresensia tipe panicle. Bunga betina, jantan dan hermaprodit terdapat dalam satu infloresensia atau dalam infloresensia yang terpisah. Bunga betina, jantan dan hermaprodit dalam satu infloresensia mekar secara tidak bersamaan dan bunga betina ditemukan lebih banyak dibandingkan bunga jantan dan hermaprodit. Karakteristik morfologi bunga R. trisperma menunjukkan kecenderungan sistem penyerbukan allogami baik geitonogami maupun xenogami yang dibantu angin.
- ItemKEKERABATAN PLASMA NUTFAH AKSESI SUMEDANG(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Randriani, Enny; Tresniawati, Cici; Wicaksono, Ilham; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui keragaman dan kekerabatan 18 pohon kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Nomor‐nomor kemiri sunan dipilih secara acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman karakter vegetatif yaitu karakter panjang daun muda (KK 32.77 %), lebar daun muda (KK 34.667 %), panjang tangkai daun muda (KK 30.342 %), karakter generatif berat buah (KK 19.344 %) dan berat kulit buah (KK 20.157 %) termasuk kategori sangat tinggi. Oleh karena itu seleksi terhadap karakter‐karakter tersebut akan memberikan kemajuan yang cukup besar bagi perbaikan tanaman melalui program pemuliaan berikutnya. Pengelomokan aksesi menggunakan analisis gerombol (cluster analysis) berdasarkan keragaman sifat morfologi diantara 18 nomor kemiri sunan. Hasil analisis menunjukkan terdapat dua kelompok besar aksesi, kelompok pertama terdiri dari no. 7 dan no. 8, sedangkan kelompok kedua terdiri dari 16 nomor lainnya.
- ItemKemiri Sunan : Potensi dan Prospek(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Wardiana, Edi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKemiri sunan atau Reutealis trisperma (BLANCO) Airy Shaw merupakan salah satu jenis tanaman tahunan penghasil bahan bakar nabati (BBN) yang akhir‐akhir ini menjadi salah satu pusat perhatian banyak kalangan. Tanaman ini bukan merupakan tanaman asli Indonesia melainkan diduga berasal dari daratan philipina yang tersebar ke Indonesia melalui perdagangan minyak tung oil oleh para pedagang Cina. Populasinya di Indonesia masih terbatas, di daerah Kabupaten Majalengka dan Garut Propinsi Jawa Barat, tanaman ini banyak ditemukan di pemakaman‐pemakaman penganut agama Islam sehingga sampai saat ini upaya konservasi seperti itu sangat diperlukan.
- ItemPENAMPILAN DAN MANFAAT LIMA SPESIES KEMIRI(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Ibrahim, Meynarti Sari Dewi; Wardiana, Edi; Taher, Syahrial; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) tidak hanya berguna sebagai bumbu masak, bagian tanamannya juga digunakan sebagi bahan baku industri kecantikan, farmasi, cat dan perabot rumah tangga. Selain itu dapat juga digunakan sebagai obat kulit, obat pinggang, sakit kepala, demam, borok, bisul, disentri dan sariawan. Bahkan kemiri jenis Reutealis trisperma yang belakangan dikenal sebagai kemiri sunan merupakan salah satu tanaman penghasil biodiesel yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sampai saat ini dari sekian banyak spesies Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw, hanya 5 spesies yang telah dibudidayakan dan dikembangkan dengan baik. Untuk mengenal lebih baik masing‐masing spesies, dibahas tentang deskripsi dan kegunaan dari masing‐masing spesies kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Hasilnya didapatkan adanya perbedaan deskripsi dan kegunaan dari masing‐masing spesies kemiri.
- ItemPENAMPILAN MORFOLOGIS KEMIRI DI KEBUN KOLEKSI BOGOR(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Udarno, Laba; Setiyono, Rudi T; Tjahjana, Bambang Eka; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri merupakan tanaman tahunan yang multi guna karena hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Terdapat 5 jenis kemiri yang tumbuh dan berproduksi dengan baik di Indonesia yaitu Aleurites mollucana, Aleurites trisperma, Aleurites montana, Aleurites cordata dan Aleurites fordii. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk mengetahui penampilan morfologi dua jenis kemiri yang dikoleksi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan di Bogor. Penampilan morfologi kedua jenis kemiri tersebut berbeda satu sama lainnya dengan kadar minyak berkisar 40‐60%.
- ItemPENGARUH DAYA TEKAN DAN WARNA KERNEL TERHADAP RENDEMEN MINYAK(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Herman, Maman; Pranowo, Dibyo; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan tumbuhan asli dari Filipina, namun saat ini banyak tumbuh secara alami di Jawa Barat. Kondisi agroklimat Jawa Barat sangat memungkinkan untuk tumbuh dan berkembangnya jenis tanaman ini secara optimal. Potensi terbesar dari tanaman kemiri sunan terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit). Pada biji terdapat inti biji (kernel) dan kulit biji. Inti biji inilah yang yang dapat diproses menghasilkan minyak nabati yang sangat potensial sebagai penghasil biosolar. Namun sampai saat ini penelitian‐penelitian untuk mengkaji secara mendalam tentang karakteristik minyak kemiri sunan masih sangat terbatas. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian untuk mempelajari pengaruh kuat tekan dan warna kernel terhadap rendemen minyak kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Penelitian dilakukan di Laboratorium lapang Kebun Induk Jarak Pagar (KIJP) Pakuwon, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) 2 faktor dan ulangan 5 kali. Faktor pertama adalah perlakuan kuat tekan terdiri atas dua taraf perlakuan yaitu 30 ton dan 50 ton. Faktor kedua adalah perlakuan warna kernel lima taraf yaitu: 1. Coklat kehitaman, 2. Coklat, 3. Coklat keputihan, 4. Putih, dan 5. Biji utuh tanpa dikupas sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tekan sebesar 50 ton dikombinasikan dengan warna kernel berwarna putih menghasilkan rendemen minyak yang paling tinggi sebesar 52.17 % berbeda sangat nyata dibanding kombinasi perlakuan lainnya.
- ItemPotensi Ekonomi Kemiri Sunan sebagai Bahan Baku Industri dan Energi(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Listyati, Dewi; Saefudin, Saefudin; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri sunan dikenal sebagai tanaman yang tumbuh secara alami tanpa pemeliharaan.Tanaman ini memiliki potensi besar secara sosial ekonomi dan strategis karena manfaatnya yang sangat beragam yaitu sebagai sumber energi alternatif (biodiesel), biogas, pupuk, bahan baku industri, dan juga untuk konservasi lahan. Melihat kegunaannya yang beragam, sedangkan informasi yang tersedia tentang tanaman ini masih terbatas, maka penelitian tentang tanaman kemiri sunan dari berbagai aspek masih sangat diperlukan. Tulisan ini menyajikan beberapa kegunaan tanaman kemiri sunan sebagai bahan baku industri dan sumber energi alternatif yang terbarukan sebagai informasi bagi yang memerlukannya.
- ItemPROSES PEMBUATAN BIODISEL(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Pranowo, Dibyo; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarPenelitian pendahuluan pembuatan biodiesel kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) telah dilakukan di laboratorium lapangan Kebun Induk Jarak Pagar BALITTRI Parungkuda (Sukabumi) dari bulan April–Mei 2009. Penelitian pembuatan biodiesel dilakukan dengan menggunakan alat reaktor biodisel Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan menggunakan MKKS yang berasal dari kernel putih. Penelitian dilakukan dua kali kegiatan masing‐masing menggunakan bahan MKKS sebanyak 40 liter, metanol 8,8 liter dan katalis KOH sebanyak 560 gram. Penelitian I menggunakan metoda transesterifikasi dua tahap dan Penelitian II menggunakan metoda transesterifikasi satu tahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penelitian I dengan metoda transesterifikasi dua tahap diperlukan waktu selama 385 menit sampai dengan pendinginan biodisel, diperoleh biodisel sebanyak 34,82 liter (87,05%) dan sebanyak 5,18 liter (12,95%) MKKS yang terproses menjadi gliserol. Sedang pada pada penelitian II dengan metoda transesterifikasi satu kali diperlukan waktu 355 menit sampai dengan pendinginan biodiesel, diperoleh biodisel sebanyak 35,16 liter (87,90%) dan sebanyak 4,84 liter (12,10%) MKKS yang terproses menjadi gliserol. Hasil analisis laboratorium terhadap mutu biodisel kemiri sunan menunjukkan bahwa terdapat tiga parameter dari 9 parameter yang diuji yang belum memenuhi nilai Standar Nasional Indonesia, yaitu nilai viskositas kinematik, gliserol total dan kadar ester alkhyl.
- ItemPROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI BUNGKIL(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Heryana, Nana; Usman, Usman; Rusli, Rusli; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarBungkil kemiri sunan merupakan komponen hasil cukup besar dari biji kemiri sunan, yaitu bisa mencapai 55 %. Kompos (pupuk organik) berasal dari limbah bungkil kemiri sunan merupakan sisa pengepresan minyak. Kualitas kompos tersebut dapat diperkaya dengan menggunakan dekomposer seperti EM‐4 atau Biotama 3 yang disertai dengan pemberian pupuk kandang yang sudah matang, gula pasir dan air secukupnya untuk mempertahankan tingkat kelembaban yang memadai sehingga proses pelapukan (dekomposisi) berlangsung dengan baik. Kendala dalam proses pembuatan pupuk organik dari bungkil kemiri sunan adalah sisa komponen minyak yang masih terdapat pada bungkil tersebut, karena merupakan senyawa yang sulit terdekomposisi. Dengan demikian masih diperlukan perbaikan teknologi pengepresan yang mampu mengeluarkan (ekstraksi) minyak sebanyak mungkin atau penambahan dekomposer (pengurai) spesifik terhadap sisa minyak yang masih tertinggal dalam bungkil kemiri sunan.
- ItemProspek Kemiri Sunan sebagai Penghasil Minyak Nabati(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Herman, Maman; Heryana, Nana; Supriadi, Handi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan tanaman tahunan berbentuk pohon, tinggi dapat mencapai 12 – 15 meter dengan diameter batang lebih dari 60 cm dan kanopi yang lebar. Potensi terbesar dari tanaman kemiri sunan terdapat pada buahnya yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit). Pada biji penghasil bahan bakar nabati (BBN) beserta turunan‐turunannya. Kemiri sunan merupakan salah satu jenis menghasilkan biji yang tinggi (20 ‐ 25 ton biji kering/ha/th) tanaman ini tidak bersaing dengan tanaman pangan, mudah dibudidayakan, memiliki fungsi ganda sebagai tanaman konservasi dan penghasil BBN serta memiliki potensi ekonomi yang tinggi.
- ItemSTATUS KOLEKSI PLASMA NUTFAH(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Ajijah, Nur; Tresniawati, Cici; Randriani, Enny; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTersedianya koleksi plasma nutfah dengan keragaman genetik yang memadai merupakan syarat penting bagi keberhasilan program pemuliaan suatu tanaman termasuk Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw. Tulisan ini membahas status koleksi plasma nutfah kemiri sunan di Balittri. Pada saat ini Balittri mengoleksi 3 provenan kemiri sunan yaitu provenan Majalengka (902 tanaman), Sumedang (400 tanaman) dan Garut (10 tanaman) yang ditanam di KP Pakuwon Sukabumi. Hasil pengamatan terhadap koleksi plasma nutfah umur 1, 2 dan 3 bulan menunjukkan adanya keragaman karakteristik vegetatif sedang sampai sangat tinggi. Namun demikian untuk mendukung program pemuliaan yang berkelanjutan masih diperlukan upaya untuk meningkatkan keragaman genetik yang ada antara lain melalui kegiatan eksplorasi ke sentra penyebaran Kemiri sunan.