Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian Kesiapan Sumber Daya Pertanian dan Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian Kesiapan Sumber Daya Pertanian dan Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0 by Subject "Bioindustri"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenyediaan Pakan Konsentrat Berbahan Baku Lokal sebagai Pengungkit Sistem Petanian Bioindustri Berbasis Sapi Perah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Pramono, Djoko; Herianti, Isnani; Sejati, Gunawan; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPakan adalah salah satu unsur penting dalam menjalankan usaha terna termasuk sapi perah, apabila pakan yang diberikan tidak memenuhi standar kebutuhan untuk hidup pokok dan berproduksi maka hasilnya tidak akan optimal. Secara alami pakan sapi perah adalah berupa hijauan (rumput dan daun-daunan), namun untuk mendapatkan produksi susu yang optimal diperlukan pakan tambahan (konsentrat) dengan kandungan protein dan energy yang seimbang. Pakan konsentrat bersifat mudah dicerna dan mempunyai kandungan protein cukup tinggi. Ketersediaan pakan konsentrat dilokasi usaha peternakan merupakan terobosan untuk memperoleh konsentrat secara lebih murah dan terjamin ketersediaannya. Oleh karena itu Kelompok Tani Ternak (KTT) Sidomakmur di Dusun Ngemplak, Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali berupaya memproduksi pakan konsentrat dengan menggunakan bahan lokal dari sekitar lokasi. Bahan pakan yang tersedia di lokasi kegiatan antara lain kulit kopi, bungkil kelapa, roti afkir, dedak padi, kulit kedelai, kulit singkong, kulit kacang hijau dan ampas singkong (onggok). Hasil analisa menunjukkan bahwa kandungan protein baru mencapai 12,98 %, pada hal untuk sapi perah sebetulnya memerlukan protein sekitar 14%. Meskipun demikian pemberian pakan konsentrat telah memberikan dampak kenaikan produksi susu pada sapi-sapi yang mendapakan pakan tambahan (konsentrat), yaitu 9,69 vs 13,45 l/ek/hr. Jadi dengan menyediakan pakan konsentrat secara mandiri selain mendapat harga lebih rendah juga mampu meningkatkan nilai tambah dari bahan yang tersedia disekitar lokasi.
- ItemSistem Integrasi Tanaman Pangan dan Ternak Sapi Menuju Sistem Pertanian Bioindustri di Lahan Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Suhendrata, Tota; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianLahan sawah tadah hujan sangat layak untuk dipertimbangkan dalam menunjang swasembada pangan, walaupun pada agroekosistem ini banyak dijumpai kendala antara lain curah hujan yang tidak menentu, kesuburan tanah rendah dan gulma yang padat. Dengan bertumpu pada tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) yang waktu tanamnya bergilir dan kepemilikan/penggarapan sawah yang relatif sempit menyebabkan produktivitas dan pendapatan petani masih rendah. Salah satu sistem pertanian yang dapat dikembangkan adalah sistem integrasi tanaman pangan dan ternak (SITT). SITT yang sudah ada perlu disempurnakan dan dikembangkan baik dari segi teknologi maupun manajemen usahanya. Sistem integrasi tanaman pangan dan ternak sapi bebas limbah (SITT-BL) merupakan penyempurnaan dari SITT dan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan tingkat kesuburan dan produktivitas lahan sawah tadah hujan. Tujuan tulisan ini adalah memberikan gambaran manfaat penerapan SITT-BL. Implementasi model SITT-BL dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak Loh Jinawi III Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan pada periode 2016 – 2018. Pada penerapan SITT-BL terjadi pemanfaatan limbah tanaman pangan digunakan sebagai input produksi (pakan) ternak sapi dan limbah ternak sapi digunakan sebagai input produksi (pupuk organik) tanaman pangan. Dengan demikian terjadi siklus atau perputaran hara dari lahan sawah ke tanaman, tanaman ke ternak dan kembali lagi ke sawah secara efisien atau terjadi proses meminimalkan limbah, penggunaan energi dan input produksi dari luar, dan pengolahan limbah menjadi produk baru sehingga menjadi sistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan. Penerapan model SITT-BL, baik secara teknis, finansial maupun sosial layak untuk dikembangkan dalam rangka peningkatan produktivitas, pendapatan dan pengembangan sistem pertanian bioindustri di tingkat petani.