Revitalisasi Agribisnis Kapas Diintegrasikan dengan Palawija di Lahan Sawah Tadah Hujan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Revitalisasi Agribisnis Kapas Diintegrasikan dengan Palawija di Lahan Sawah Tadah Hujan by Subject "Lahan Sawah"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemPotensi Biofisik Dan Kelayakan Lahan Sawah Sesudah Padi Untuk Kapas +Palawija Di Lamongan(Balittas, 2006) Sahid, Wisnubroto, Heri MMoch; Supriyadi Tirtosuprobo, Supriyadi; BalittasPeningkatan produksi serat kapas dalam negeri telah diusahakan secara maksimal, melalui program intensifikasi kapas rakyat (IKR) dalam ta-hun 1979, tetapi kenyataannya sampai saat ini luas areal dan produktivitas kapas program tersebut terus mengalami penurunan. Program pengembangan kapas yang selama ini diarahkan ke lahan kering banyak mengalami kendala, antara lain: daya dukung lahan, iklim, kelembagaan IKR, dan kondisi sosial ekonomi petani belum optimal sehingga kapas belum dapat berkembang dengan baik. Untuk memacu peningkatan produksi serat kapas dalam negeri, lebih memberi harapan apabila tanaman kapas dikembangkan di lahan sawah sesudah padi pa-da musim kemarau (MK1). Potensi luas lahan sawah sesudah padi yang sesuai untuk pengembangan kapas cukup luas. Dari hasil survei yang telah dilakukan menunjukkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah luas lahan yang sesuai untuk tanaman kapas dan kedelai masing-masing seluas 15.442 ha (Kadarwati et al., 1996), dan 34.700 ha (Kadarwati et al., 1998) dan di Sulawesi Selatan sekitar 60.000 ha (Sahid et al., 1995). Bila memperhatikan kesesuian terhadap kapas saja lahan sawah sesudah padi di Jawa Timur mencapai 22.265 ha (Sahid et al., 2001).