Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Berwawasan Agribisnis Mendukung Pembangunan Pertanian Wilayah Kepulauan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Berwawasan Agribisnis Mendukung Pembangunan Pertanian Wilayah Kepulauan by Subject "Alat tangkap"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemLaju Pancing dan Pengaruh Beberapa Faktor Pembatas (Pancing, Waktu dan Umpan) terhadap Hasil Tangkapan Rawai Dasar di Sekitar Peraira Seram Barat(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005-11-22) Hurasan, M Saleh; Sui, La; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenelitian laju pancing dan pengaruh factor pembatas (ukuran pancing, umpan dan waktu) terhadap hasil tangkapan di lakukan di sekitar perairan Seram Barat pada bulan Oktober s/d bulan Desember 2001 selama 40 trip dalam bentuk uji coba pengkapan. Rancangan acak lengkap digunakan dalam menganalisa pengaruh factor pembatas dan nilai laju pancing mengacu pada rumus laju pancing yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Ukuran pancing nomor 4, 6 dan 8, jenis umpan selar, kembung dan laying serta waktu sore dan pagi hari merupakan bahan analisis dalam tulisan ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran mata pancing berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan dimana ukuran pancing nomor 6 memberikan hasil yang lebih baik disbanding dengan nomor 4 dan 8 sementara waktu dan jenis umpan tidak berpengaruh nyata. Nilai laju pancing (hook rate) menunjukkan produktivitas alat cukup tinggi dn layak untuk dikembangkan (> 2%)
- ItemPengaruh Konstruksi bubu terhadap Hasil Tangkapan di Perairan Moreta. Maluku Tengah(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005-11-22) Sui, La; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuUji coba bubu jaring yang terbuat dari kerangka besi dan jaring untuk menangkap ikan hias telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan Desember 1997 di perairan desa Morela (Maluku Tegah). Disamping bubu jaring tersebut, dioperasikan juga bubu bambu yang digunakan sebagai alat tangkap pembanding. Jumlah bubu yang di operasikan adalah sebanyak 10 buah dengan perincian lima buah bubu jaring dan lima buah bubu bambu. Kedua jenis bubu dioperasikan bersamaan dan dipasang selang-seling. Pengamatan hasil tangkap dilakukan setiap hari (24 jam) sekali. Hasil tangkapan rata-rata untuk masing-masing jenis bubu adalah : bubu jaring 4,4 ekor/bubu bambu 3,7 ekor/bubu. Hasil uji statistik menunukan bahwa hasil tangkapan kedua jenis bubu berbeda nyata dan terdapat kecenderungan bahwa bubu jaring memperoleh hasil tangkapan yang lebih tinggi di banding bubu bambu. Hasil tangkapan terdiri dari 21 spesies ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi antara lain : Paracanthurus hepatus, Corys aygula, Cnaetodon kleinii, C. Unimaculatus dan Pterois antenata
- ItemSelektivitas Jaring Insang Permukaan untuk Ikan Layang (Decapterus macarelus) di Teluk Kayeli Pulau Buru(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005-11-22) Tupamahu, A; Tawari, Ruslan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPercobaan penangkapan dilakukan di Teluk Kayeli Pulau Buru dengan jaring insang permukaan yang dioperasikan di rumpon dengan bantuan cahaya lampu. Parameter selektivitas untuk ikan layang (Decapterus macarelus) diesimasi dari hasil tangkapan jaring permukaan dengan kombinasi ukuran mata jaring 3,81 cm, 4,45 cm dan 5,08 cm serta nilai pengerutan 45% dan 30%. Tujuan penelitian adalah untuk mengestimasi selektivitas jaring insang permukaan dengan konstruksi yang berbeda terhadap ukuran ikan layang yang tertangkap. Selektivitas ukuran mata jaring diestimasi menggunakan metode Holt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin besar ukuran mata jaring makin meningkatkan modus panjang standar ikan layang. Demikian halnya makin kecil nilai pengerutan makin meningkatkan modus panjang standar untuk masing-masing ukuran mata jaring. Kurva selektivitas jaring insang permukaan mengindikasikan bahwa ikan yang ditangkap dengan konstruksi jaring nilai pengerutan 45%, peluang tertangkap ikan layang yang berukuran kecil lebih besar dari jaring dengan nilai pengeluaran30%. Panjang standar yang berpeluang tertangkap dan lolos 50% untuk ukuran mata jaring 38,1 mm, 44,5 mm, dan 50,8 mm nilai pengerutan 45% adalah 155 mm dan 225 mm, 190 mm dan 275 mm, serta 225 mm dan 290 mm. untuk nilai pengerutan 30% panjang standar yang berpeluang tertangkap dan lolos 50% dengan ukuran mata jaring 38,1 mm adalah 165 mm dan 235 mm, ukuran mata jaring 44,5 mm adalah panjang standar 195 mm dan 265 mm, dan ukuran mata jaring 50,8 mm adalah panjang standar 230 mm
- ItemUji coba penggunaan jaring insang cakalang dan hasil tangkapannya di perairan Maluku Tengah(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005-11-22) Sui, La; Hurasan, M Saleh; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuUji coba penggunaan laju jarring insang cakalang telah dilakukan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 1998 di perairan Maluku Tengah. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk melihat produktivitas jarring insang cakalang terhadap spesies targetnya (tuna dan cakalang) sehingga dapat dikembangkan sebagai alat tangkap alternative pada saat kapal cakalang sulit memperoleh ikan umpan. Data diperoleh dari hasil tangkapan pengoperasian jarring meliputi : metode pengoperasian jaring komposisi hasil tangkapan ukuran berat dan jumlahnya. Selain itu juga diambil data-data mengenai kapal dan jarring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penebaran jarring dilakukan pada waktu sore hari dengan menggunakan tenaga dorong angin (posisi mesindimatikan) dan diangkat pada waktu besok pagi. Hasil tangkapan yang diperoleh adalah berbagai jenis ikan permukaan (pelagis) yang berukuran besar dan didominasi oleh ikan spesies target (tuna dan cakalang yaitu 42,6% dari hasil tangkapan yang diperoleh. Dengan demikian jarring insang ini dapat dikembangkan sebagai alat tangkap alternative pengganti di saat alat tangkap utama (huhate dan pancing lain) sulit memperoleh umpan