Browsing by Author "lAS IRSAl"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemGRAND DESIGN LAHAN RAWA(Balai Pengunjian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2007) lAS IRSAl; SUKARMAN; SUBAGYONO KASDI; SURIADIKARTA D.A; NOOR M; JUMBERI AHMADISumberdaya lahan rawa di Indonesia, sebagai salah satu pilihan lahan pertanian di masa depan, dan secara dominan terdapat di empat pulau besar di luar Pulau Jawa, yaitu Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua, serta sebagian kecil di Pulau Sulawesi. Menurut Puslittanak (2000) total luas lahan rawa di Indonesia adalah 34.309.958 hektar, terdiri atas tanab gambut seluas 13.302.278 hektar, dan tanah mineral seluas 21.107.682 hektar. Berdasarkan jenis tanah dan kendala pengembangan, lahan rawa pasang surut dipilah atas 4 (empat) tipologi utama, yaitu (l) lahan potensial, (2) lahan sulfat masam, (3) lahan gambut, dan (4) lahan salin (Widjaja-Adhi, 1992, 1995). Berdasarkan hidrotopografi wilayah, pengaruh luapan pasang, dan pengatusan (drainage) temporer/permanen, maka wilayah pasang surut dibagi dalam 4 (empat) tipe luapan, yaitu tipe luapan A, B, C, dan D (WidjajaAdhi et al, 1992). Pengaruh lingkungan sangat kuat terhadap sifat-sifat kimia tanah dan air pada wilayah rawa pasang surut. Kendala biofisik utama pada tanah rawa pasang surut adalah kemasaman, kelarutan ion-ion toksis, kahat hara makro, amblesan (subsidence), dan daya sangga tanah (bearing capasity). Selain biofisik, pengembangan pertanian di lahan rawa pasang surut juga dihadapkan pada kondisi keteknikan yaitu tata air dan kondisi sosial ekonomi. Keberhasilan subsektor pengembangap lahan rawa dibeberapa provinsi dan kegagalan proyek PLG sejuta ha di Kalimantan Tengah merupakan pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga. Oleh karena Itu diperlukan adanya suatu perencanaan melalui penyusunan grand design lahan rawa, yang bertujuan untuk memberikan aeuan pelaksana pembangunan pertanian di lahan rawa.
- ItemMENGGALI POTENSI PERTANIAN PADA LAHAN RAWA PENGALAMAN MASA LALU DAN STRATEGI KE DEPAN(Balai Pengunjian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2007) FAGI AHMAD M; lAS IRSAlPerhatian terhadap pembangunan pertanian pada Iahan rawa dari sejak Hindia Belanda snmpai sekarang tidak pcrnah berhcnti, walaupun mcngalarni pasang gurut, Pemantapon organisasi dan pcningkatan capaclly bulldlng dari Balittan Banjarbaru, inisiaci SWAMP II, ISDP dan P2SLPS2 adalah bukti dari bcgarnya perhatian pernerintah„ produktivitas padi (Ian palawija naik dcngan pcncrapan teknologi tepat guna yang dihasilkan oleh Balittan Banjarbaru, kcmudian divcrifikagi Olch SWAMP JI dan ISDP, Di lokasi P2SLPS2, sctclah sekitar 10 tahun, gclain produktivitag komoditas tanaman pangan dan Iahan, pendapatan dan kcscjahtcraan pctani naik, juga kcmandirian den kewiraugahaan petani tumbuh dan berkembang, Bcrdagarkan kigah gukgcg rnaga Jalu itu dapat disimpulkan bahwa pengembangan pcrtanian pada Iahan rawa gangat progpektif. Metode Iry and error tela)) berganti (Icngan metode yang bcrlandagkan iJmu pcr;getahuan dan teknologi, sehingga ketidak pastian produksi dan produktivitas pcrtanian pada Iahan rawa pasang-surut dipcrkecil, bahkan ditiadakan. Pcmbangunan pcrianian pada Jahan rawa pasang gurut ke depan supaya terfokus ke Iahan potcngial dan Iahan yang teJah direklamagi, termasuk Jahan PLG 1.000.000 ha. Pcnataan ulang tipoJogi Jahan pada gkaJa 1:250.000; skala 1:100.000 atau 1:50.000 dan skala SJ dipcrlukan, bcrturut-turut untuk perencanaan propinsi, perencanaan kabupatcn, dan pcrcncanaan tehnik budidaya Olch kccamatan, desa dan pctani. Teknologi yang bcrhasil mcningkatkan hagil padi dan palawija di Jokasi Gelar Teknologi di Karang Agung Ulu, Musi Banyuagin, dan pcrluagannya di lokasi P2SLPS2 di Sumatera Selatan dapat digunakan scbagai acuan, Pendckatan KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sincrgismc) supaya digunakan dalam pcmbangunan pertanian pada Iahan rawa pasar,g surut.