Browsing by Author "Wakhid, Nur"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemUntitled(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, ) Wakhid, Nur; Syahbuddin, Haris; Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi; Khairullah, Izhar; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa; Indrayati, Linda; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa; Cahyana, Destika; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa; Mawardi, Mawardi; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa; Noor, Muhammad; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa; Anwar, Khairil; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa; Alwi, Muhammah; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa; Hairani, Anna; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
- ItemKARAKTERISTIK LAHAN RAWA(Balittra, 2017) Fahmi, Arifin; Wakhid, Nur; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaLahan rawa dapat diartikan sebagai "daerah paya, rawa, gambut atau air, yang terjadi secara alami atau buatan, bersifat permanen atau sementara, dengan air yang statis atau mengalir, segar, payau atau asin, termasuk area air laut yang tidak lebih dari enam meter". Lahan rawa dapat dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria sesuai dengan tujuan pengelompokan tersebut, misalnya berdasarkan rejim hidrologinya maka lahan rawa dapat dibedakan atas dua tipolagi lahan, yaitu rawa lebak dan rawa pasang surut. Lahan rawa yang berada disekitar dataran banjir daerah pantai seperti lahan rawa pasang surut terbentuk akibat peningkatan muka air laut yang membawa sedimen dan atau aliran sungai yang bermuara ke laut, kemudian mengendap pada daerah sekitar pantai. Sedangkan lahan rawa dataran banjir sungai seperti lahan rawa lebak berkembang melalui proses erosi dan sedimentasi di lahan sekitar sungai. Lahan rawa adalah sebuah kata yang menunjukkan kondisi lahan yang berhubungan dengan keberadaan air sebagai faktor kuncinya, selama sepanjang tahun, atau dalam waktu tertentu keberadaan air secara langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi sifat lahan tersebut. Berdasarkan bahan induknya, tanah di lahan rawa dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanah mineral dan tanah gambut, Kedua kelompok ini dapat ditemui di lahan pasang surut maupun di lahan lebak. Tanah gambut adalah sumber daya alam yang bersifat rapuh dan tidak dapat diperbaharui, kerusakan sifat fisiknya seperti kering tak balik akan menyebabkan degradasi sifat-sifat tanah lainnya baik secara kimia maupun biologi. Sesuai namanya, tanah-tanah mineral di lahan pasang surut memiliki sifat yang secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh kondisi muka air laut atau sungai-sungai besar. Tanah sulfat masam sebagai salah satu jenis tanah yang dominan, sifat fisik, kimia maupun biologinya akan sangat cepat berubah mengikuti kondisi hidrologis lahan. Pirit sebagai salah satu mineral yang banyak ditemui pada tanah ini memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat-sifatnya seperti pH tanah, kadar unsur meracun dan ketersediaan hara.
- ItemPertanian di Jerman(Balittra, 2019) Wakhid, Nur; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaWhat is your comment about agriculture in Indonesia?” pertanyaan pertama dari Prof. M. Noor, salah satu peneliti senior Balittra, membuka sesi tanya jawab pada acara seminar rutin Balittra yang pada hari itu diisi oleh tamu spesial yaitu Hannah Fischer, sarjana pertanian lulusan Universitas Bonn, asli dari Jerman. Hannah Fischer melakukan magang di Indonesia sejak Oktober 2016, dimulai dari IPB Bogor, dan sejak awal Januari lalu, pindah magang ke Balittra, mempelajari tentang pertanian lahan rawa, selama kurang lebih 1 bulan sampai awal Februari bulan depan, serta akan dilanjutkan ke Pulau Sulawesi untuk mempelajari pertanian organik di Indonesia