Browsing by Author "Wahyudi, Erwan"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemDAMPAK SOSIAL PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI) TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Wahyudi, Erwan; Balai Pengkajian Teknologi PertanianTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasikan dampak Sosial yang diakibatkan penambangan emas tanpa izin pada keberlanjutan usahatani padi sawah yang ada disekitar penambangan emas tanpa izin (PETI). Maraknya Penambangan Emas Tanpa Izin memberi dampak negatif terhadap produksi usahatani padi yang ada disekitar areal tambang, bahkan tidak saja telah merusak lingkungan dan memusnahkan sawah produktif disamping itu juga telah memberi dampak sosial bagi masyarakat terutama petani yang ada disekitar areal penambangan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Merangin, Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 responden yang diambil dengan teknik proporsional stratified random sampling di dua kondisi petani yaitu sekitar penambangan emas tanpa izin (PETI) dan jauh dari penambangan emas tanpa izin (PETI). Dalam mengidentifikasi keberlanjutan usahatani padi sawah di sekitar areal digunakan pengukuran secara kualitatif, yaitu dengan melihat indikator keberlanjutan usahatani. Indikator yang dilihat berupa padi sebagai tanaman pokok, pekerjaan utama, hubungan masyarakat dengan aparat dan pelaku usaha, dan apakah masyarakat menerima kegiatan penambangan atau menolak.
- ItemFAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFEKTIVITAS TUJUAN PEMBELAJARAN SL-PTT PADI SAWAH PADA KOMUNITAS PETANI DI LAMPUNG(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Slameto; Wahyudi, Erwan; BPTP JambiPeningkatan produksi padi di Lampung dilakukan dengan implementasi inovasi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah. Salah satu upaya dilakukan dengan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) padi sawah. Pembelajaran sekolah lapang tersebut terjadi pada berbagai komunitas etnis petani padi. Tujuan pembelajaran yang dicapai meliputi peningkatan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan petani. Namun masih terjadi kesenjangan dalam pembelajaran antar etnis petani tersebut, sehingga berakibat pada efektifitas tujuan pembelajaran. Efektifitas tujuan pembelajaran diduga dipengaruhi banyak faktor dari dalam diri etnis petani dan dari luar. Tujuan penelitian: menganalisis pengaruh faktor karakteristik demografi petani, karakteristik psikografi petani, perilaku komunikasi petani, karakteristik modeling, peran kelompok tani, dan intensitas penyuluhan terhadap efektifitas tujuan pembelajaran SL-PTT padi sawah petani etnis Lampung, Jawa dan Bali. Metode penelitian dengan survey pada petani peserta SL-PTT padi sawah. Jumlah sampel 286 petani. Lokasi penelitian di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan dan Lampung Barat. Analisis data menggunakan analisis regresi model linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan, pada pembelajaran yang meliputi komponen pengetahuan, sikap, dan ketrampilan petani antara etnis Bali-Lampung dan Jawa-Lampung menunjukkan perbedaan dan dipengaruhibanyak faktor. Secara bersama efektifitas tujuan pembelajaran SL-PTT padi sawah ketiga etnis dipengaruhi umur, sikap terhadap perubahan, tingkat rasionalitas, kompetensi model, status model, dan peran dalam kelompok tani. Implikasinya bahwa diperlukan penyusunan materi pembelajaran yang baik, diperlukan peningkatan pemberdayaan kelompok tani, pemberdayaan peran figur panutan dan tokoh masyarakat tani.
- ItemINOVASI TEKNOLOGI LAHAN RAWA PASANG SURUT MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN NASIONAL (TECHNOLOGICAL INNOVATION TIDAL SWAMP LAND TO SUPPORT NATIONAL FOOD SOVEREIGNTY)(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Susilawati, Ani; Wahyudi, Erwan; BPTP JambiPotensi lahan rawa pasang surut sangat besar, tersebar di Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi. Sebagian lahan tersebut sudah dibuka dan diusahakan. Namun perlu didukung oleh inovasi teknologi karena umumnya lahan rawa pasang surut memiliki beberapa kendala meliputi aspek teknis, infrastruktur, dan aspek sosial ekonomi serta kelembagaan. Dengan adanya sentuhan teknologi, lahan rawa pasang surut berpeluang besar untuk meningkatkan produksi padi di lahan rawa pasang surut sehingga berkontribusi signifikan terhadap produksi padi nasional, bahkan dapat dijadikan sebagai lumbung pangan nasional. Beberapa inovasi teknologi budidaya padi di lahan rawa pasang surut yang terkait dengan tanah dan air antara lain: penyiapan lahan, penataan lahan, pengelolaan air, pengelolaan hara dan pupuk. Apabila dilakukan optimalisasi lahan rawa pasang surut dengan dukungan inovasi teknologi pengelolaan dan budidaya yang baik, peningkatan intensitas pertanaman (IP 200), maka dapat diperoleh tambahan produksi sebesar 3,5 juta ton gabah per tahun. Pencapaian optimalisasi di atas dapat dilakukan secara bertahap, penerapan asas prioritas, berkesinambungan, sistematis, dan fokus.
- ItemKeanekaragaman Buah Eksotis Lahan Rawa Kalimantan Timur(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Susilawati, Ani; Wahyudi, Erwan; BPTP JambiLahan rawa adalah salah satu ekosistem yang sangat spesifik dan ditemukan banyak keragaman hayati diantaranya buah-buah eksotis. Buah-buah tersebut merupakan sumberdaya genetik yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gen untuk meningkatkan kualitas buah. Di lahan rawa Kalimantan Timur ditemukan beberapa jenis buah yang dipandang sebagai buah eksotis karena tanaman buah-buah tersebut memiliki karakteristik yang cukup spesifik dan termasuk sudah langka keberadaannya antara lain : Mangga Repeh, buah Teray, durian Lahong dan buah Poh Bolong. Mengingat laju pertambahan penduduk dan alih fungsi lahan serta anomali iklim, maka upaya pemanfaatan dan pengembangan keanekaragaman hayati pertanian, terutama tanaman buah-buahan ini perlu ditingkatkan secara nyata. Langkah-langkah pokok yang penting dalam pemanfaatan dan pengembangan keanekaragaman tanaman buah eksotis ini, adalah (i) penyusunan strategi konservasi tanaman buah-buahan lahan rawa yang ada, dan (ii) penyusunan rencana aksi bagi pelestarian dengan pengembangan budidaya dan pengelolaannya secara terpadu
- ItemPENGARUH MEDIA PENYULUHAN DALAM RANGKA ADOPSI TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO DI DESA PULAU TENGAH KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Abidin Hutagaol, Jainal; Wahyudi, Erwan; Balai Pengkajian Teknologi PertanianSalah satu faktor cepatnya inovasi teknologi pertanian bisa sampai kepada pengguna atau petani adalah pemilihan jenis media penyuluhan yang digunakan. Pemilihan media penyuluhan harus berdasarkan atau sesuai dengan sasaran dan perubahan perilaku petani yang akan kita harapkan dapat berpengaruh terhadap kecepatan dan kemudahan inovasi tersebut dapat di adopsi oleh petani itu sendiri. Untuk melihat jenis media apa yang sampai ke petani sehingga dapat mengadopsi teknologi pertanian, maka perlu dilakukan pengkajian yang dilaksanakan di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, pada bulan Januari s/d Agustus 2016. Penelitian dilakukan pada petani sawah yang berpengairan Teknis, dengan metoda observasi lapang, pengisian kusioner. Data yang dikumpulkan antara lain data primer dan sekunder melalui wawancara, kemudian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan jenis media penyuluhan yang lebih dominan sampai dan dapat diterima oleh petani di Desa Pulau Tengah dalam adopsi sistim tanam padi jajar legowo adalah jenis media penyuluhan audiovisual dengan persentase 40,40 %, di ikuti oleh media tercetak 28,30 %, benda asli/tiruan 20,90 % dan audio 4,40 %. Pelaku penyampai media penyuluhan yang lebih dominan dalam adopsi sistim tanam padi jajar legowo ke pada petani di Desa Pulau Tengan secara umum dilakukan oleh penyuluh pertanian yang ada diwilah tersebut, kemudian diikuti oleh pengurus gapoktan, petani itu sendiri, dan kepala desa. Untuk mendapatkan perubahan perilaku petani dalam menerapkan sistim tanam padi jajar legowo di lahan usahataninya dibutuhkan jenis media penyuluhan dengan memberikan contoh langsung benda asli ( skor nilai 409 dengan kriteria baik) dengan demikian petani dapat langsung melihat, menanyakan, cara, prosedur, dan teknik pelaksanakan teknologi tanam jajar legowo. Kebutuhan petani terhadap informasi sistim tanam jajar legowo dapat terpenuhi, akurat, sehingga petani tersebut mau, yakin untuk menerapkannya.
- ItemPERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN RAWA PASANG SURUT MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Susilawati, Ani; Wahyudi, Erwan; Mailina, Betty; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPertanian ramah lingkungan merupakan system pertanian yang mengelola seluruh sumberdaya pertanian dan input usahatani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai peningkatan produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan serta diterima secara sosial budaya dan berisiko rendah atau tidak merusak/mengurangi fungsi lingkungan. Lahan rawa pasang surut adalah salah satu lahan sub optimal yang mempunyai potensi dan peran strategis dalam mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan. Peranan yang penting dan strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan sekaligus pengembangan wilayah masih perlu ditingkatkan dengan penerapan teknologi pengelolaan yang tersedia dengan tetap memperhatikan kondisi agroekosistem lahan rawa yang bersifat labil atau rapuh. Penataan lahan, pengelolaan air, pemupukan dan ameliorant, pemilihan varietas, pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan), managemen budidaya serta kelembagaan yang sesuai, inovatif, terpadu, berwawasan agribisnis dan berkelanjutan dengan konsep ecofarming estate system.
- ItemSTATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DALAM KONSISTELASI MEA DI WILAYAH PERBATASAN KALIMANTAN BARAT(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Kifli, Gontom C; Wahyudi, Erwan; BPTP JambiPenyuluhan pertanian di Indonesia mengalami pasang surut dengan beragam dinamikanya. Perkembangan terakhir pada tahun 2008 dengan adanya rekrutmen tenaga lepas pembantu penyuluh pertanian (THL TBPP) dan pemberdayaan penyuluh pertanian swadaya merupakan upaya pemerintah dalam merespon minimnya tenaga penyuluh pertanian atau PPL. Peran penyuluh pertanian tetap dirasakan sangat penting dan menjadi kunci di dalam keberhasilan pembangunan pertanian di suatu daerah, karena penyuluh pertanian merupakan agen yang menjembatani inovasi antara penghasil inovasi teknologi pertanian dengan penggunanya terutama petani, terlebih dalam era MEA saat ini yang menuntut profesionalisme dan tingginya daya saing. Tujuan kajian adalah memetakan kondisi dan posisi penyuluhan pertanian di Kalimantan Barat saat ini dan merancang strategi penyuluhan pertanian yang sesuai dengan kondisi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang berbatasan dengan Malaysia terkait dengan konstelasi MEA. Kajian dilakukan dengan metode analisis statistik deskriptif yang kemudian diterjemahkan dalam pembahasan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pembangunan pertanian melalui penyuluhan pertanian di wilayah perbatasan negara memiliki nilai strategis dan potensi yang tinggi berupa sebagian besar penyuluh pertanian berada dekat dan di sekitar wilayah perbatasan, jumlah minimal ideal penyuluh pertanian telah mencukupi sesuai ketentuan yang ada. Strategi penyuluhan pertanian yang sebaiknya dilakukan di wilayah perbatasan tersebut, kaitannya dengan konstelasi MEA adalah berupa; mengintegrasikan pembangunan pertanian melalui kegiatan penyuluh pertanian di dalam kerangka program atau kegiatan terpadu lokal dan nasional di wilayah perbatasan yang telah ada dan ditetapkan. Diperlukan regenerasi para penyuluh pertanian dari penyuluh senior kepada penyuluh yang lebih muda. Strategi lainnya adalah dengan membenahi, memantapkan dan menetapkan struktur organisasi penyuluhan pertanian terakhir adalah dengan memberdayakan penyuluh swadaya dengan melibatkan atau mengikutsertakan penyuluh swadaya dalam seluruh kegiatan atau program penyuluh pertanian di wilayahnya.