Browsing by Author "Triastono, Joko"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenyediaan Benih Kedelai Melalui Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai (SL-MBK) di Kabupaten Purworejo(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Kurniyati, Elly; Triastono, Joko; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianSalah satu strategi yang ditempuh dalam upaya mencapai swasembada kedelai adalah melalui penyediaan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai preferensi konsumen. Untuk membantu petani dalam mengakses dan memperoleh benih kedelai bermutu, serta mewujudkan Desa Mandiri Benih Kedelai, diperlukan inovasi teknologi dan kelembagaan dengan menggunakan pendekatan Sekolah Lapang (SL). Pada tahun 2018, BPTP Jawa Tengah melaksanakan kegiatan Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai (SL-MBK), dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan petani/kelompok tani dalam memproduksi benih kedelai. Kegiatan dilaksanakan pada Kelompok Tani Sri Makmur, Desa Tersidilor, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo. Kegiatan SL-MBK dilaksanakan melalui demontrasi plot sebagai laboratorium lapang (LL) dan bimbingan teknis (bimtek) perbenihan kedelai. Pelaksanaan kegiatan SL-MBK melibatkan beberapa instansi/kelembagaan yang peranannya sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Kegiatan Bimtek dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar 25 %. Proses produksi benih seluas 12 ha menghasilkan benih kedelai kelas ES/BR sebanyak 4.000 kg, yang dipasarkan melalui kerjasama dengan Produsen Benih Swasta. SL-MBK yang terintegrasi lokasi Desa Mandiri Benih (DMB) Kedelai dapat direkomendasikan untuk dikembangkan lebih luas, karena dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani/kelompok tani tentang produksi benih kedelai dan dapat menumbuhkan produsen benih kedelai, sehingga Kelompok Tani dapat berkontribusi dalam penyediaan benih kedelai untuk mendukung swasembada kedelai.
- ItemPerbenihan Pajalele (Padi, Jagung, Kedelai) dan Teknologi Pendukung(BPTP Jawa Tengah / Warta inovasi, 2017) Hariyanto, Wahyudi; Setiani, Cahyati; Triastono, JokoBenih varietas unggul merupakan komponen terpenting yang berperan dalam menentukan produktivitas usahatani. Terjaganya pasokan benih unggul akan memudahkan petani untuk mencapai hasil yang optimal sesuai harapannya. Beberapa kebijakan Pemerintah tentang perbenihan bertujuan untuk menjaga ketersediaan dan menjamin penggunaan benih varietas unggul bersertifikat dan berkualitas.
- ItemPreferensi Petani terhadap Varietas Unggul Baru Kedelai di Kabupaten Purworejo(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Triastono, Joko; Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Kurniyati, Elly; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPenelitian preferensi petani terhadap varietas unggul kedelai bertujuan untuk mengetahui : 1) alasan petani menanam kedelai pada musim kemarau, 2) alasan petani memilih kedelai varietas Grobogan pada musim kemarau, dan 3) preferensi petani terhadap varietas unggul baru kedelai. Penelitian dilakukan di Desa Tersidilor, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo yang merupakan lokasi kegiatan display 5 varietas unggul baru kedelai. Metode pengambilan sampel dengan purposive random sampling terhadap 33 petani yang menanam kedelai pada musim kemarau (MT III) 2018. Untuk mengetahui alasan petani menanam kedelai dan memilih kedelai varietas Grobogan pada musim kemarau digunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui preferensi petani terhadap 5 varietas unggul baru kedelai (varietas Grobogan, Dena-1, Dega-1, Anjasmoro dan Argopuro) digunakan analisis deskriptif yang dibagi menjadi tiga kategori preferensi, yaitu suka, biasa dan tidak suka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat beberapa alasan petani menanam kedelai pada musim kemarau, yaitu : mudah perawatan, dapat menyuburkan tanah, tradisi turun temurun, tidak ada air, biaya produksi rendah, dan dapat menambah pendapatan; 2) terdapat alasan petani memilih varietas Grobogan pada musim kemarau, yaitu : produktivitas tinggi, umur genjah, ukuran biji besar, tahan terhadap hama/penyakit, harga jual tinggi, dan kemudahan mendapatkan benih; 3) preferensi petani terhadap kedelai varietas Grobogan dan Dega-1 adalah suka, sedangkan preferensi petani terhadap kedelai varietas Dena-1, Anjasmoro dan Agromulyo adalah tidak suka. Varietas Dega-1 dapat digunakan sebagai alternatif untuk dikembangkan bersama varietas Grobogan karena umur genjah, produktivitas tinggi dan ukuran biji besar, namun perlu disiapkan ketersediaan benihnya.
- ItemRespon Petani Terhadap Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Kurniyati, Elly; Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Triastono, Joko; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianKedelai merupakan salah satu tanaman pangan strategis di Indonesia. Permintaan kedelai secara nasional belum mampu tercukupi dari produksi dalam negeri, sehingga harus mendatangkan tambahan dari negara lain. Pemerintah mulai fokus untuk mendongkrak produksi kedelai melalui peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam dan peningkatan indeks pertanaman. Dukungan inovasi teknologi di bidang perbenihan kedelai sangat diperlukan, utamanya dukungan ketersediaan varietas unggul baru (VUB) yang memiliki potensi hasil tinggi. Upaya yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan benih diantaranya melalui program Desa Mandiri Benih (DMB) padi dan kedelai. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah mengambil peran sebagai pendamping, melalui metode Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai (SL-MBK). Kegiatan pendampingan SL-MBK dilaksanakan di Desa Tersidilor, Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo pada musim tanam III tahun 2018.. Kajian respon dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap 33 orang petani responden di Kelompok Tani Sri Makmur untuk mendapatkan umpan balik terhadap kegiatan ini. Hasil kajian menunjukkan bahwa 84,85% responden memberikan respon yang positif atau baik, artinya kegiatan SL-MBK memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan baru tentang bagaimana proses produksi calon benih kedelai hingga prosesing menjadi benih kedelai berlabel atau bersertifikat.
- ItemRice Superior Seed Production Area Identification Semarang Central Java(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Sodiq, Jauhari; Triastono, Joko; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi sentra produksi padi dengan produksi pada tahun 2013 sebesar 10.199.015 ton. Produksi diperoleh dari luas panen padi 1.779.244 ha. Salah satu faktor penting dalam pencapaian sasaran produksi padi adalah penggunaan benih varietas unggul baru (VUB) dan benih bermutu yang berlabel. Oleh karena itu, ketersediaan benih VUB berlabel dalam jumlah yang memadai dan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan merupakan syarat utama untuk mencapai peningkatan produksi padi. Kegiatan Identifikasi dan Karakteristik perbenihan padi dilakukan survey lokasi menggunakan kusioner tersetruktur sejumlah 75 responden di wilayah kerja perbenihan Semarang Propinsi Jawa Tengah bulan Mei s/d Juli 2013. Metode diskriptif dengan Analisis data menggunakan statistik tabulasi (kisaran, jumlah dan rata-rata). Produksi benih padi yang dihasilkan oleh seluruh produsen di Jawa Tengah pada tahun 2012 adalah sebanyak 54.412,645 ton. Kontribusi produsen terhadap total produksi benih padi di Jawa Tengah terbesar adalah BUMN yaitu sebesar 51% dan produsen swasta yaitu sebesar 46%, sedangkan kontribusi dari produsen pemerintah hanya 3% yaitu sebanyak 1.632,717 ton. Dari jumlah tersebut, produksi benih yang dihasilkan dari BBI/BBU adalah sebanyak 327,484 ton atau sebesar 0,7%, sedangkan kontribusi produksi benih oleh UPTD (dulu Balai Benih Pembantu/BBP) wilayah semarang sebanyak 183.320 ton.Varietas Ciherang menempati posisi sebaran benih dalam jumlah terbanyak (54.5%) yaitu kelas benih pokok sejumlah 48.700 kg dan kelas benih sebar sejumlah 46.000 kg, Varietas Mekongga kelas benih pokok sejumlah 43.500 kg dan kelas benih sebar sejumlah 7.500 kg. Sedangkan varietas situ bagendit kelas benih sebar sejumlah 7.500 kg, Varietas IR-64 kelas benih sebar sejumlah 3.565 kg, Varietas Membramo kelas benih sebar sejumlah 2.000 kg dan Varietas Cigelis kelas benih sebar sejumlah 3.5000 kg. Selain pertimbangan karakteristik varietas padi unggul, Kondisi pasar ternyata cukup berpengaruh dalam area pendistribusian dan permintaan benih di wilayah Semarang.
- ItemRice Superior Seed Production Area Identification Semarang Central Java(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Sodiq, Jauhari; Triastono, Joko; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi sentra produksi padi dengan produksi pada tahun 2013 sebesar 10.199.015 ton. Produksi diperoleh dari luas panen padi 1.779.244 ha. Salah satu faktor penting dalam pencapaian sasaran produksi padi adalah penggunaan benih varietas unggul baru (VUB) dan benih bermutu yang berlabel. Oleh karena itu, ketersediaan benih VUB berlabel dalam jumlah yang memadai dan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan merupakan syarat utama untuk mencapai peningkatan produksi padi. Kegiatan Identifikasi dan Karakteristik perbenihan padi dilakukan survey lokasi menggunakan kusioner tersetruktur sejumlah 75 responden di wilayah kerja perbenihan Semarang Propinsi Jawa Tengah bulan Mei s/d Juli 2013. Metode diskriptif dengan Analisis data menggunakan statistik tabulasi (kisaran, jumlah dan rata-rata). Produksi benih padi yang dihasilkan oleh seluruh produsen di Jawa Tengah pada tahun 2012 adalah sebanyak 54.412,645 ton. Kontribusi produsen terhadap total produksi benih padi di Jawa Tengah terbesar adalah BUMN yaitu sebesar 51 % dan produsen swasta yaitu sebesar 46 %, sedangkan kontribusi dari produsen pemerintah hanya 3 % yaitu sebanyak 1.632,717 ton. Dari jumlah tersebut, produksi benih yang dihasilkan dari BBI/BBU adalah sebanyak 327,484 ton atau sebesar 0,7%, sedangkan kontribusi produksi benih oleh UPTD (dulu Balai Benih Pembantu/BBP) wilayah semarang sebanyak 183.320 ton.Varietas Ciherang menempati posisi sebaran benih dalam jumlah terbanyak (54.5%) yaitu kelas benih pokok sejumlah 48.700 kg dan kelas benih sebar sejumlah 46.000 kg, Varietas Mekongga kelas benih pokok sejumlah 43.500 kg dan kelas benih sebar sejumlah 7.500 kg. Sedangkan varietas situ bagendit kelas benih sebar sejumlah 7.500 kg, Varietas IR-64 kelas benih sebar sejumlah 3.565 kg, Varietas Membramo kelas benih sebar sejumlah 2.000 kg dan Varietas Cigelis kelas benih sebar sejumlah 3.5000 kg. Selain pertimbangan karakteristik varietas padi unggul, Kondisi pasar ternyata cukup berpengaruh dalam area pendistribusian dan permintaan benih di wilayah Semarang.