Browsing by Author "Tresniawati, Cici"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
- ItemKEKERABATAN PLASMA NUTFAH AKSESI SUMEDANG(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Randriani, Enny; Tresniawati, Cici; Wicaksono, Ilham; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui keragaman dan kekerabatan 18 pohon kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Nomor‐nomor kemiri sunan dipilih secara acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman karakter vegetatif yaitu karakter panjang daun muda (KK 32.77 %), lebar daun muda (KK 34.667 %), panjang tangkai daun muda (KK 30.342 %), karakter generatif berat buah (KK 19.344 %) dan berat kulit buah (KK 20.157 %) termasuk kategori sangat tinggi. Oleh karena itu seleksi terhadap karakter‐karakter tersebut akan memberikan kemajuan yang cukup besar bagi perbaikan tanaman melalui program pemuliaan berikutnya. Pengelomokan aksesi menggunakan analisis gerombol (cluster analysis) berdasarkan keragaman sifat morfologi diantara 18 nomor kemiri sunan. Hasil analisis menunjukkan terdapat dua kelompok besar aksesi, kelompok pertama terdiri dari no. 7 dan no. 8, sedangkan kelompok kedua terdiri dari 16 nomor lainnya.
- ItemKERAGAMAN PERTUMBUHAN SETEK SATU RUAS ENAM KLON KOPI ROBUSTA YANG DIPERLAKUKAN DENGAN HORMON TUMBUH ALAMI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-04) Dani; Sulistiyorini, Indah; Tresniawati, Cici; RubiyoKopi Robusta (Coffea canephora var. robusta) tergolong tanaman self-incompatible dan sangat heterosigot sehingga pengembangannya disarankan secara poliklonal. Perbanyakan kopi Robusta secara klonal menggunakan teknik setek satu ruas diketahui sangat dipengaruhi oleh genotipe dan interaksinya dengan hormon tumbuh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman pertumbuhan setek satu ruas antar enam klon kopi Robusta yang diperlakukan dengan hormon tumbuh alami. Setek satu ruas dari enam klon kopi robusta, BP 534, BP 436, BP 42, BP 358, BP 308, RBGN 371, diperlakukan dengan hormon tumbuh alami air kelapa dan urin sapi (konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%) sebelum ditanam di persemaian. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor, yaitu perbedaan klon dan perlakuan hormon tumbuh alami. Masing-masing perlakuan terdiri atas 6 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 16 setek. Variabel keberhasilan dan pertumbuhan setek yang diamati meliputi persentase setek yang hidup, persentase setek berakar, persentase setek berkalus, jumlah akar, panjang akar, tinggi bibit (diukur dari pangkal setek), dan tinggi tunas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh perbedaan klon terhadap keberhasilan dan pertumbuhan setek satu ruas kopi Robusta. Tidak terdapat interaksi antara klon dengan hormon tumbuh alami yang diaplikasikan. Variasi hormon tumbuh alami (air kelapa dan urin sapi) yang digunakan tidak menunjukkan pengaruh terhadap seluruh variabel yang diamati kecuali persentase setek berkalus.
- ItemPEMULIAAN TANAMAN PARTISIPATIF DAN TEKNIK SAMBUNG SAMPING DALAM PERAKITAN VARIETAS UNGGUL BARU KAKAO (Theobroma cacao L.) TAHAN PENGGEREK BUAH KAKAO(2016-08) Sulistyorini, Indah; Rubiyo; Tresniawati, CiciBahan tanaman kakao unggul dapat dihasilkan dari kegiatan pemuliaan tanaman partisipatif, dimana petani menyeleksi tanaman-tanaman yang ada di kebunnya berdasarkan daya hasil dan sifat unggul lainnya. Dari kegiatan dapat ini diperoleh klon-klon lokal harapan kakao yang memiliki daya hasil tinggi. Beberapa varietas unggul baru (VUB) kakao telah diperoleh melalui kegiatan pemuliaan partisipatif diantaranya MCC 01, MCC 02, Sulawesi 1 dan Sulawesi 2. Tim peneliti Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar bersama petani di Besulutu, Sulawesi Tenggara bekerjasama melalui pemuliaan partisipatif dalam perakitan VUB tahan hama penggerek buah kakao (PBK). Tanaman yang digunakan dalam karakterisasi awal adalah tanaman hasil sambung samping. Hasil karakterisasi awal diperoleh aksesiBSK 1 yang memiliki keunggulan nilai buah/pod indeks (IP) sebesar 31,77, intensitas serangan PBK 5,83%, persentase serangan PBK 6,67% dan persentase biji lengket 6,17% paling rendah serta memiliki permukaan buah yang halus. BSK 1 berpotensi untuk dikembangkan menjadi klon lokal unggul untuk ketahanan hama PBK.
- ItemPENGGUNAAN MARKA MOLEKULER DALAM SELEKSI GENOTIPE KAKAO DENGAN SIFAT KADAR LEMAK TINGGI(IAARD Press, 2014) Tresniawati, Cici; Yuniati, Nurya; Randriani, Enny; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianIndonesia adalah negara penghasil biji kakao dan terkenal sebagai penghasil Java ‘A’ light cacao. Biji kakao tidak hanya digunakan untuk kebutuhan industri makanan dan minuman, namun juga dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan obat-obatan. Kadar lemak pada biji kakao diketahui cukup tinggi, sehingga tanaman kakao juga dikenal sebagai tanaman penghasil minyak. Banyak industri yang menggunakan lemak kakao sebagai bahan bakunya, selain kakao massa dan pasta kakao. Semakin banyak permintaan lemak kakao maka diperlukan perakitan varietas unggul yang memiliki kadar lemak tinggi. Perakitan varietas dapat dilakukan dengan pendekatan konvensional, yaitu melalui persilangan buatan (hand polination) maupun secara inkonvensional melalui penggunaan marka molekuler. Seleksi terhadap klon-klon kakao dilakukan untuk mendapatkan calon-calon tetua yang memiliki kadar lemak tinggi. Informasi ini sangat diperlukan sebagai dasar dari proses kegiatan pemuliaan tanaman. Beberapa klon kakao penghasil kadar lemak tinggi adalah AP 70 (57,5%), AP 71 (58,1%), AP 72 (55,4%), AP 73 (56,2%), Scavina 6 (49,6-58,17%), TSH 858 (56%), ICCRI 01 (59%), ICCRI 02 (56%), ICCRI 03 (55,01%), ICCRI 04 (55,07%), ICCRI 06H (50,6-54,3%), GC 7 (52,25%), dan NA 312 (60,3%). Pendekatan molekuler dapat dimanfaatkan sebagai alat seleksi tidak langsung terhadap klon-klon kakao tersebut. Dalam pemetaan genetik genom kakao diketahui terdapat satu QTL yang berasosiasi dengan karakter kadar lemak yang terdapat di linkage group (LG) 9. QTL yang telah teridentifikasi tersebut dapat digunakan dalam proses seleksi dengan bantuan marka (marker assisted selection = MAS) pada program pemuliaan yang bertujuan untuk menyeleksi genotipe dengan karakter kadar lemak tinggi.
- ItemREGENERASI TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) MELALUI EMBRIOGENESIS SOMATIK(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Sulistiyorini, Indah; Tresniawati, CiciTanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi cukup baik dan peluang pasarnya masih cukup besar. Produktivitas kakao saat ini mengalami penurunan karena tanaman kakao yang ada saat ini umurnya sudah tua dan tidak poduktif, serta serangan hama dan penyakit. Bahan tanam kakao dapat diperoleh melalui perbanyakan generatif (benih) dan vegetatif (okulasi, sambungan, microcutting dan embriogenesis somatik). Perbanyakan melalui embrio somatik lebih menguntungkan daripada pembentukan tunas adventif karena mempunyai struktur yang bipolar yaitu mempunyai calon meristem akar dan meristem tunas. Tanaman kakao yang dihasilkan melalui embriogenesis somatik mempunyai performa yang tidak berbeda jauh dari tanaman yang dihasilkan melalui perbanyakan secara konvensional. Dengan metode embriogenesis somatik mempunyai peluang yang cukup besar untuk memproduksi benih unggul kakao dalam skala besar yang tidak tergantung dengan musim dan tidak membutuhkan areal yang luas.
- ItemSTATUS KOLEKSI PLASMA NUTFAH(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Ajijah, Nur; Tresniawati, Cici; Randriani, Enny; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTersedianya koleksi plasma nutfah dengan keragaman genetik yang memadai merupakan syarat penting bagi keberhasilan program pemuliaan suatu tanaman termasuk Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw. Tulisan ini membahas status koleksi plasma nutfah kemiri sunan di Balittri. Pada saat ini Balittri mengoleksi 3 provenan kemiri sunan yaitu provenan Majalengka (902 tanaman), Sumedang (400 tanaman) dan Garut (10 tanaman) yang ditanam di KP Pakuwon Sukabumi. Hasil pengamatan terhadap koleksi plasma nutfah umur 1, 2 dan 3 bulan menunjukkan adanya keragaman karakteristik vegetatif sedang sampai sangat tinggi. Namun demikian untuk mendukung program pemuliaan yang berkelanjutan masih diperlukan upaya untuk meningkatkan keragaman genetik yang ada antara lain melalui kegiatan eksplorasi ke sentra penyebaran Kemiri sunan.
- ItemSTRATEGI PEMULIAAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN AMERIKA SELATAN (SALB)(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-08) Tresniawati, Cici; Izzah, Nur Kholilatul; Amaria, WidiTanaman karet merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Permintaan akan karet alami yang terus meningkat dari tahun ke tahun menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen utama karet dunia. Untuk menjaga kontinuitas produksi karet maka diperlukan klon unggul karet yang tahan hama dan penyakit. Salah satu penyakit yang paling mematikan pada pertanaman karet adalah penyakit hawar daun Amerika Selatan yang disebabkan oleh jamur Microcylus ulei. Walaupun saat ini penyakit tersebut hanya terdapat di benua Amerika, akan tetapi menjadi ancaman yang serius pada perkebunan karet di Indonesia. Hal ini karena mayoritas dari genotipe karet peka terhadap penyakit tersebut. Disamping itu keragaman genetik yang sempit juga menjadi faktor pembatas dalam upaya perakitan varietas tahan penyakit SALB dimana sampai saat ini belum ada varietas karet yang tahan terhadap penyakit ini. Oleh karena itu program pemuliaan untuk mendapatkan varietas tahan harus terus dilakukan. Selain itu teknologi marka molekuler juga dapat digunakan untuk mendukung perakitan varietas tahan penyakit SALB tersebut.
- ItemVARIETAS UNGGUL BARU KAKAO (Theobroma cacao L.) TAHAN PENYAKIT Vascular Streak Dieback (VSD)(2016-04) Tresniawati, CiciProses budidaya kakao dipengaruhi berbagai faktor pembatas, diantaranya adalah serangan hama dan penyakit, tanaman yang sudah tidak produktif, dan perubahan iklim. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman kakao adalah penyakit pembuluh kayu atau vascular streak dieback (VSD) yang disebabkan oleh cendawan Ceratobasidium theobromae (P.H.B. Talbot & Keane). Varietas unggul baru tahan VSD merupakan salah satu cara yang tepat dalam mengatasi penurunan produksi kakao. Klon-klon kakao baik berupa varietas unggul nasional dan klon-klon lokal yang memiliki karakter produksi dan ketahanan terhadap organisme pengganggu tanaman di koleksi dalam plasma nutfah sebagai core collection. Dilakukan identifikasi karakter morfologi, produksi dan ketahanan terhadap VSD, dan dibantu dengan molekuler sehingga teridentifikasi genotipe genotipe dengan jarak genetik yang jauh. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), institusi yang menangani komoditas kakao memiliki tupoksi menyediakan bahan tanam (plant material) (hibrida, klon, dan hibrida poliklonal) dan mengembangkan paket teknologi budidaya, khususnya penyediaan bahan tanaman (planting material) baik secara generatif maupun vegetatif. Penyediaan bahan tanam unggul harus dilakukan secara terstruktur agar tepat sasaran dan lebih efisien mengingat kakao adalah tanaman tahunan. Salah satu kegiatan pemuliaan tanaman di Balittri adalah persilangan antar klon, dengan menggunakan kakao jenis lindak yaitu ICS 13, TSH858, ICCRI 03, ICCRI 04, Sulawesi 1, Sulawesi 2, dan SCA 6. Hibrida-hibrida yang dihasilkan akan diidentifikasi karakter morfologi, ketahanan terhadap VSD, produksi, mutu biji, dan ba