Browsing by Author "Towaha, Juniaty"
Now showing 1 - 16 of 16
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya dan Pasca Panen Kemiri (Aleurites Moluccana Willd.) sebagai Bahan Bakar Bioenergi(Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri, 2019) Ferry, Yulius; Towaha, Juniaty; Rusli, Rusli; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri (Aleurites moluccana Willd ) tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Terbukti dengan beragamnya nama daerah dari kemiri. Tanaman kemiri ditanam sebagai tanaman reboisasi untuk menutupi bukit‐bukit di Jawa, buah kemiri banyak digunakan sebagai bumbu masak, minyaknya berkualitas tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 – 800 meter dpl dengan curah hujan 1 500 – 2 400 mm per tahun. Kemiri dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Tanaman kemiri mulai berbuah pada umur 3 – 4 tahun bila benih berasal dari biji (generatif) dan 2 tahun bila benih berasal dari perbanyakan vegetatif. Produksi pohon kemiri dewasa yang tumbuh baik dapat mencapai 200 kg biji kupasan per pohon. Rendemen minyak kemiri mencapai 55 – 65%, sehingga berpotensi digunakan sebagai sumber bahan baker bioenergi.
- ItemDIVERSIFIKASI KEGUNAAN MINYAK KASAR(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Towaha, Juniaty; Tjahjana, Bambang Eka; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarMinyak kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan trigliserida yang tersusun dari asam palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam α‐elaeostearat Selain berpotensial diolah menjadi bahan bakar alternatif biodiesel, juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk oleokimia untuk bahan baku maupun bahan additif berbagai industri. Produk oleokimia yang penting yaitu fatty acid, glycerol, fatty acid esters, fatty alcohol, fatty amides dan fatty amines. Fatty acid merupakan produk dasar untuk pembuatan produk turunan oleokimia lainnya dan fatty acid merupakan bahan baku yang sangat dibutuhkan dalam industri pembuatan sabun, glycerol banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, kosmetika dan makanan, produk turunan fatty acid esters dapat digunakan dalam industri minyak pelumas dan minyak wangi, produk turunan fatty alcohol dapat digunakan dalam industri tinta printer, cat, pernis, minyak pelumas, minyak rem, minyak hidrolik, cream, lipstick dan semir, produk turunan fatty amides banyak digunakan dalam industri sampo dan detergen, produk turunan fatty amines banyak digunakan dalam industry pembuatan softener dan sampo. Berbagai industri tersebut mempunyai prospek pasar yang cukup bagus, oleh karena itu diversifikasi pendayagunaan minyak kemiri sunan sebagai bahan baku produk oleokimia sangat mungkin untuk dikembangkan.
- ItemDIVERSIFIKASI PEMANFAATAN SENYAWA GLUKOMANNAN ILES-ILES(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2016-04) Towaha, Juniaty; RusliSenyawa glukomannan merupakan salah satu komponen kimia terpenting yang terdapat dalam umbi iles-iles (Amorphophallus sp.), dengan kandungan yang bervariasi tergantung pada spesiesnya yaitu antara 5 – 65%. Senyawa glukomannan mempunyai sifat khas yaitu larut dalam air, membentuk gel, merekat kuat, daya mengembang tinggi dan tembus pandang. Karena sifat khasnya tersebut maka senyawa glukomannan dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti makanan minuman dan suplemen kesehatan, film coating/edible film, farmasi, pertambangan, penjernih air, perekat, bahan kedap air, cat, media pertumbuhan mikroba dan kultur jaringan, tekstil, kertas, absorbent, serta pengganti selulosa. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan industri yang semakin kehilir dan menciptakan lapangan pekerjaan serta memberi nilai tambah pada pendapatan petani, maka sudah selayaknya Indonesia melakukan pengembangan diversifikasi pemanfaatan glukomannan tersebut.
- ItemDIVERSIFIKASI PRODUK KAKAO SEBAGAI BAHAN BAKU BIOFARMAKA(IAARD Press, 2014) Towaha, Juniaty; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSecara umum struktur anatomis buah kakao terdiri dari empat bagian, yaitu kulit buah (pod) sebanyak 73,7%, pulpa 10,1%, plasenta 2,0%, dan biji 14,2%. Komponen kimia yang terdapat dalam buah kakao di antaranya adalah lemak kakao, polifenol, theobromin, kafein, pektin, dan kompleks lignin karbohidrat. Lemak kakao umumnya digunakan dalam kosmetika sebagai emolien. Polifenol kakao mempunyai aktivitas antioksidan, antimikroba, immunomodulator, efek kemopreventif untuk pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker. Theobromin memiliki efek diuretik, stimulan otot jantung dan relaksasi otot halus dan vasodilator. Kafein dapat dimanfaatkan dalam pengobatan jantung, stimulan pernafasan dan juga sebagai peluruh air seni. Pektin dapat dimanfaatkan untuk mencegah hiperlipedemia dan kanker usus, di samping merupakan salah satu bahan baku yang cukup luas dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai bahan pensuspensi, adsorben, bahan pembentuk gel dalam sediaan tablet, emulsi, dan suspensi. Lignin karbohidrat kompleks mempunyai aktivitas anti HIV (human immunodeficiency virus) dan anti HSV (herves simplex virus). Oleh karena itu, berdasarkan kemampuan aktivitas dari komponen kimia dalam buah kakao tersebut maka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sediaan biofarmaka.
- ItemKANDUNGAN SENYAWA POLIFENOL PADA BIJI KAKAO DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KESEHATAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-04) Towaha, JuniatyKandungan senyawa polifenol pada biji kakao bervariasi tergantung kepada tingkat kematangan buah, varietas/kultivar dan lingkungan tempat tumbuhnya. Senyawa polifenol yang terkandung dalam biji kakao berkontribusi terhadap karakteristik citarasa cokelat karena memberikan rasa sepat (astringent) dan pahit (bitter) yang khas. Adanya pengolahan kakao seperti fermentasi, pengeringan, penyangraian dan alkalisasi serta proses teknologi produksi lainnya sangat berpengaruh terhadap pengurangan kandungan senyawa polifenol pada biji kakao maupun pada produk turunannya. Walaupun demikian, nilai kapasitas antioksidan dari senyawa polifenol berbagai produk tersebut cukup memadai untuk berkontribusi dalam menyehatkan tubuh manusia. Selain mempunyai sifat antioksidan, senyawa polifenol juga mempunyai sifat anti kanker, anti diabetes, anti hipertensi, anti inflamansi, menghilangkan stres, mencegah karies gigi, memperbaiki kemampuan kognitif, meningkatkan resistensi terhadap hemolisis, menyehatkan jantung dan aprodisiak. Oleh karena itu, dalam berbagai pengolahan yang dilakukan harus tetap menjaga agar pengurangan kandungan polifenol dapat diminimalkan, sehingga produk akhirnya tetap kaya akan kandungan polifenol yang menyehatkan.
- ItemKARAKTERISTIK KIMIA KOMPOS DAN PAKAN TERNAK HASIL FERMENTASI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-08) Towaha, Juniaty; RubiyoKulit buah merupakan komponen terbesar dari buah kakao, sehingga pada setiap pengolahan biji kakao, limbah kulit buah kakao sangat melimpah. Dari limbah kulit buah kakao dapat diolah menjadi pupuk kompos dan pakan ternak. Penelitian dilaksanakan di perkebunan kakao rakyat Kelompok Subak Abian Pucaksari, Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, dari bulan Maret hingga Desember 2009. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia kompos dan pakan ternak hasil fermentasi kulit buah kakao untuk mendukung usahatani pola integrasi kakao-ternak. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan untuk pengomposan dan 4 perlakuan untuk pakan ternak, dengan masing-masing 3 ulangan. Proses pengomposan limbah kulit buah kakao dilakukan 6 perlakuan yaitu : (1) non cacah non mikroba pengompos; (2) non cacah + Trichoderma sp.; (3) non cacah + Rumino bacillus; (4) dicacah non mikroba pengompos; (5) dicacah + Trichoderma sp.; dan (6) dicacah + Rumino bacillus. Pembuatan pakan ternak dari limbah kulit buah kakao dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger dengan 4 perlakuan yaitu : (1) panen langsung difermentasi; (2) 3 hari setelah panen difermentasi; (3) 6 hari setelah panen difermentasi; dan (4) 9 hari setelah panen difermentasi. Parameter sifat kimia yang dianalisis pada pengomposan adalah pH, C-Organik, N, P, dan K, adapun pada pakan ternak adalah protein kasar, lemak, serat kasar, abu dan Ca. Hasil penelitian menunjukkan kompos dari kulit buah kakao yang mempunyai sifat kimia terbaik dan memenuhi spesifikasi standar kualitas kompos SNI 19-7030-2004 adalah kompos yang diolah melalui pencacahan dan pemberian mikroba aktivator Rumino bacillus dan Trichoderma sp. Kulit buah kakao yang proses fermentasinya dilakukan setelah dipanen 9 hari, masih menunjukkan sifat kimia dan kandungan nutrisi yang cukup baik, sehingga masih layak untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
- ItemKARAKTERISTIK MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum LINN.) SEBAGAI BAHAN BAKAR BIODIESEL(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Towaha, Juniaty; Udarno, Laba; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarNyamplung (Calophyllum inophyllum L) merupakan tanaman hutan yang mempunyai potensi sebagai sebagai bahan baku biodiesel. Minyak nyamplung yang diekstrak dari bijinya merupakan trigliserida yang tersusun dari molekul gliserol dan molekul asam lemak berantai karbon panjang, dengan komposisi asam lemak penyusunnya yaitu asam miristat, asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam arachidat dan asam erukat. Minyak nyamplung yang telah diesterifikasi dan ditransesterifikasi dengan methanol menghasilkan minyak biodiesel yang merupakan senyawa metil ester, dengan metil ester yang dominan adalah metil palmitat, metil stearat, metil olet dan metil linoleat. Biodiesel nyamplung telah diuji karakteristik fisiko kimianya oleh Puslitbang Minyak dan Gas Bumi, dimana semua sifat‐sifatnya kecuali titik kabut, telah memenuhi SNI 04‐7182‐2006 untuk biodiesel. Biodiesel nyamplung telah diuji coba di jalan raya (road rally test) menggunakan jeep dan bus sebanyak tiga kali mencapai jarak total 370 km, dari seluruh uji coba tersebut diperoleh hasil yang memuaskan tanpa masalah teknis permesinan.
- ItemKARAKTERISTIK MUTU DAN CITARASA KOPI ROBUSTA KLON BP 42, BP 358 DAN BP 308 ASAL BALI DAN LAMPUNG(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Purwanto, Eko Heri; Rubiyo; Towaha, JuniatyProduksi kopi Indonesia hingga saat ini masih didominasi jenis Robusta. Kopi Robusta sering dinilai sebagai kopi kelas dua setelah Arabika dan mempunyai harga yang lebih murah, namun paling luas penanamannya. Mengingat kopi Robusta ini mempunyai peranan penting bagi mayoritas pekebun kopi Indonesia, maka diperlukan upaya peningkatan produktivitas dengan menggunakan bahan tanam kopi Robusta yang sesuai dengan kondisi lingkungan kebun dan teknologi budidaya yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran karakteristik mutu dan citarasa kopi Robusta klon BP 42, BP 358 dan BP 308 yang ditanam di Bali pada ketinggian + 650 m dpl, dengan iklim B (basah) dan Lampung pada ketinggian + 850 m dpl, dengan iklim A (sangat basah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji ketiga klon kopi Robusta dari Bali mempunyai nilai mutu dan citarasa yang lebih baik daripada kopi Robusta dari Lampung. Kopi Robusta klon BP 308 dari Bali mempunyai karakteristik mutu paling tinggi dan klon BP 42 dari Bali mempunyai citarasa paling tinggi.
- ItemKOPI LUWAK BUDIDAYA SEBAGAI DIVERSIFIKASI PRODUK YANG MEMPUNYAI CITARASA KHAS(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-04) Towaha, Juniaty; Tjahjana, Bambang EkaKopi luwak (civet coffee) adalah salah satu produk kopi khas Indonesia yang dihasilkan dari feses hewan luwak (Paradoxurus hermaphroditus), setelah hewan tersebut mengkonsumsi buah kopi matang. Keistimewaan citarasa dan keunikan proses produksinya, menyebabkan kopi luwak semakin diminati kalangan penikmat kopi lokal maupun mancanegara, sehingga meningkatkan permintaan akan produk tersebut. Karenanya produsen kopi luwak tidak bisa hanya mengandalkan produksi dari hewan luwak liar saja, sehingga usaha produksi kopi luwak budidaya dengan memanfaatkan luwak dalam kandang guna memproduksi kopi luwak merupakan jawaban untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Disamping itu, usaha produksi kopi luwak budidaya merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, terutama meningkatkan nilai tambah pendapatan petani. Mengingat bahwa, kopi luwak pada umumnya merupakan kopi spesialti, sehingga produksi kopi luwak budidaya semakin meningkatkan daya saing produk kopi Indonesia, sehingga berdampak positif meningkatkan peringkat kopi spesialti Indonesia di pasar international.
- ItemPEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KOMPOS(IAARD Press, 2014) Rusli, Rusli; Ferry, Yulius; Towaha, Juniaty; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKulit buah kakao (Theobroma cacao L.) merupakan limbah pengolahan biji kakao yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara produsen kakao ke-3 terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Komposisi buah kakao terdiri dari kulit buah sebanyak 73,7%; (b) pulpa sebanyak 10,1%; (c) plasenta sebanyak 2,0%; dan (d) biji sebanyak 14,2% sehingga dengan mengacu kepada produksi biji kakao Indonesia pada tahun 2012 yang mencapai 833.310 ton maka terdapat limbah kulit buah kakao sebanyak ± 4.324.996 ton/tahun. Selama ini limbah kulit buah kakao belum banyak dimanfaatkan, apabila dikelola dengan baik dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk kompos sehingga memberikan nilai tambah dalam pengelolaan limbah buah kakao serta dapat meningkatkan pendapatan petani kakao.
- ItemPOTENSI LATEKS SEBAGAI BAHAN ADITIF PENINGKAT MUTU ASPAL JALAN(2018-12) Towaha, JuniatyAspal merupakan material yang biasa digunakan sebagai bahan pengikat dalam perkerasan jalan. Akan tetapi sebagai material perkerasan jalan, aspal memiliki beberapa kelemahan yaitu kurang tahan terhadap panas, radiasi dan curah hujan, elastisitas rendah dan relatif mudah mengalami kerusakan jika mendapat volume atau beban lalu lintas yang tinggi. Oleh karena itu kebutuhan aspal yang lebih bermutu sebagai bahan pengikat perkerasan jalan sangat dituntut keberadaannya. Peningkatan mutu aspal dapat dilakukan dengan cara memodifikasi dengan penambahan bahan aditif seperti lateks. Penambahan bahan aditif lateks dalam aspal untuk perkerasan jalan dapat meningkatkan fleksibilitas, ketahanan yang lebih baik terhadap deformasi, mengatasi keretakan-keretakan dan meningkatkan ketahanan usang (ageing) yang lebih baik, serta lebih tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh air.Sehingga dihasilkan pembangunan jalan lebih tahan lama serta dapat mengurangi biaya perawatan maupun perbaikan jalan.
- ItemPOTENSI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK UNTUK MENDUKUNG USAHATANI INTEGRASI KAKAO TERNAK KAMBING(2017-12) Towaha, JuniatyPengolahan biji kakao akan dihasilkan limbah kulit buah kakao yang sangat melimpah karena kulit buah kakao merupakan komponen terbesar dari buah yang mencapai 73,7%. Besaran limbah kulit buah kakao yang dihasilkan setiap panen akan menimbulkan masalah jika tidak ditangani dengan baik, seperti polusi udara dan potensi menjadi sumber penyebaran hama dan penyakit tanaman. Kulit buah kakao dapat diolah menjadi bermacam produk salah satunya pakan ternak. Sehubungan dengan penerapan sistem pertanian bioindustri dalam perkebunan kakao, maka salah satu alternatif pengelolaan limbah kulit buah kakao yang efektif dan mampu meningkatkan nilai tambah yang cukup signifikan bagi petani kakao adalah penerapan pola usahatani integrasi kakao dengan ternak kambing.
- ItemPOTENSI PEMANFAATAN ASAP CAIR KAYU KARET SEBAGAI PENGAWET PANGAN(2017-12) Towaha, Juniaty; Tarigan, Elsera BrAsap cair kayu karet mempunyai kandungan senyawa kimia utama asam organik sebanyak 16,93%, fenol sebanyak 2,74%, karbonil sebanyak 5,55% dan nilai pH 2,8 serta tidak mengandung senyawa kimia karsinogenik benzo(a)pirene yang berbahaya, sehingga asap cair ini aman untuk dipergunakan sebagai pengawet pangan seperti tahu, mie basah, bakso, ikan asin, telur asin, ikan pindang dan sejenisnya. Bahan pembuatan asap cair kayu karet dapat menggunakan limbah penebangan kayu karet berupa dahan dan ranting, serta limbah industri pengolahan kayu karet berupa serbuk gergajian maupun potongan atau serpihan kayu yang selama ini lebih banyak terbuang dan tidak termanfaatkan. Selain sebagai pengawet karena mempunyai senyawa antimikroba asam organik dan fenol, asap cair juga telah banyak dimanfaatkan dalam industri pangan sebagai pemberi aroma maupun citarasa, memperbaiki tekstur dan warna. Asap cair merupakan alternatif terbaik menggantikan pengawet berbahaya seperti formalin yang sering dimanfaatkan sebagai pengawet oleh produsen pangan yang tidak bertanggung jawab.
- ItemQuality Attributes of Arabica Coffee Grown at Three Different Altitudes in Garut(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2016-10-05) Towaha, Juniaty; Purwanto, Eko Heri; Supriadi, Handi
- ItemSUBSTITUSI LEMAK KAKAO DENGAN MINYAK DARI INTI KELAPA SAWIT DAN KELAPA TERHIDROGENASI UNTUK PRODUK COKELAT SUSU / Substitution of Cocoa Butter with Hydrogenated Oil From Palm Kernel and Coconut for Milk Chocolate Product(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2017-05-29) Tarigan, Elsera Br; Towaha, Juniaty; Iflah, Tajul; Pranowo, Dibyo
- ItemTeknologi Pengolahan Kopi : Upaya Peningkatan Mutu dan Nilai Tambah Kopi Rakyat(IAARD Press, 2018) Towaha, Juniaty; Purwanto, Eko Heri; Iflah, Tajul; Tarigan, Elsera Boru; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKepopuleran kopi dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat diberbagai kalangan. Indonesia sebagai negara produsen beragam jenis kopi dengan citarasa terbaik dituntut untuk dapat diterima oleh konsumen baik dalam negeri ataupun mancanegara. Untuk dapat mempertahankan konsistensi mutu kopi yang sebagian besar pengusahaannya di perkebunan rakyat, banyak faktor yang mempengaruhi dan sebagian besar disebabkan pengaruh tahapan proses pengolahan. Proses pengolahan yang dimulai dari proses pemanenan hingga menghasilkan kopi siap seduh merupakan faktor yang paling mempengaruhi untuk menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan daya saing kopi Indonesia yang umumnya kopi spesialti di pasar internasional dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu sehingga kopi Indonesia dapat dikenal lebih banyak di dunia serta dapat memberikan nilai tambah terhadap kopi rakyat juga dapat mensejahterakan petani. Buku ini mengulas proses pengolahan hasil panen kopi yang baik, mulai dari pemanenan hingga pengolahan produk akhir kopi. Buku ini akan menjadi pedoman bagi pembaca khususnya yang terlibat dalam bisnis kopi sehingga akan menghasilkan produk kopi yang berkualitas dan bernilai tinggi.