Browsing by Author "Towaha, Juniaty"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya dan Pasca Panen Kemiri (Aleurites Moluccana Willd.) sebagai Bahan Bakar Bioenergi(Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri, 2019) Ferry, Yulius; Towaha, Juniaty; Rusli, Rusli; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri (Aleurites moluccana Willd ) tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Terbukti dengan beragamnya nama daerah dari kemiri. Tanaman kemiri ditanam sebagai tanaman reboisasi untuk menutupi bukit‐bukit di Jawa, buah kemiri banyak digunakan sebagai bumbu masak, minyaknya berkualitas tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 – 800 meter dpl dengan curah hujan 1 500 – 2 400 mm per tahun. Kemiri dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Tanaman kemiri mulai berbuah pada umur 3 – 4 tahun bila benih berasal dari biji (generatif) dan 2 tahun bila benih berasal dari perbanyakan vegetatif. Produksi pohon kemiri dewasa yang tumbuh baik dapat mencapai 200 kg biji kupasan per pohon. Rendemen minyak kemiri mencapai 55 – 65%, sehingga berpotensi digunakan sebagai sumber bahan baker bioenergi.
- ItemDIVERSIFIKASI KEGUNAAN MINYAK KASAR(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Towaha, Juniaty; Tjahjana, Bambang Eka; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarMinyak kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan trigliserida yang tersusun dari asam palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam α‐elaeostearat Selain berpotensial diolah menjadi bahan bakar alternatif biodiesel, juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk oleokimia untuk bahan baku maupun bahan additif berbagai industri. Produk oleokimia yang penting yaitu fatty acid, glycerol, fatty acid esters, fatty alcohol, fatty amides dan fatty amines. Fatty acid merupakan produk dasar untuk pembuatan produk turunan oleokimia lainnya dan fatty acid merupakan bahan baku yang sangat dibutuhkan dalam industri pembuatan sabun, glycerol banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, kosmetika dan makanan, produk turunan fatty acid esters dapat digunakan dalam industri minyak pelumas dan minyak wangi, produk turunan fatty alcohol dapat digunakan dalam industri tinta printer, cat, pernis, minyak pelumas, minyak rem, minyak hidrolik, cream, lipstick dan semir, produk turunan fatty amides banyak digunakan dalam industri sampo dan detergen, produk turunan fatty amines banyak digunakan dalam industry pembuatan softener dan sampo. Berbagai industri tersebut mempunyai prospek pasar yang cukup bagus, oleh karena itu diversifikasi pendayagunaan minyak kemiri sunan sebagai bahan baku produk oleokimia sangat mungkin untuk dikembangkan.
- ItemDIVERSIFIKASI PRODUK KAKAO SEBAGAI BAHAN BAKU BIOFARMAKA(IAARD Press, 2014) Towaha, Juniaty; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSecara umum struktur anatomis buah kakao terdiri dari empat bagian, yaitu kulit buah (pod) sebanyak 73,7%, pulpa 10,1%, plasenta 2,0%, dan biji 14,2%. Komponen kimia yang terdapat dalam buah kakao di antaranya adalah lemak kakao, polifenol, theobromin, kafein, pektin, dan kompleks lignin karbohidrat. Lemak kakao umumnya digunakan dalam kosmetika sebagai emolien. Polifenol kakao mempunyai aktivitas antioksidan, antimikroba, immunomodulator, efek kemopreventif untuk pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker. Theobromin memiliki efek diuretik, stimulan otot jantung dan relaksasi otot halus dan vasodilator. Kafein dapat dimanfaatkan dalam pengobatan jantung, stimulan pernafasan dan juga sebagai peluruh air seni. Pektin dapat dimanfaatkan untuk mencegah hiperlipedemia dan kanker usus, di samping merupakan salah satu bahan baku yang cukup luas dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai bahan pensuspensi, adsorben, bahan pembentuk gel dalam sediaan tablet, emulsi, dan suspensi. Lignin karbohidrat kompleks mempunyai aktivitas anti HIV (human immunodeficiency virus) dan anti HSV (herves simplex virus). Oleh karena itu, berdasarkan kemampuan aktivitas dari komponen kimia dalam buah kakao tersebut maka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sediaan biofarmaka.
- ItemKARAKTERISTIK MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum LINN.) SEBAGAI BAHAN BAKAR BIODIESEL(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Towaha, Juniaty; Udarno, Laba; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarNyamplung (Calophyllum inophyllum L) merupakan tanaman hutan yang mempunyai potensi sebagai sebagai bahan baku biodiesel. Minyak nyamplung yang diekstrak dari bijinya merupakan trigliserida yang tersusun dari molekul gliserol dan molekul asam lemak berantai karbon panjang, dengan komposisi asam lemak penyusunnya yaitu asam miristat, asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam arachidat dan asam erukat. Minyak nyamplung yang telah diesterifikasi dan ditransesterifikasi dengan methanol menghasilkan minyak biodiesel yang merupakan senyawa metil ester, dengan metil ester yang dominan adalah metil palmitat, metil stearat, metil olet dan metil linoleat. Biodiesel nyamplung telah diuji karakteristik fisiko kimianya oleh Puslitbang Minyak dan Gas Bumi, dimana semua sifat‐sifatnya kecuali titik kabut, telah memenuhi SNI 04‐7182‐2006 untuk biodiesel. Biodiesel nyamplung telah diuji coba di jalan raya (road rally test) menggunakan jeep dan bus sebanyak tiga kali mencapai jarak total 370 km, dari seluruh uji coba tersebut diperoleh hasil yang memuaskan tanpa masalah teknis permesinan.
- ItemPEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KOMPOS(IAARD Press, 2014) Rusli, Rusli; Ferry, Yulius; Towaha, Juniaty; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKulit buah kakao (Theobroma cacao L.) merupakan limbah pengolahan biji kakao yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara produsen kakao ke-3 terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Komposisi buah kakao terdiri dari kulit buah sebanyak 73,7%; (b) pulpa sebanyak 10,1%; (c) plasenta sebanyak 2,0%; dan (d) biji sebanyak 14,2% sehingga dengan mengacu kepada produksi biji kakao Indonesia pada tahun 2012 yang mencapai 833.310 ton maka terdapat limbah kulit buah kakao sebanyak ± 4.324.996 ton/tahun. Selama ini limbah kulit buah kakao belum banyak dimanfaatkan, apabila dikelola dengan baik dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk kompos sehingga memberikan nilai tambah dalam pengelolaan limbah buah kakao serta dapat meningkatkan pendapatan petani kakao.
- ItemQuality Attributes of Arabica Coffee Grown at Three Different Altitudes in Garut(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2016-10-05) Towaha, Juniaty; Purwanto, Eko Heri; Supriadi, Handi
- ItemSUBSTITUSI LEMAK KAKAO DENGAN MINYAK DARI INTI KELAPA SAWIT DAN KELAPA TERHIDROGENASI UNTUK PRODUK COKELAT SUSU / Substitution of Cocoa Butter with Hydrogenated Oil From Palm Kernel and Coconut for Milk Chocolate Product(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2017-05-29) Tarigan, Elsera Br; Towaha, Juniaty; Iflah, Tajul; Pranowo, Dibyo
- ItemTeknologi Pengolahan Kopi : Upaya Peningkatan Mutu dan Nilai Tambah Kopi Rakyat(IAARD Press, 2018) Towaha, Juniaty; Purwanto, Eko Heri; Iflah, Tajul; Tarigan, Elsera Boru; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKepopuleran kopi dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat diberbagai kalangan. Indonesia sebagai negara produsen beragam jenis kopi dengan citarasa terbaik dituntut untuk dapat diterima oleh konsumen baik dalam negeri ataupun mancanegara. Untuk dapat mempertahankan konsistensi mutu kopi yang sebagian besar pengusahaannya di perkebunan rakyat, banyak faktor yang mempengaruhi dan sebagian besar disebabkan pengaruh tahapan proses pengolahan. Proses pengolahan yang dimulai dari proses pemanenan hingga menghasilkan kopi siap seduh merupakan faktor yang paling mempengaruhi untuk menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan daya saing kopi Indonesia yang umumnya kopi spesialti di pasar internasional dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu sehingga kopi Indonesia dapat dikenal lebih banyak di dunia serta dapat memberikan nilai tambah terhadap kopi rakyat juga dapat mensejahterakan petani. Buku ini mengulas proses pengolahan hasil panen kopi yang baik, mulai dari pemanenan hingga pengolahan produk akhir kopi. Buku ini akan menjadi pedoman bagi pembaca khususnya yang terlibat dalam bisnis kopi sehingga akan menghasilkan produk kopi yang berkualitas dan bernilai tinggi.