Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Toha, Husin M."

Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi
    (Balai Penelitian Tanaman Padi, 2002) Lesmana, Ooy S.; Toha, Husin M.; Las, Irsal; Balai Penelitian Tanaman Padi
    Buku ini memuat informasi deskripsi varietas padi dengan karakteristik masing-masing keunggulannya yang disusun berdasarkan tahun pelepasan dari kurun waktu 1995 sampai 2002. Diawali varietas Memberamo sampai yang terbaru dilepas (akhir 2002) yaitu varietas Cigeulis, Gilirang (padi sawah) dan Situ Bagendit, Situ Patenggang untuk padi gogo (lahan kering).
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Panduan Teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu Padi Sawah Irigasi
    (Departemen Pertanian, 2003) Las, Irsal; Makarim, A. Karim; Kartaatmadja, Sunendar; Toha, Husin M.; Gani, Anischan; Pane, Hamdan; Abdurachman, Sarlan
    Hingga saat ini lahan sawah irigasi tetap menjadi tulang punggung dalam sistem produksi padi nasional. Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah, peningkatan produksi padi diupayakan dengan mengeksploitasi sebagian besar lahan sawah irigasi melalui program intensifikasi. Namun dalam hampir dua dekade terakhir produksi padi makin sulit ditingkatkan. Kalaupun terjadi peningkatan produksi, keuntungan yang diperoleh petani relatif tidak seimbang dengan biaya produksi yang semakin tinggi. Hal tersebut erat kaitannya dengan kondisi tanah yang telah mengalami degradasi akibat intensifikasi yang dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan kelestarian kesuburan lahan. Sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian dewasa ini yang lebih terfokus kepada peningkatan pendapatan, kesejahteraan petani, dan pelestarian sumber daya alam maka program intensifikasi padi sudah selayaknya mendapat perbaikan dan penyempurnaan dari berbagai aspek, baik teknis maupun kelembagaan pendukung. Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) merupakan salah satu pendekatan yang dapat diimplementasikan dalam meningkatkan produksi padi secara intensif pada lahan sawah beririgasi. Selama ini, komponen pengelolaan tanaman terpadu seperti pengelolaan hama terpadu, hara terpadu, air terpadu, dan gulma terpadu telah dipraktekkan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, karena pengelolaannya masih parsial maka hasilnya belum optimal. Model PTT dikembang kan secara holistik, dengan mengintegrasikan berbagai komponen yang bersinergi dan kompatibel dalam sistem produksi tanaman, sehingga hasilnya diharapkan akan lebih nyata
  • No Thumbnail Available
    Item
    Peluang Pengembangan Padi Gogo IP 200
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2012) Widyantoro; Toha, Husin M.; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
    Penelitian peluang pengembangan padi gogo IP 200 dilaksanakan di Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas pada MK 2010 dan MH 2010/2011 dengan tujuan untuk mengetahui wilayah potensial pengembangan padi gogo IP 200 dan alternatif budidaya. Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei dan demplot di lahan petani. Metode survei digunakan untuk mengetahui deliniasi wilayah potensial pengembangan padi gogo IP 200, sedangkan metode demplot digunakan untuk mengetahui adaptasi varietas unggul padi gogo IP 200 berikut kendala pemecahan budidaya padi gogo IP 200. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan deliniasi wilayah potensial pengembangan padi gogo IP 200 terdapat peluang pengembangan padi gogo dapat ditingkatkan menjadi dua kali, dari satu kali tanam pada musim hujan menjadi dua kali tanam pada musim hujan I dan musim musim hujan II (MK I). Pada wilayah-wilayah yang mempunyai curah hujan lebih dari 7 bulan basah mempunyai peluang untuk pengembangan padi gogo IP 200. Hasil uji adaptasi varietas unggul padi gogo ratarata hasil mencapai 5,5 t/ha GKP pada MK 2010 dengan kisaran 4,0 t/ha (Limboto) sampai 6,5 t/ha (Situ Patenggang), dan 5,63 t/ha GKP pada MH 2010/2011 dengan kisaran 4,45 t/ha (Limboto) sampai 6,30 t/ha (Situ Patenggang). Hasil evaluasi pertanaman VUB padi gogo di tingkat petani, rata-rata hasil mencapai 5,94 t/ha GKP pada MK 2010 dan 6,13 t/ha GKP pada MH 2010/2011. Dilihat dari segi varietas, hasil padi gogo tertinggi dicapai pada varietas Situ Patenggang, diikuti Towuti, Batutegi, dan Situ Bagendit.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Preferensi Petani Terhadap Beberapa Varietas Unggul Padi Gogo, Studi Kasus di Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Widyantoro; Zarwazi, Lalu M.; Toha, Husin M.
    Abstract Preferences of Farmers in Several Improved Upland Rice Varieties. Improved new rice variety is one of the main technologies developed by the Indonesian Centre for Rice Research which play a dominant role in increasing rice production in Indonesia. Several strategies of dissemination to introduce the newly developed varieties of rice to the farmers have already been done, but it seems still ineffective. Method of dissemination in which farmers, both as the producer and the consumers have an opportunity to directly participate in evaluating, judging, and selecting the new rice varieties was being introduced. An experiment to evaluate the response of farmers in upland ecosystem to the 8 new varieties, Batutegi, Situ Patenggang. Situ Bagendit, Jatiluhur, Limboto, IR64, Ciherang, and Cimelati and to a breeding line, TB490C was conducted in land areas covered by the young teak trees in Ngliron Village, Randublatung Sub-district, District of Blora, Central Java Province during the WS of 2008/2009. This experiment involved a total of 25 cooperators consisted of farmers, rice traders, seed producers, and the household women. Evaluation on the response of farmers was conducted through the distribution of questionnaires during the cropping season, and through the organoleptic test. Results of this experiment indicated that based on plant type, plant height, number of tillers, and number of panicles, the varieties of Batutegi and Situ Patenggang were the most preferred by the farmers. Based on the type of rice grains, the colour of the rice grain, and the quality of the milled rice, the rice varieties of Situ Bagendit, 1864, and Ciherang were the most preferred by the farmers. While the type of long and slender grains was another character of grain in which farmers like more than the long oval type of rice grains. The organoleptic test showed that farmers favoured to the quality of the milled rice of all varieties tested. Abstrak Varietas unggul padi merupakan inovasi teknologi utama yang dihasilkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi yang berperan sangat dominan dalam upaya peningkatan produksi padi. Berbagai upaya dalam kerangka diseminasi telah dilakukan untuk memperkenalkan varietas unggul padi yang telah dilepas kepada petani. Diperlukan suatu metode agar petani sebagai produsen bisa langsung melihat, merasakan, dan mengadopsi varietas-varietas yang baru dikenalnya. Percobaan untuk mengevaluasi respons petani laban kering terhadap 8 varietas, Batutegi, Situ Patenggang Situ Bagendit, Jatiluhur, Limboto, IR64, Ciherang, dan Cimelati, dan terhadap 1 galur padi gogo, TB490C telah dilaksanakan di lahan hutan jati muda Desa Ngliron, Kecamatan Randublarung Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada MH 2008/2009. Percobaan ini melibatkan sejumlah 25 petani kooperator, terdiri atas petani, pedagang beras, penangkar benih, dan ibu rumah tangga. Evaluasi preferensi dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dilaksanakan sejak pertanaman mencapai fase vegetatif sampai saat fase generatif dan dengan metode uji rasa nasi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa berdasarkan pada tipe tanaman, tinggi tanaman, jumlah anakan, dan panjang malas, varietas Batutegi dan Situ Bagendit sangat disukai petani. Dari bentuk gabah, warna gabah, dan mutu beras, varietas Situ Bagendit, IR64, dan Ciherang sangat disukai petani. Gabah panjang dan ramping merupakan bentuk gabah yang g lebih disukai petani daripada yang berbentuk agak bulat. Berdasarkari rasa nasi, semua varietas yang diperkenalkan memiliki nasi yang dapat diterima petani

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback