Browsing by Author "Tiroja, Siska"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemAgribisnis Usaha Ternak Sapi Potong Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pertanian (Puap) Di Kabupaten Jayapura, Papua(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Tiroja, Siska; Tiro, Batseba M W; Usman; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPerkembangan pembangunan di Propinsi Papua saat ini mulai membaik dibandingkan tahun-tahusebelumnya. Di era pemerintahan yang baru dengan semangat kerjanya yang tinggi menjadikan Papua cukumendapat perhatian. Sebagai salah satu Propinsi di Kawasan Timur Indonesia dan apabila dibandingkadengan Kawasan Barat Indonesia, dalam perkembangannya berbagai sektor pembangunan cukup lambanamun demikian apabila ditinjau berdasarkan potensi sumberdaya alam dan ketersediaan hijauan (padanpenggembalaan) sangat potensial bagi pengembangan ternak bila ditinjau dari potensi sumber daya alamnyaKebijakan dan program yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran pembangunan peternakan di Papusalah satunya yaitu melalui program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) terutama ditinjau daagribisnis usaha ternak sapi potong yang merupakan komoditi unggulan di kabupaten Jayapura. Berbaga upaya terus dilakukan melalui pengembangan kawasan produksi peternakan, mengembangkan usahagribisnis berbasis komoditas melalui pengembangan agribisnis peternakan, dan menyediakan sarana dan prasarana pendukung sarana produksi. Oleh karena itu perlu diinformasikan potensi pet ernakan, ketersediaadan dukungan teknologi pakan sapi dalam mendukung teknologi usaha ternak sapi sehingga upaya untumengembangkan agribisnis usaha ternak sapi potong ditingkat peternak dapat tercapai.
- ItemKeragaan Usaha Ternak Babi di Kabupaten Nabire, Papua(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Wamaer, Demas; Tiroja, Siska; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuUsaha ternak babi merupakan salah satu usaha yang berpotensi untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan dapat memberikan tambahan pendapatan rumah tangga secara kontinu. Pengkajian bertujuan: (1) mengetahui keragaan usaha ternak babi di 2 Distrik (Nabire dan Wanggar), (2) mengetahui corak pemeliharaan ternak babi dan penerapan teknologi ditingkat peternak, (3) memperoleh informasi jalur pemasaran ternak babi yang ada. Penentuan lokasi secara purpossive, pengambilan petani contoh secara simple random sampling di Distrik Nabire dan Wanggar dengan pertimbangan bahwa kedua distrik mempunyai populasi ternak babi yang terbesar dibanding kecamatan lainnya di Kabupaten Nabire. Kajian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2004. Pengumpulan data menggunakan metoda wawancara berdasarkan daftar pertanyaan, dilakukan terhadap 30 responden. Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil survei menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan ternak tiap keluarga cukup bervariasi antara 2 – 22 ekor, dengan rincian jumlah ternak babi jantan 56 ekor (41,79 %), betina 78 ekor (58,21 %). Ternak lainnya (sapi dan ayam buras) dipelihara hanya 6 % dari jumlah responden. Sedangkan corak pemeliharaan ternak babi secara umum masih bersifat semi-intensif, namun terdapat beberapa peternak penduduk asli (Paniai) dengan corak pemeliharaan secara intensif yang mengarah ke sistem usaha agribisnis. Sebagian besar responden (60%) menyatakan pemasaran ternak babi di Distrik Nabire dan Wanggar, dilakukan secara lokal (pembeli datang ke lokasi), sedangkan yang dijual ke pedagang pengumpul hanya (10%), sisanya (30%) langsung dijual ke pasar kota.
- ItemPemanfaatan Lahan Sub Optimal Dalam Usahatani Kedelai Dan Jagung Sebagai Sumber Pakan Ayam Lokal Mendukung Pengembangan Integrasi Tanaman-Ternak Di Provinsi Papua, Indonesia(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Usman; Kasim, Arifuddin; Tiroja, Siska; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPotensi luas lahan sub-optimal di Papua mencapai sekitar 17.689.174 Ha, dari luasan tersebut baru dapatdimanfaatkan secara optimal sekitar 15-20%. Pemanfaatan lahan kering dalam usahatani pertanian di Papuadidominasi oleh tanaman kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah, kacang panjang), jagung, dan peternakan.Metode kegiatan dilaksanakan secara on farm research di lahan petani melalui pendekata partisipatif. Paket teknologi yang diterapkan terbagi dalam dua model teknologi yaitu teknologi introduksi dan teknologi exisiting.Hasil kajian menunjukkan bahwa produktivitas kedelai (1,10 t/ha)dan jagung (2,9 t/ha) pada teknologi introduksi lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas kedelai (0,80 t/ha)dan jagung (2,2 t/ha) padateknologi existing, dan memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05). Demikian pula usahatani ayam lokaldiperoleh pertambahan berat badan harian (13,9 g/ekor), bobot akhir (1.490 g/ekor) dan mortalitas(6,7%)lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi existing, dan memberikan hasil yang berbeda nyata(P<0,05). Analisis kelayakan usahatani teknologi introduksi diperoleh nilai RC 1,7 lebih tinggi dari teknologiexisting, dannilai MBCR 3,5. Dengan demikian pemanfaatan lahan sub-optimal untuk usahatani kedelai jagung sebagai sumber pakan ayam local sangat layak untuk dikembangkan.
- ItemPotensi Dan Kendala Integrasi Sapi-Sawit Di Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari Papua Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Dominanto, Ghalih Priyo; Tiroja, Siska; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuLahan penggembalaan alam berupa lahan perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sumber hijauan pakan bagi ternak sapi terutama oleh peternakan rakyat di daerah pedesaan, di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui potensi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Prafi yang meliputi analisis komposisi botani dan proyeksi kapasitas tampung pada lokasi ini. Penelitian dilakukan selama bulan Februari sampai April 2015. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik studi kasus. Hasil studi memperlihatkan bahwa spesies tumbuhan yang ditemukan pada perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Prafi Manokwari sebanyak 27 spesies yang terdiri atas 7 spesies rumput, 5 spesies legum dan 15 spesies hijauan lain atau non pakan. Selanjutnya proporsi spesies tumbuhan berdasarkan frekuensi ditemukannya didominasi oleh hijauan lain sebesar 55,56% kemudian 25,92% rumput, dan 18,52% legum. Kapasitas tampung perkebunan kelapa sawit di daerah Prafi sebesar 0,35 UT/ha/tahun.