Browsing by Author "Tiro, Batseba MW"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemThe integration model of sweet potato-pigs in the Papua highlands(IOP Publishing, 2021-01-01) Soplanit, Alberth; Tirajoh, Siska; Tiro, Batseba MW; Dominanto, Ghalih P.; Rumbarar, Merlin K.; IOPSweet potato-pigs integration system (hipere-wam) is a model that farmer can apply to maintain production in highland area. The aim of this study is to produce a specific location model of sweet potato-pigs integration technology in the sweet potato center area. The results of the study show that sweet potato production during the four months of the assessment with the wet tuber weight for Musan cultivar was 0.90 kg/ plant or 21.67 t/ha and Cangkuang cultivar was 1.06 kg/plant or 25.47 t/ha, respectively. Biomass production was 0.84 kg/plant or 20.24 t/ha for Musan cultivar and 0.76 kg/plant or 18.31 t/ha for Cangkuang cultivar, respectively. The increase in the body weight of introduced pigs was 157 g/head/day, compared to the farmer's which was of 50 g/head/day. Based on the calculation of the level of consumption of pigs during the assessment, it shows that the average feed requirement from sweet potato was 1.5 kg /head/day or 180 kg /head /4 months or 2.880 kg/16 heads/4 months. The calculation of organic fertilizer from wet livestock manure for four months of maintenance was 480 kg or 30.0 kg/head or 0.30 kg/head/day. If it is assumed that 0.065-0.066 hectare land contains 1.733-1.760 plants, the contribution of organic fertilizer from pig manure to sweet potato plants is 130 - 140 g/plant/4 months.
- ItemKajian Teknologi Budidaya dan Pengaruhnya Terhadap Penampilan Ternak Babi(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2007-12-07) Tiro, Batseba MW; Fernandez, Paskalis Th.; Kementrian PertanianPemeliharaan temak babi di Kabupaten Jayawijaya masih dilakukan secara tradisional, dimana pakan yang diberikan hanya terdiri dari ubi dan daun ubi jalar. Disamping itu kandang babi umumnya sangat tertutup dan masih menyatu dengan tempat tinggal (honai). Kajian untuk melihat pengaruh po/a perkandangan terhadap penampilan ternak babi telah dilaksanakan di kampung Okoloma Pisugi Distrik Kurulu Kabupaten Jayawijaya sejak bu/an September - Desember 2006. Menggunakan 18 ekor babi umur lepas sapih yang dibagi dalam 2 kelompok perlakuan. Perlakuan I : kandang perbaikan, dan perlakuan II : kandang introduksi. Pakan yang diberikan pada kedua po/a sama yaitu terdiri dari 75% ubi ja/ar + 25% daun ubi jalar + legume lokal dan limbah sayuran. Hasil kajian menunjukkan pertambahan bobot badan temak babi pada kandang introduksi lebih tinggi (0, 1 O kglekorlhari) dibanding pada kandang perbaikan (0, 06 kglekorlhari). Konsumsi pakan pada kandang introduksi juga lebih tinggi (854,59 glekorlhari) dibanding pada kandang perbaikan (827,26 glekorlhari). Hasil ana/isa ekonomi menunjukkan bahwa keuntungan terbesar dicapai pada po/a kandang introduksi sebesar Rp 10.674.392 atau Rp 3.558.130/bulan dengan nilai RIC 1,9. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penampilan ternak babi pada kandang introduksi lebih baik dan lebih menguntungkan dibanding pada kandang perbaikan.
- ItemKeragaman Teknologi dalam Budidaya Ternak Babi di Dataran Tinggi Jayawijaya Provinsi Papua(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2017-01-01) Tiro, Batseba MW; Malik, Afrizal; Kementrian PertanianTemak babi sebagai ternak penghasil daging yang berpotensi untuk dikembangkan di Papua, baik itu ditinjau dari sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan juga aspek sosial budaya masyarakat. Disamping itu temak ini juga dapat memberikan tambahan penghasilan bagi rumah tangga petani dalam waktu yang relatif singkat. Namun demikian produktivitas temak babi masih tergolong rendah disebabkan sistem pemeliharaannya yang masih bersifat tradisional dimana ternak babi dilepas mencari makan sendiri. Perbaikan manajemen pemberian pakan dan pola perkandangan mampu meningkatkan produktivitas ternak. Teknologi pakan melalui pengaturan komposisi pakan ubi dan daun ubi jalar (75% ubi jalar + 25% daun ubi jalar) dapat meningkatkan pertambahan bobot badan (PBB) ternak mencapai 220% dibanding pola petani. Pemberian pakan lain seperti sundaleka/ Puerasia chepaloides dan dedak juga dapat meningkatkan PBB temak, selain itu dengan pemberian kedua bahan pakan ini dapat mengurangi pemberian ubi dan daun ubi jalar yang adalah juga merupakan makanan pokok masyarakat di dataran tinggi Jayawijaya. Melalui Teknologi perkandangan dapat meningkatkan produktivitas temak babi dan keuntungan yang diperoleh mencapai 30%, kandang yang diintroduksi dapat meningkatkan PBB temak babi sekitar 66% dibanding pada kandang perbaikan. Hal ini tentunya juga berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh petani dalam memelihara temak babi, dimana melalui teknologi perkandangan keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dalam memelihara temak babl yakni mencapai 30%.
- ItemPengkajian Sistem Usahatani Ternak Babi Lokal di Dataran Tinggi Kabupaten Jayawijaya(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2019-01-01) Tiro, Batseba MW; Malik, Afrizal; Kementrian PertanianPengkajian bertujuan untuk memperbaiki kinerja induk babi dengan memanfaatkan pakan lokal selain ubl dan daun ubi jalar dan kontrol penyakit. Pengkajian dilaksanakan di Kampung Okoloma Pisugl, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya. Pengkajian dilaksanakan di lahan petani dengan melibatkan petanl secara aktif dalam pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan. Adapun per1akuan pakan yang dikaji adalah : Pl : Ubi jalar (70%) + daun ubi jalar (15%) + sundaleka (15%) dan P2 : Ubi jalar (70%) + daun ubi jalar (15%) + sundaleka (15%) + dedak (adlib). Hasil yang diperoleh dari pengkajian ini adalah : 1). Penambahan dedak dalam ransum temak babi yang mengkonsumsl ubi jalar, daun ubi jalar dan sundaleka (Puerasia chepaloides) dengan komposisi masing-masing 70%; 15% dan 15% (perlakuan P2) dapat memperbaiki perubahan bobot badan induk (100 g/ekor/hari) dengan konsumsi pakan (1.072,24 g/ekor/hari). Konversi pakan terendah juga pada perlakuan P2 yaitu sebesar 12,25; 2). Angka kebuntingan, jumlah anak per kelahiran dan bobot lahir tertinggi anak babi diperoleh pada perlakuan pakan P2 dan 3). Mortalitas anak babi sebelum disapih umumnya disebabkan tertindih oleh induknya sendiri (18,75% dan 30%) masing-masing pada periakuan P2 dan Pl; dan juga karena bobot lahir yang rendah (6,25%) pada periakuan P2. Secara keseluruhan mortalitas anak babi sebelum dlsaplh yang disebabkan tertindih induknya sendiri sebesar 37 ,5%. Hasil analisa usahatani menunjukkan keuntungan yang diperoleh selama pemeliharaan 5 bulan pada perlakuan P2 sebesar Rp 6.461.334,- sedangkan Pl sebesar Rp 10.498.386,- dengan nilal R/C adalah 1,7 dan 1,4.
- ItemPERUBAHAN BERAT BADAN INDUK SAPI SILANGAN SIMMENTAL· PERANAKAN ONGOLE PASCA BERANAK YANG DISUPLEMENTASI BERANGKASAN KEDELAI(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2013-01-01) Tiro, Batseba MW; Kementrian PertanianPenelitian ini dilaksanakan di kandang percobaan Fakultas Petemakan Universitas Gadjah Mada dari bulan Agustus-Desember 2012, bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan berangkasan kedelai dalam pakan terhadap konsumsi dan perubahan berat badan (PBB) induk sapi silangan Simmental-Peranakan Ongole (SimPO) pasca beranak. Pakan yang diberikan berupa pakan standar terdiri dari hijauan dan konsentrat perbandingan 60% : 40%, dengan kandungan PK 10-11% dan TDN 60-65%, disuplementasi berangkasan kedelai. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 per1akuan dan masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Per1akuan suplementasi; PO: kontrol hanya diberi pakan standar, Pl: PO + 1,8 kg berangkasan kedelai dan P2: PO + 3,6 kg berangkasan kedelai. Parameter yang diamati adalah konsumsi pakan (BK, PK, dan TON} serta perubahan berat badan (PBB) induk. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa perlakuan suplementasi berangkasan kedelai berpengaruh tidak nyata terhadap konsumsi BK, TON dan PBB induk, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi PK. Konsumsi BK, PK dan TDN induk sapi SimPO pada perlakuan Pl (1,8 kg berangkasan kedelai) dan P2 (3,6 kg berangkasan kedelai) lebih tinggi dibanding per1akuan PO (kontrol) dan PBB induk pada perlakuan PO: -0,17 ± 0,58 kg/hari; Pl: 0,04 ± 0,20 kg/hari dan P2: 0,25 ± 0,31 kg/hari. Disimpulkan bahwa suplementasi berangkasan kedelai dapat meningkatkan konsumsi pakan (BK, PK dan TDN) dan meningkatkan PBB induk sapi SimPO pasca beranak.
- ItemSystem Integration of Paddy-Cattle in Wetland Areas of Merauke Regency Papua(International journal of Agriculture Innovation and Research, 2018-06-23) Tiro, Batseba MW; Usman; Beding, Petrus; Kementrian PertanianAbstract – Aside from being a rice development area, Merauke Regency is also a center for beef cattle development. The more intensive the use of land for agriculture, the dependence of livestock feed supply from agricultural byproducts/waste will be greater Commodity of rice and beef cattle is very potential to be developed in Merauke Regency, because in addition to producing main products (rice and meat) also produce side products (straw, bran, manure). The cattle system integration system of paddy-cattle is one of the alternatives in increasing the production of rice, meat, milk, and increasing farmers' income. This study aims to evaluate the utilization of fermented straw fodder for beef cattle and the utilization of compost from livestock for the growth of rice crops. The results of the study indicate that paddy-cattle integration can increase farmer income by 68.42% with 1 ha and 11 cattle planting area. The integration of livestock system of paddycattle gives benefits to farmers, because : 1). Agricultural waste (rice straw and rice bran) is available and can be utilized as a source of quality feed through the fermentation process to reduce feed costs, and 2). Waste of livestock that has not been utilized optimally can be utilized as organic fertilizer to improve soil fertility and also as a source of income.