Browsing by Author "Syahbuddin, Haris"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
- ItemAdagium Ilmu Tanah dan Tanaman dalam Praktek Pertanian Tanaman Pangan(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2020) Fagi, Achmad M.; Makarim, A. Karim; Syahbuddin, HarisBuku tentang tanah dan fisiologi tanaman untuk pertanian telah banyak ditulis oleh para ahli ilmu tanah dan ahli fisiologi tanaman bertaraf internasional. Isi dari buku-buku ilmu tanah dan juga buku-buku fisiologi tanaman bervariasi dalam hal tekanan terhadap objek bahasan, bergantung kepada daya tarik dari para ahli tersebut. Tetapi kalau dibaca secara seksama isi dari buku buku dalam disiplin ilmu yang sama saling melengkapi antara satu dan lainnya. Untuk menelaah isi dari buku-buku itu yang terdiri atas ratusan halaman per buku atau ribuan halaman secara keseluruhan perlu waktu yang tidak mungkin diluangkan oleh teknisi di lapang (Penyuluh Pertanian Spesialis-PPS, Penyuluh Pertanian Lapang-PPL), bahkan oleh mahasiswa dan peneliti sekalipun, apalagi oleh para pengambil keputusan yang kegiatan kesehariannya begitu banyak dan kompleks. Buku-buku ilmu tanah dan fisiologi tanaman dasar ditulis oleh para ahli pada era dimana isu-isu terkini belum timbul, karena pada saat itu hasil-hasil pertanian relatif masih dapat mencukupi kebutuhan minimal, sementara sejak pertengahan abad ke-20, mulai disadari bahwa pertambahan jumlah penduduk membutuhkan pangan dan papan yang semakin banyak, dan kelestaran lingkungan semakin mengkhawatirkan akibat dari tekanan jumlah penduduk itu. Pada situasi seperti dewasa ini wajar kalau muncul dua pilihan gagasan atau strategi tentang pembangunan pertanian: pertama, gagasan low-inputs traditional farming untuk kembali ke penerapan teknologi seperti pada era pra-industri; kedua, gagasan high inputs commercial farming yang lebih memperhatikan kebutuhan pangan dan papan penduduk yang terus meningkat. Pada tanaman pangan terigu, jagung dan padi alternatif/gagasan kedua berkonotasi dengan teknologi Revolusi Hijau.
- ItemAssessing Opportunities to Increase Yield and Profit in Rainfed Lowland Rice Systems in Indonesia(MDPI, 2021-04-15) Erythrina, Erythrina; Anshori, Arif; Bora, Charles Y.; Dewi, Dina O.; Lestari, Martina Sri; Mustaha, Muhammad A.; Remija, Khadijah E.; Rauf, Abdul W.; Mikasari, Wilda; Surdianto, Yanto; Suriadi, Ahmad; Darwis, Valeriana; Syahbuddin, HarisIn this study, we aimed to improve rice farmers’ productivity and profitability in rainfed lowlands through appropriate crop and nutrient management by closing the rice yield gap during the dry season in the rainfed lowlands of Indonesia. The Integrated Crop Management package, involving recommended practices (RP) from the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD), were compared to the farmers’ current practices at ten farmer-participatory demonstration plots across ten provinces of Indonesia in 2019. The farmers’ practices (FP) usually involved using old varieties in their remaining land and following their existing fertilizer management methods. The results indicate that improved varieties and nutrient best management practices in rice production, along with water reservoir infrastructure and information access, contribute to increasing the productivity and profitability of rice farming. The mean rice yield increased significantly with RP compared with FP by 1.9 t ha 1 (ranges between 1.476 to 2.344 t ha 1 ), and net returns increased, after deducting the cost of fertilizers and machinery used for irrigation supplements, by USD 656 ha (ranges between USD 266.1 to 867.9 ha 1 ) per crop cycle. This represents an exploitable yield gap of 37%. Disaggregated by the wet climate of western Indonesia and eastern Indonesia’s dry climate, the RP increased rice productivity by 1.8 and 2.0 t ha 1 , with an additional net return gain per cycle of USD 600 and 712 ha 1 , respectively. These results suggest that there is considerable potential to increase the rice production output from lowland rainfed rice systems by increasing cropping intensity and productivity. Here, we lay out the potential for site-specific variety and nutrient management 1 with appropriate crop and supplemental irrigation as an ICM package, reducing the yield gap and increasing farmers’ yield and income during the dry season in Indonesia’s rainfed-prone areas.
- ItemBuku Saku Pedoman Teknis Kerja Sama Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2021) Syahbuddin, Haris; Adriani, Erlita; Nugrahani, Nuning; Ariyanto, AgungBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan lembaga penghasil inovasi teknologi yang memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian. Balitbangtan sebagai lembaga litbang dituntut untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki melalui pengembangan jejaring kerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholders) dan mitra strategis di dalam dan luar negeri. Di dalam implementasinya, kegiatan kerja sama dihadapkan pada beberapa tantangan terkait mekanisme kerja sama, pengelolaan kekayaan intelektual dan kompensasi atas penggunaan aset negara, pengelolaan dan pemanfaatan hasil kerja sama bagi masing-masing pihak dan optimasi sumber daya. Untuk itu diperlukan pedoman teknis kerja sama penelitian dan pengembangan Balitbangtan yang dapat menjadi acuan pelaksanaan kerja sama
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Tanaman Pangan 2010-2019(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2019) Syahbuddin, Haris; Hutapea, Ronald; Hikmat, Edi; Hasmi, Idrus; Koentjoro; Arvan, Rahmi YulianiPemerintah mencanangkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Dalam kurun 2010-2019 produksi tanaman pangan umumnya mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan periode sebelumnya. Peningkatan produksi tanaman pangan tentu tidak lepas dari pemanfaatan inovasi teknologi khususnya Varietas Unggul Baru (VUB). Peran strategis benih VUB dalam sistem produksi pertanian tanaman pangan mengharuskan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) dengan beberapa unit penelitiannya untuk terus berupaya menghasilkan inovasi VUB yang mampu meningkatkan produksi, adaptif pada berbagai agroekosistem serta adaptif terhadap kondisi cekaman lingkungan tertentu. VUB yang dihasilkan Puslitbangtan selain memiliki keunggulan daya hasil yang tinggi, varietas unggul juga diupayakan memiliki karakteristik lainnya yang berkaitan dengan kualitas dan citarasa, umur tanaman, serta ketahanan terhadap cekaman biotik (hama dan penyakit) dan abiotik (kekeringan, banjir dan salinitas). Tidak kalah pentingnya adalah upaya merakit varietas yang penting bagi kesehatan seperti beras kaya besi (Fe) dan seng (Zn) atau mengandung indeks glikemik yang rendah. Jagung dan kedelai yang kaya akan protein, ubijalar kaya betakaroten dan antisianin, serta manfaat dan keunggulan khas lainnya dari VUB tanaman pangan. Sebagian besar varietas unggul padi, jagung komposit, dan kedelai yang ditanam petani dewasa ini adalah hasil rakitan Puslitbangtan. Melalui penelitian secara berkesinambungan Puslitbangtan terus berupaya melakukan pengkayaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya genetik tanaman pangan yang selanjutnya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk merakit varietas unggul tipe baru dengan prospektif jangka panjang. Buku ini berisikan deskripsi varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar yang telah dilepas pada periode 2010-2019.
- ItemLahan Rawa : Penelitian dan Pengembangan(IAARD Press, 2013) Haryono; Noor, Muhammad; Syahbuddin, Haris; Sarwani, MuhrizalBuku ini merupakan rangkuman dari berbagai hasil penelitian dan pengalaman Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam pengelolaan lahan rawa, yang diharapkan menjadi acuan dalam pengembangan lahan rawa untuk pertanian ke depan. Buku ini disusun dalam tujuh bab utama. Bab 1 berisi pengertian dan perspektif lahan rawa, Bab 2 memaparkan sejarah penelitian dan pengembangan lahan rawa di Indonesia, Bab 3 tentang persepsi dan pandangan masyarakat terhadap lahan rawa, Bab 4 mengemukakan sifat dan ciri lahan rawa, Bab 5 mengungkapkan kondisi sosial ekonomi dan budaya petani pada agroekosistem rawa, Bab 6 tentang inovasi teknologi pertanian lahan rawa, dan Bab 7 tentang arah pengembangan pertanian lahan rawa ke depan.
- ItemPedoman Teknis Kerjasama lingkup Balitbangtan(Balitbangtan, 2020-12-05) Syahbuddin, Haris; Andriani, Erlita; Nugrahani, Nuning; Ariyanto, Agung; Balitbangtan
- ItemPeta Prediksi Tanam dan Kebutuhan Air Komoditas Strategis Perkebunan(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2019) Subagyono, Kasdi; Dikin, Antarjo; Gunadi, Dudi; Harmanto; Apriyana, Yayan; Surmaini, Elza; Pramudia, Aris; Syahbuddin, Haris; Ripaldi, Adi; Nugroho, Anindito Adi; Misnawati; Firda, Dariin; Ronal, Muhamad; Agustian, Moh; Las, Irsal; Maya, Deden Indra Teja; Widarto, Heru Tri; Arsiah; Sukanadi, Ketut Ayu; Rulianti, Ebi; Direktorat Jenderal PerkebunanAir merupakan salah satu faktor penting dalam usaha meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan. Salah satu kendala dalam usaha peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan yaitu kekurangan air terutama pada saat musim kemarau. Untuk mengurangi risiko kegagalan panen akibat kondisi tersebut, perlu disusun informasi mengenai prediksi tanam dan kebutuhan air terutama pada wilayah-wilayah pengembangan komoditas strategis perkebunan. Informasi tersebut selanjutnya akan menjadi pedoman dalam menentukan jadwal tanam yang tepat, melakukan antisipasi kekurangan air terutama apabila penanaman dilakukan di luar musim (off season). Sehubungan dengan kebutuhan akan informasi-informasi tersebut, maka disusunlah Buku Peta Prediksi Tanam dan Kebutuhan Air Komoditas Strategis Perkebunan yang merupakan kerjasama antara Direktorat Jenderal Perkebunan dengan Balai Agro Klimat dan Hidrologi ± Badan Litbang Pertanian, mencakup informasi mengenai tentang prediksi tanam dan kebutuhan air untuk 10 komoditas strategis perkebunan (Lada, Pala, Cengkeh, Tebu, Kelapa Dalam, Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Kopi dan Teh) pada provinsi pelaksana kegiatan pengembangan komoditas perkebunan tahun anggaran 2019
- ItemPetunjuk Teknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015) Kartiwa, Budi; Heryani, Nani; Rejekiningrum, Popi; Susanti, Erni; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Haryono; Sosiawan, Hendri; Sutrisno, Nono; Hamdani, Adang; Talaohu, Sidik Hadi; Sudarman, Kurmen; Pramudia, Aris; Apriyana, Yayan; Surmaini, Elza; Husen, Edi; Syahbuddin, Haris; Nursyamsi, DediPetunjuk teknis (Juknis) Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer merupakan pedoman bagi: (1) koordinator POPT Kabupaten (Dinas Pertanian), (2) Danramil wilayah kekeringan (KODIM), (3) koordinator Liaison Officer (LO) Upaya Khusus (UPSUS) BPTP, di 14 provinsi yang terkena kekeringan, serta (4) beberapa eselon 2 dan 3 Balitbangtan, (5) Eselon 2 dan 3 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, (6) eselon 2 dan 3 Ditjen Tanaman Pangan, dan (7) Tim kekeringan Kementerian Pertanian. Juknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer terdiri atas: (1) pendahuluan, (2) jenis-jenis sumber dan bangunan air, (3) identifikasi sumber dan bangunan air eksisting, (4) identifikasi dan pengembangan sumber dan bangunan air baru, (5) perawatan sumber dan bangunan air, dan (6) pelaporan hasil
- ItemRekomendasi Budidaya Padi pada Berbagai Agroekosistem(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2020) Susanti, Zuziana; Rumanti, Indrastuti A; Rahmini; Sukarman; Mulyani, Anny; Setyorini, Diah; Syahbuddin, Haris; Sasmita, Priatna; Widowari, Ladiyani Retno; Anggara, Agus Wahyana; Wijanarko, Andy; Nugroho, Yudhistira; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Rohaeni, Wage Ratna; Handoko, Dody Dwi; Susanto, Untung; Safitri, Heni; Hairmansis, Aris; Widyantoro; Kasno, A.; Jumali; Roza, Celvia; Norvyani, Mutya; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
- ItemRoad Map Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, 2014) Las, Irsal; Agus, Fahmuddin; Nursyamsi, Dedi; Husen, Edi; Sutriadi, Teddy; Wiratno; Syahbuddin, Haris; Jamil, Ali; Ritung, Sofyan; Mulyani, Anny; Hendrayana, Rahmat; Dariah, Ai; Suryani, Erna; Sulaeman, Yiyi; Nurida, Neneng L.; Rejekiningrum, PopiEksistensi lahan kering di Indonesia memiliki peran strategis mendukung pembangunan menuju pertanian bioindustri berkelanjutan. Peran strategis lahan kering tersebut ditunjukkan antara lain oleh potensi areal yang luas, adanya peluang untuk meningkatkan nilai tambah melalui pengembangan komoditas komersial (perkebunan, hortikultura dan peternakan), dapat mengkompensasi produksi pertanian karena lahannya terdegradasi, dan karena konversi lahan. "Road Map Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan" disusun untuk memberikan arahan secara koseptual dan komprehensif berlandaskan tag line Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian "Science. Innovation. Networks", serta memuat bahasan antara lain: (1) potensi, karakteristik dan permasalahan lahan kering; (2) state of the art pengembangan IPTEK lahan kering; (3) arah, strategi, dan road map penelitian dan pengembangan lahan kering; dan (4) konsep dan strategi pengembangan lahan kering untuk mendukung pembangunan pertanian bioindustri berkelanjutan.
- ItemRoad Map Strategi Sektor Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Las, Irsal; Runtuwutu, Eleonora; Surmaini, Elza; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Amien, Istiqlal; Rejekiningrum, Popi; Pujilestari, Nurwindah; Unadi, Astu; Agus, Fahmudin; Susanti, Erni; Syahbuddin, Haris; Makarim, A.K; Irawan; Suwandi; Mudiarsa, Ketut G.; Wijayanti, Ari; Sutrisno, Nono; Noble, Pither; Wahyunto; Thalib, Amlius; Hamdani, Adang; HaryonoPerubahan iklim telah dan akan mengancam hampir semua lini kehidupan di muka bumi. Peningkatan suhu udara, kekeringan, banjir, dan badai topan adalah dampak langsung dari perubahan iklim. Fenomena alam ini telah terjadi di berbagai belahan dunia dan menimbulkan kerugian besar, termasuk penurunan produksi pertanian. Sektor pertanian paling peka terhadap perubahan iklim yang mengubah sistem produksi dan pola tanam. Di sisi lain, pertanian berperan penting dalam kehidupan umat manusia, baik sebagai sumber pangan maupun industri yang menggerakkan roda perekonomian. Meski peka terhadap iklim, sektor pertanian potensial dalam hal mitigasi. Indonesia dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan terus meningkat dari tahun ke tahun dituntut untuk mampu menyediakan pangan bagi semua lapisan masyarakat. Di sisi lain, dinamika pembangunan nasional berdampak terhadap konversi lahan pertanian dan sosial-ekonomi masyarakat. Hal ini merupakan tantangan yang perlu dicarikan jalan keluarnya.
- ItemTanaman Pangan Fungsional Kaya Antioksidan(IAARD Press, 2020-04-02) Mejaya, Made J.; Syahbuddin, Haris; Balitbangtan