Browsing by Author "Suwandi"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemBawang Merah di Indonesia(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1996) Putrasamedja, Sartono; Suwandi; Balai Penelitian Tanaman SayuranBawang merah adalah salah satu komoditas sayuran yang paling banyak diusahakan, mulai daerah dataran rendah (< 1 m dpal) sampai daerah dataran tinggi (> 1000 m dpal). Hasil bawang merah di Indonesia antara daerah yang satu dengan yang lainnya sangat bervariasi, yang antara lain disebabkan oleh perbedaan varietas yang diusahakan. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, telah melepas beberapa varietas bawang merah yang berpotensi hasil tinggi dan disukai oleh konsumen. Informasi tentang varietas-varietas tersebut, disusun dalam bentuk monograf berjudul “Varietas Bawang Merah di Indonesia”.
- ItemBudi Daya Bawang Merah di Luar Musim: Teknologi Unggulan Mengantisipasi Dampak Perubahan Iklim(IAARD Press, 2014-01) Suwandi
- ItemBudidaya Bawang Putih di Dataran Tinggi(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1997) Hilman, Yusdar; Hidayat, Achmad; Suwandi; Balai Penelitian Tanaman SayuranBawang putih bukan merupakan komoditas prioritas Puslitbanghort Hortikultura Departemen Pertanian, namun informasi mengenai peluang budidaya tanaman tersebut sangat diperlukan. Hal ini mengingat krisis moneter yang berkepanjangan dan kebijakan pemerintah yang mengurangi impor bawang putih yang banyak menyedot devisa negara. Di Indonesia, bawang putih lokal merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Usahatani bawang putih banyak menyerap tenaga kerja. Monograf ini sangat relevan untuk dapat digunakan oleh petani, mahasiswa dan pecinta agribisnis .
- ItemMenakar Kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan Inovasi Budidaya Sayuran Berkelanjutan(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009) Suwandi; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemMerah Putih Swasembada Pangan : Menghapus Ego Sektoral(IAARD Press, 2018-06-02) Sulaiman, Andi Amran; Simatupang, Pantjar; Subagyono, Kasdi; Suwandi; Setiawan, Budi Indra; Andayani, Andi; Hermanto; Herodian, Sam; Hakim, M. Luthful; Badan Litbang Pertanian
- ItemPembuatan Kompos Jerami di Lahan Sawah(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2008) Ikrarwati; Suwandi; Sugiartini, Emi; Isro’i; Andayani, Dini; Sente, Umming; Setiabudi, Didi; Indrasti, Rita; Nur, M.Potensi jerami padi setap musim panen sangat tinggi, bisa mencapai 10-15 ton/ha. Kompos berbahan baku jerami padi bukanlah hal yang baru. Metode pembuatan kompos jerami juga sudah banyak berkembang, namun ternyata pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kompos masih sangat minim. Hal ini dikarenakan belum tersebarnya informasi pengomposan jerami secara meluas di petani padi dan/atau adanya beberapa komponen dalam pembuatan kompos yang masih dianggap rumit oleh petani. Brosur ini berisi uraian tentang pembuatan kompos berbahan baku jerami padi secara sederhana dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembuatan kompos jerami. Selain itu, diuraikan juga kandungan hara yang terdapat dalam jerami padi.
- ItemPenangkaran Bibit Tiktok di Tingkat Petani(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2008) Sente, Umming; Andayani, Dini; Sugiartini, Emi; Ikrarwati; Setiabudi, Didi; Indrasti, Rita; Nur, M.; SuwandiTiktok merupakan komoditas ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan beriringan dengan budidaya padi sawah. Pangsa pasar tiktok di DKI Jakarta sangat terbuka luas. Namun kebutuhan bibit tiktok masih belum terpenuhi walaupun sudah mendatangkan dari luar wilayah. Untuk itu diperlukan kegiatan penangkaran bibit tiktok untuk mendukung usaha ternak tiktok.
- ItemPeningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggul(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2008) Ikrarwati; Suwandi; Sugiartini, Emi; Andayani, Dini; Setiabudi, Didi; Sente, Umming; Indrasti, Rita; Nur, M.Salah satu alternatif peningkatan pendapatan usahatani lahan sawah adalah dengan melakukan penangkaran benih padi varietas unggul bersertifikat. Kebutuhan benih bermutu dan bersertifikat yang menjadi salah satu fahktor keberhasilan usahatani hingga saat ini masih belum terpenuhi. Melihat kondisi tersebut, maka kegiatan penangkaran benih padi dapat menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan usahatani padi sawah.
- ItemPerdagangan Internasional Komoditas Pangan Strategis(IAARD Press, 2018) Sulaiman, Andi Amran; Subagyono, Kasdi; Hermanto; Suwandi; Sayaka, Bambang; Kustiari, Reni; Dermoredjo, Saktyanu K.; Sinuraya, Julia F.; Santoso, Paulus Basuki Kuwat; Bahar, Farid A.Kebijakan perdagangan internasional merupakan aspek yang menentukan dalam mewujudkan kedaulatan pangan untuk komoditas pangan strategis yang akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani. Sebagai negara berkembang dan salah satu penghasil pangan terbesar, Indonesia dapat diuntungkan dengan kebijakan perdagangan internasional yang diterapkan WTO, karena terbukanya kesempatan ekspor ke negara-negara anggota WTO. Namun, di sisi lain, kebijakan perdagangan internasional telah membuat pembangunan sektor pertanian menjadi terhambat karena persaingan yang sangat ketat dari produk-produk pertanian sejenis yang diimpor. Buku ini menggambarkan keberpihakan pemerintah terhadap rakyat untuk menjaga ketahanan pangan, mewujudkan kedaulatan pangan, serta kesejahteraan petani di era globalisasi perdagangan. Berbagai peraturan pun diterbitkan agar produk pangan impor tidak membanjiri pasar dalam negeri. Pemerintah juga melakukan berbagai program terobosan untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional serta pemberdayaan petani agar menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar internasional.
- ItemPetunjuk Teknis Pelaksanaan Penelitian Kesuburan Tanah(IAARD Press, 2014) Purwanto, Imam; Suryono, Jojon; Sumantri, Koko Kusuma; Somantri, Edi; Mulyadi; Suwandi; Jaenudin; Mindawati; Suhaeti, Eti; Hidayat, Endang; Hidayat, RahmatTanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting di sektor pertanian. Tanah merupakan media tumbuh tanaman, sehingga tanpa tanah usaha pertanian lebih sulit dilakukan. Tanah merupakan bagian dari kulit bumi terluar yang memiliki ketebalan lapisan relatif tipis. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan-batuan di bawahnya. Pembentukantanah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, seperti bahan induk, iklim, topografi, vegetasi atau organisme, dan waktu. Pembentuk tanah bekerja secara dinamis melalui proses fisika, kimia, biologi, maupun secara simultan, ketiganya saling berinteraksi, berjalan terus menerus, dan saling mempengaruhi. Dominan maupun tidak dominan pengaruh masing-masing faktor tersebut sangat beragam tergantung lingkungan setempat. Mekanisme pembentukan tanah yang rumit tersebut terjadi secara alamiah menghasilkan jenis tanah yang beragam dan tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda sehingga mengakibatkan vegetasi beragam. Sebagai contoh penggunaan lahan untuk sawah dilakukan pada wilayah dataran dan mempunyai sumber daya air yang besar.
- ItemRoad Map Strategi Sektor Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Las, Irsal; Runtuwutu, Eleonora; Surmaini, Elza; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Amien, Istiqlal; Rejekiningrum, Popi; Pujilestari, Nurwindah; Unadi, Astu; Agus, Fahmudin; Susanti, Erni; Syahbuddin, Haris; Makarim, A.K; Irawan; Suwandi; Mudiarsa, Ketut G.; Wijayanti, Ari; Sutrisno, Nono; Noble, Pither; Wahyunto; Thalib, Amlius; Hamdani, Adang; HaryonoPerubahan iklim telah dan akan mengancam hampir semua lini kehidupan di muka bumi. Peningkatan suhu udara, kekeringan, banjir, dan badai topan adalah dampak langsung dari perubahan iklim. Fenomena alam ini telah terjadi di berbagai belahan dunia dan menimbulkan kerugian besar, termasuk penurunan produksi pertanian. Sektor pertanian paling peka terhadap perubahan iklim yang mengubah sistem produksi dan pola tanam. Di sisi lain, pertanian berperan penting dalam kehidupan umat manusia, baik sebagai sumber pangan maupun industri yang menggerakkan roda perekonomian. Meski peka terhadap iklim, sektor pertanian potensial dalam hal mitigasi. Indonesia dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan terus meningkat dari tahun ke tahun dituntut untuk mampu menyediakan pangan bagi semua lapisan masyarakat. Di sisi lain, dinamika pembangunan nasional berdampak terhadap konversi lahan pertanian dan sosial-ekonomi masyarakat. Hal ini merupakan tantangan yang perlu dicarikan jalan keluarnya.