Browsing by Author "Sutrisno ...[at al]"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemBioasai Tanaman Kedelai Transgenik pinII terhadap Hama Penggerek Polong (Etiella zinckenella, Treitschke)(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Sutrisno ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKegiatan bioasai tanaman kedelai transgenik generasi R3 telah dilakukan di Laboratorium dan rumah kaca Fasilitas Uji Terbatas (FUT), Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor TA. 2002. Tujuan pe-nelitian adalah mendapatkan tanaman kedelai transgenik R3 yang tahan terha-dap hama penggerek polong kedelai (Etiella zinckenella Tr.). Sepuluh tanaman kedelai Wilis R3 hasil penembakan dengan gen proteinase inhibitor II (pinII dari event WP1 (4 tanaman) dan WP2 (6 tanaman) ditanam pada pot/ember plastik yang berisi campuran tanah, pupuk kandang, dan kompos, dan dipelihara di da-lam rumah kaca FUT. Setelah tanaman berumur 50 hari, setiap tanaman diin-festasi dengan 5 pasang imago dewasa penggerek polong kedelai, kemudian tanaman ditutup dengan plastik milar berbentuk tabung/silinder dengan tutup kain kasa pada bagian atasnya. Pengamatan dilakukan pada waktu menjelang panen dengan menghitung persentase serangan polong dan biji. Hasil bioasai menunjukkan bahwa persentase serangan polong terendah dijumpai pada ta-naman WP1-1-1 (51,8%) dan tertinggi pada tanaman WP1-1-4 (100%). Persentase serangan biji terendah juga dijumpai pada WP1-1-1 (44,3%) dan tertinggi pada WP1-1-4 (100%). Namun hasil bioasai ini masih perlu dikonfirmasikan dengan uji secara molekuler agar hasilnya lebih meyakinkan.
- ItemIdentifikasi Marka RFLP untuk Toleransi terhadap Keracunan Besi Pada Padi di Indonesia(Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia, 1997-11) Sutrisno ...[at al]; Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, BogorSuatu penelitian dilakukan untuk tujuan mengidentifikasi tetua-tetua padi yang menunjukkan toleran atau peka terhadap keracunan besi, mensurvai polimorfisme antara tetua-tetua toleran dan peka, mempelajari keterkaitan antara marka-RFLP dan toleransi terhadap keracunan besi. Suatu kajian lapang yang dilaksanakan di Tamanbogo, Lampung pada tanah sawah yang mengandung sekitar 175 ppm Fe, menunjukkan bahwa padi varietas Mahsuri, Batang Ombiiin, BW 267-3, dan KDM 105, adalah toleran terhadap keracunan besi, sedangkan varietas IR 64 dan Sei Lilin adalah peka. Suatu survai polimorfisme antara tetua toleran (Batang Ombiiin, BW 267-3, Mahsuri) dan peka (IR64 dan Sei Lilin) menggunakan kombinasi 5 enzim restriksi dan 43 klon DNA menunjukkan bahwa 42 kombinasi enzim-klon DNA menghasilkan polimorfisme antara tetua-tetua tersebut. Sedangkan survai polimorfisme antara tetua toleran (Mahsuri) dan peka (IR64) menggunakan kombinasi 5 enzim restriksi dan 43 klon DNA, menunjukkan bahwa 18 kombinasi enzim-klon DNA menghasilkan polimorfisme antara kedua tetua tersebut. Dari 86 klon DNA yang digunakan untuk hibridisasi, 23 klon DNA tidak terjadi hibridisasi dengan fragmen DNA padi hasil potongan kelima enzim restriksi yang diuji. Dari kombinasi enzim-klon DNA yang menunjukkan polimorfisme tersebut, 22 kombinasi enzim-klon DNA digunakan untuk kajian keterpautan pada 24 individu F2 hasil silangan Mahsuri/IR64. Hasil kajian keterpautan tersebut menunjukkan bahwa 4 kombinasi, yaitu R202-EcoRV, RZ144-Hindlll, RZ450-Pstl, dan RZ721-Pstl berpeluang besar untuk terpaut dengan gen toleransi terhadap keracunan besi pada varietas Mahsuri. Kajian keterpautan perlu dilanjutkan dengan menggunakan individu F2 yang lebih banyak dan kombinasi enzim-klon DNA yang lain.
- ItemRegenerasi Embrio Muda Jagung yang Diintroduksi Plasmid pUBC dan pBarGus(Balai Penelitian Bioteknologi TanamanPangan, 2001) Sutrisno ...[at al]; Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianSuatu percobaan regenerasi kalus embrio muda jagung yang diintroduksi plas-mid pUBC dan pBarGus telah dilakukan di Balai Penelitian Bioteknologi Tanam-an Pangan, Bogor pada tahun 1998/99 dengan tujuan awal untuk mendapatkan tanaman yang lolos dari seleksi BastaR dan tujuan akhir untuk mendapatkan tanaman jagung transgenik Bt yang tahan hama penggerek jagung. Plasmid pUBC yang mengandung gen cry IAc dan plasmid pBarGus yang mengandung gen Gus dan gen Bar dimasukkan ke dalam sel kalus embrio muda jagung de-ngan bantuan alat penembak partikel. Sebanyak 128 kalus embrio muda varie-tas Antasena dan 264 varietas Bisma telah ditembak dengan plasmid pBarGus dan plasmid pUBC, serta 302 kalus embrio muda Bisma telah ditembak dengan pUBC. Kedua plasmid tersebut ditembakkan secara ko-transformasi yang di-tembakkan dua kali pada jarak 7 cm dengan tekanan 1050 psi. Dari 128 embrio muda Antasena dan 264 Bisma yang ditembak, banyaknya kalus yang dapat bertahan hidup dari seleksi dengan BastaR (5 mg/l) ialah 15 Antasena dan 51 Bisma. Data tersebut menunjukkan bahwa 19-20% embrio muda berhasil di-masuki pBarGus. Dari kalus yang bertahan hidup, dihasilkan 24-25 planlet. Tiap kalus dapat menghasilkan 0-1 planlet. Planlet yang berhasil diaklimatisasikan sebanyak 9-10 tanaman normal yang menghasilkan tongkol yang berbiji. Biji jagung yang dihasilkan berkisar antara 2-581 per tongkol. Jumlah total biji yang dihasilkan dari 10 tanaman Antasena tersebut ialah 1653 biji dan sembilan ta-naman Bisma adalah 205 biji. Tiga ratus dua embrio muda Bisma juga ditembak pUBC saja (tanpa pBarGus) yang menghasilkan 110 kalus. Kalus tersebut menghasilkan 14 planlet (tunas berakar). Dari planlet itu dihasilkan tiga tanaman yang menghasilkan tongkol berbiji. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan tujuan menguji integrasi gen cry, ekspresi gen cry, dan bioasai transforman terhadap penggerek batang jagung Asia.
- ItemUji Keefektifan Transforman Jagung R3 dan R4 terhadap Penggerek Batang Jagung(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Sutrisno ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianUji keefektifan tanaman jagung transforman R3 dan R4 terhadap penggerek batang jagung Asia telah dilakukan di Fasilitas Uji Terbatas, Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Pengujian bertujuan untuk mengetahui respon jagung transforman R3 dan R4 terhadap penggerek batang jagung Asia. Seba-nyak 135 tanaman putatif transgenik (Antasena cryIAc) telah diuji responnya terhadap penggerek batang jagung Asia. Dari 135 tanaman putatif transgenik, 22 tanaman menunjukkan respon sangat tahan, 41 tanaman tahan, dan 72 tanaman peka. Kematian larva instar pertama pada tanaman transgenik (66%) lebih tinggi daripada kematian larva tersebut pada tanaman non transgenik (16%). Ukuran larva penggerek batang jagung Asia pada tanaman transgenik (3,7 mm) lebih pendek daripada ukuran larva pada tanaman non transgenik (5,3 mm).
- ItemUji Stabilitas Ekspresi Gen CryIAc dalam Transforman Jagung R3 dan R4(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Sutrisno ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPada tahun 2000 telah diperoleh transforman R2 dan R3 yang menunjukkan reaksi tahan terhadap penggerek batang jagung Asia, sehingga diduga transfor-man tersebut positif mengandung protein kristal produk gen cryIAc. Pada tahun 2001, gen cryIAc diuji ekspresinya pada transforman R3 dan R4. Uji ekspresi dilakukan dengan mendeteksi adanya protein kristal sebagai produk dari gen cryIAc. Deteksi protein kristal dilakukan dengan Dot Blot-ELISA. Untuk melaku-kan Dot Blot-ELISA serangkaian penelitian perlu dilakukan yang meliputi, pe-nyiapan protein kristal cryIAc sebagai kontrol positif, optimasi reaksi kemikalia ELISA dengan protein cryIAc dari isolat Bt (kontrol positif), dan reaksi kemikalia ELISA dengan protein cryIAc dari transforman. Dari 10 isolat Bt yang diduga mengandung cryIAc diamplikasi dengan primer spesifik terhadap gen cryIAc. Hasil amplifikasi menunjukkan bahwa 4 isolat mengandung fragmen DNA pada ukuran yang sesuai dengan harapan. Empat isolat tersebut diperbanyak dalam media Lurient Broth dan protein kristal cryIAc diisolasi dari isolat tersebut untuk digunakan sebagai kontrol positif. Dot Blot-ELISA terhadap protein kristal dari keempat isolat tersebut menunjukkan reaksi positif. Dot Blot-ELISA terhadap protein dari tanaman transforman menunjukkan reaksi negatif.