Browsing by Author "Sution"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- Item1. Profil Tanaman Padi dengan Pemberian Bahan Organik di Lokasi SL-PTT Kabupaten Bengkayang(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2012-06) David H, Jhon; Tommy P; Sution; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Bahan organik di samping berpengaruh terhadap pasokan hara tanah juga tidak kalah pentingnya terhadap sifat fi sik seperti menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu sebagai tempat aerasi dan lengas tanah. Kajian ini bertujuan membandingkan penggunaan bahan organik dan paket rekomendasi pemupukan di lokasi SL-PTT 2010 di Kabupaten Bengkayang yang dimulai bulan April– Desember 2010. Digunakan dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu bahan organik (Kotoran Sapi 4 t/ha, pengembalian jerami 5 t/ha), faktor kedua paket rekomendasi pemupukan (pemupukan berdasarkan rekomendasi umum yaitu 250 kg urea,150 kg SP36, dan 150 kg KCl), (pemupukan dengan rekomendasi hanya 75%), (50% dari rekomendasi umum), (dosis P dan K berdasar status hara tanah + N berdasar BWD), (150 kg SP36 + 150 kg KCl + N berdasar BWD). Parameter kajian adalah jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot gabah permalai, bobot gabah per rumpun, bobot 1000 butir, persentase gabah hampa, panen dan hasil gabah per ha. Hasil yang terbaik didapatkan adalah dengan penggunaan bahan organic kotoran sapi 4 t/ha dengan 3.34 t/ha GKP dan dengan paket pemupukan 50% dari rekomendasi umum hanya menghasilkan 2.15 t/ha GKP.
- ItemKeragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Sawah Irigasi Semi Teknis Tanam Pada Musim Kemarau(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Sution; Nurdin, Maryam; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenelitian bertujuan untuk mendapatkan varietas unggul baru padi yang mempunyai sifat pertumbuahan baik, adaptif serta produktifitasnya tinggi. Pelaksanaan penelitian di desa Tunggal Bhakti, Kec. Kembayan, MK 2013, dengan luasan 1,25 ha. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 5 varietas yaitu Inpari 3, Inpari 10, Inpari 14, Mekongga dan Situ Begendit, dan diulang sebanyak 6 kali . Teknologi budidaya dengan pendekatan PTT, pengolahan lahan secara sempurna, pemupukan berdasarkan PUTS, penanaman dengan jajar legowo 2:1, umur bibit 18-21 hari, jumlah 2-3 bibit lubang-1, pengendalian OPT dengan prinsip PHT. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman tertinggi pada varietas Situ Begendit (93,20 cm) dan Inpari 10 (92,97 cm), jumlah anakan terbanyak varietas Inpari 10 (17,88) dan Inpari 14 (18,80). jumlah gabah isi tertinggi varietas Inpari 14 (85,10 biji) dan Situ Bagendit (81,43). Persentase gabah hampa paling sedikit varietas Inpari 14 (15,37%). Sedangkan jumlah gabah per malai tertinggi pada varietas Situ bagendit (108,38 butir) dan Inpari 3 (105,45 butir). Semua varietas Inpari mempunyai bobot 1000 butir lebih tinggi disbanding varietas Mekongga dan Situ Begendit. Hasil gabah ketiga jenis varietas Inpari mempunyai produktivitas diatas 6 t ha-1 yaitu Inpari 3 (6,63 t ha-1, Inpari 10 (6,19 t ha-1) dan Inpari 14 (6,88 t ha-1).
- ItemKERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI GOGO DI DAERAH PERBATASAN KALIMANTAN BARAT(Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, ) Sution; Agustinus Agus
- ItemKeragaan Varietas Unggul Baru Padi Gogo Di Daerah Perbatasan Kalimantan Barat(Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, 2020-12) Sution; Agus, Agustinus; Politeknik Pembangunan Pertanian MedanSalah satu peyebab rendahnya produktivitas padi gogo di Kalimantan Barat adalah digunakannya varietas padi lokal, dimana potensi hasilnya rendah jika dibanding varietas unggul. Perkembangan varietas unggul untuk padi gogo tergolong lambat jika dibanding padi sawah, hal ini disebabkan program pemerintah yang banyak dilaksanakan pada pengembangan padi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari adaptasi beberapa varietas unggul yang baik terhadap varietas lokal di daerah perbatasan Kalimantan Barat. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan varietas yaitu Batu Tegi, Situ Patenggang, Situ Bagendit, dan lokal Cantik dengan ulangan sebanyak 6 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas padi lokal Cantik memiliki tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas unggul antara 15,16 - 52,04 cm. Jumlah anakan dan jumlah malai tertinggi terdapat pada varietas Situ Bagendit dan Batu Tegi. Jumlah gabah per malai, jumlah gabah berisi per malai dan bobot 1000 butir tertinggi terdapat pada varietas Batu Tegi masing-masing 180,13 butir, 124,75 butir dan 27,99 g. Persentase gabah hampa tertinggi pada semua varietas unggul Batu Tegi, Situ Patenggang, Situ Bagendit masing-masing 30,27%, 28,16% dan 27,14%. Produktivitas tanaman tertinggi terdapat pada varietas Batu Tegi (6,35 ton/Ha) dan Situ Bagendit (4,85 ton/Ha) yang berbeda nyata dibandingkan dengan varietas Situ Patenggang dan lokal Cantik.
- ItemRespon Mekongga Terhadap Empat Paket Pemupukan NPK di Lahan Sawah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Sution; Sution; Hadian, Sukron; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPelaksanaan pengkajian terhadap beberapa dosis pemupukan pada lahan sawah di Desa Mak Kawing, Kecamatan Balai, Kabupaten Sanggau pada bulan Mei sampai Oktober 2010, dengan luas 0,25 ha dengan menggunakan varietas Mekongga. Penanaman dilakukan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Benih yang digunakan benih bermutu (berlabel) kelas FS, pengolahan lahan dilakukan dengan mencangkul ringan (minimum tilage). Penanaman dilakukan umur 18 hari, sistem legowo 4:1, dengan bibit 1-3 per tanaman. Perlakukan pemupukan dengan dosis (1) NPK 600 kg/ha, (2) NPK 400 kg/ha + urea 66,7 kg/ha, (3) NPK 240 kg/ha + urea 120 kg/ha + KCl 70 kg/ha, (4) urea 200 kg/ ha + SP36 100 kg/ha + KCl 100 kg/ha + kompos jerami 0,5 t/ha. Tujuan dari pengkajian ini untuk mengetahui dosis pupuk yang sesuai terhadap pertumbuhan dan produktivitas padi sawah varietas Mekongga di Kecamatan Balai Kabupaten Sanggau. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa dari 4 pelakukan pemupukan produktivitas tertinggi berdasarkan hasil ubinan 2 m x 3 m menggunakan dosis urea 200 kg/ha + SP36 100 kg/ha + KCl 50 kg/ha + kompos jerami 0,5 t/ha dengan hasil produksi gabah (3,6 t/ha GKP) dan produktivitas terendah perlakuan pupuk NPK kebomas 600 kg/ha hasil produksi gabah (2,2 t/ha GKP)