Browsing by Author "Susilowati ...[at al], Dwi N."
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemIsolasi dan Seleksi Mikroba Diazotrof Endofitik d Penghasil Zat Pemacu Tumbuh pada Tanaman Padi dan Jagung(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Susilowati ...[at al], Dwi N.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianSejumlah bakteri endofit diketahui memiliki potensi yang nyata dalam menambat N2 udara (diazotrof) dan menghasilkan zat pemacu tumbuh AIA. Telah diperoleh sebanyak 142 isolat bakteri endofitik yang terdiri dari 95 isolat bakteri endofitik asal tanaman padi dan 47 isolat asal tanaman jagung hasil isolasi dari daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil seleksi dalam hal menambat N2 udara dan menghasilkan AIA diperoleh 5 isolat bakteri endofitik padi unggul, yaitu BCr 1.2 (AIA 4,530 ppm), BCbd 1.3 (AIA 5,363 ppm; menambat N2 0,0116 umol/jam/tabung), APK 2.4 (AIA 2,818 ppm; menambat N2 2,683 umol/jam/tabung), BCr 2.3 (AIA 1,539 ppm; menambat N2 1,9495 umol/jam/tabung), dan BCr 2.1 (AIA 1,730 ppm; menambat N2 1,280 umol/jam/tabung). Selain itu, telah terseleksi 5 isolat bakteri endofitik unggul tanaman jagung, yaitu JCbd 2.1 (AIA 5,897 ppm; menambat N2 0,059 umol/jam/tabung), JCmg 3.3 (menambat N2 0,039 umol/jam/tabung), JKW 1.1B (AIA 1,036 ppm), JSHC 2.4 (menambat N2 s 0,219 umol/jam/tabung), dan JLkCN 2.3 (AIA 0,677 ppm; menambat N2 0,469 umol/jam/tabung). Inokulasi bakteri endofitik jagung pada skala laboratorium ternyata mampu meningkatkan perkembangan secara visual akar utama dan serabut tanaman jagung. Inokulasi bakteri diazotrof endofitik isolat JCBd 2.1 dan JLkCN 2.3 berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dibandingkan dengan kontrol. Namun, perlakuan inokulasi ternyata tidak berbeda nyata pada pertumbuhan diameter batang, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot kering akar, kadar klorofil, dan kadar N. Pemberian dosis pupuk N anorganik pada taraf N1 (Dosis 25%), tidak berbeda nyata dengan kotrol NO (Tanpa N), tetapi pada N2 (Dosis 50%), N3 (Dosis 75%), dan N4 (Dosis 100%) berpengaruh nyata terhadap kadar N di dalam tanaman bila dibandingkan dengan kontrol NO (Tanpa N). Namun, perlakuan tersebut tidak berbeda nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan kadar klorofil. Dan tidak ada interaksi antara pemberian inokulasi dan beberapa taraf pupuk N.
- ItemKoleksi, Karakterisasi, dan Preservasi Mikroba Penyubur Tanah dan Perombak Bahan Organik(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Susilowati ...[at al], Dwi N.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPenyimpanan isolat mikroba penyubur tanah umumnya masih di dalam medium agar miring, dan hanya sedikit isolat yang telah diliofilisasi untuk penyimpanan jangka panjang. Di samping itu, karakterisasi secara lengkap, baik morfologi, fisiologi, biokimia, ketahanan terhadap antibiotik, dan profil genetik (schizotipe) baru dilakukan pada isolat Rhizobium kedelai. Pada penelitian ini dilakukan ke-giatan karakterisasi morfologi, fisiologi, biokimia terhadap 16 isolat Rhizobium hasil fusi protoplas intergenerik dan 19 isolat hasil fusi intraspesies, serta 106 isolat bakteri endofitik dan 5 isolat filosfer. Sebanyak 106 isolat bakteri endofitik telah diuji kemampuannya dalam menghasilkan zat pemacu tumbuh auksin dan menambat nitrogen, sedangkan isolat bakteri filosfer hanya diuji kemampuan-nya dalam menambat nitrogen. Selain itu, sebanyak 23 isolat mikroba perom-bak bahan organik telah diisolasi dari sumber kayu lapuk dan jerami. Di antara 23 isolat tersebut, isolat kapang M10 memiliki aktivitas enzim tertinggi (0,1298 U/ml). Aktivitas selulase untuk enzim CMC-ase diperoleh 0,129 U/ml, -glukosi-dase diperoleh 0,0974 U/ml, dan Fp-ase 0,148 U/ml. Kadar protein untuk masing-masing enzim 0,253 mg/ml untuk CMC-ase; 0,198 untuk -glukosidase; dan 0,276 untuk Fp-ase. Enzim yang didapatkan kasar, sehingga dilakukan pengendapan dengan amonium sulfat dan konsentrasi yang memberikan aktivitas terbaik ialah 60% untuk CMC-ase dan -glukosidase, dan 70% untuk Fp-ase.
- ItemPenghambatan Pertumbuhan Aspergillus spp. oleh Bakteri Endofit(Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2018-06) Susilowati ...[at al], Dwi N.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianAspergillus spp. (A. niger, A. flavus, dan A. fumigatus) mengontaminasi komoditas pangan melalui produksi metabolit sekunder (mikotoksin) dan aspergilosis, dengan demikian sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan. Oleh karena itu, penghambatan pertumbuhan fungi penghasil mikotoksin pada komoditas pertanian yang disimpan perlu dipertimbangkan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi isolat bakteri endofit yang berasal dari jaringan tanaman padi dalam menghambat pertumbuhan Aspergillus spp. dan melakukan karakterisasi isolat terseleksi secara morfologis dan biokimia. Pengujian dengan metode Dual Kultur dan Disk Diffusion terhadap 155 isolat bakteri endofit mendapatkan tiga isolat, yaitu FB-Endo 65, FB-Endo 73, dan FB-Endo 95, yang menunjukkan zona hambat terhadap pertumbuhan Aspergillus spp. berkisar antara 13 mm dan 17 mm. Zona hambat dan kuantitas senyawa antifungi meningkat secara positif terhadap waktu inkubasi bakteri endofit pada interval 0 hingga 6 hari. Senyawa antifungi ketiga isolat tersebut tidak larut dalam etil asetat, namun larut dalam metanol. Senyawa yang larut dalam metanol dari isolat FB-Endo 73 menunjukkan zona penghambatan yang lebih besar dibanding dengan bakteri endofit lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga isolat menghasilkan aktivitas antifungi yang kuat. Identifikasi karakter morfologis dan biokimia menunjukkan bahwa ketiganya termasuk ke dalam genus Bacillus sp. Studi lanjutan yang diperlukan antara lain identifikasi dan metode produksi senyawa antifungi bakteri endofit tersebut dan aplikasinya pada benih-benih yang disimpan.