Browsing by Author "Suratman"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemEvaluasi Sumberdaya Lahan untuk mendukung Program Primatani di Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2008) BS, Busyra; Endrizal; Suratman; BPTP JambiUntuk mempercepat dan meningkatkan pemanfaatan hasil-hasil inovasi teknologi pertanian dan kelembagaan, Badan Litbang Pertanian melaksanakan suatu program yang dikenal dengan “Primatani” (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian), yakni suatu konsep deseminasi teknologi yang langsung ke petani. Berkaitan dengan program tersebut, evaluasi potensi sumberdaya lahan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan agar pemanfaatan lahan dapat optimal.
- ItemEvaluasi Sumberdaya Lahan Untuk Mendukung Program Primatani: Studi Kasus Kecamatan Abung Tinggi Kabupaten Lampung Utara(BPTPJambi, 2006) Suratman; BS, Busyra; BPTP JambiUntuk mempercepat dan meningkatkan pemanfaatan hasil-hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melaksanakan suatu program yang dikenal sebagai "Primatani" (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian), yakni merupakan suatu konsep deseminasi teknologi yang langsung ke petani. Berkaitan dengan program tersebut, sumberdaya lahan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan agara pemanfataan lahan dapat optimal.
- ItemKajian Karakteristik Biofisik Lahan Gambut untuk Mempersiapkan Tindakan Manajemen dalam Mengantisipasi Fluktuasi Perubahan Iklim(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, 2018) SuratmanPenelitian karakterisasi lahan gambut pada perkebunan kelapa sawit di wilayah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, telah dilaksanakan pada dua blok kebun. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan karakterisasi sifat morfologi, fisik, dan kimia tanah gambut sebagai dasar untuk mendukung tindakan manajemen di lahan perkebunan kelapa sawit untuk antisipasi fluktuasi perubahan iklim. Pengamatan tanah dilakukan dengan berpedoman pada variabilitas landform dalam tiap blok kebun. Pemboran dan pengambilan contoh tanah dilakukan dengan menggunakan bor tipe Eijkelkamp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi penelitian merupakan satu kesatuan landform yang dibedakan oleh variabilitas karakteristik dan klasifikasi tanah yang akan membedakan dalam pengelolaanya. Karakteristik tanah dibedakan berdasarkan tingkat kematangan atau tingkat dekomposisi dan kedalaman atau ketebalannya serta penyebarannya dalam blok. Dalam dua blok yang diteliti mempunyai 4 variabilitas tingkat kematangan gambut: yakni gambut hemik yang selalu jenuh air (Organosol Hidrik), gambut hemik tergenang bagian bawah (Organosol Distrik), gambut hemik dan sebagian lapisan atas saprik (Organosol Saprik), dan gambut saprik sebagian besar lapisan saprik (Organosol Saprik). Kedalaman/ ketebalan gambut bervariasi antara 140 hingga 480cm. Organosol Hidrik (Hydric Haplohemists): kadar serat 20,5-34,9%, C organik 26,27%, KTK 52,33 cmol/kg, dan KB 22%. Organosol Distrik (Typic Haplohemists): kadar serat 40,0- 52,3%, C organik 43,07%, KTK 64,46 cmol/kg, dan KB 19%. Organosol Saprik (Hemic Haplosaprists): kadar serat 17,5-25,0%, C organik 47,17%, KTK 47,15 cmol/kg, dan KB 21%. Organosol Saprik (Sapric Haplohemists): kadar serat 13,6- 19,1%, C organik 26,07%, KTK 70,54 cmol/kg, dan KB 27%. Selain klasifikasi yang bervariasi, antara posisi tengah dan tepi blok mempunyai karakteristik yang berbeda akibat perlakuan drainase yang berada di pinggir blok. Fluktuasi iklim akan berpengaruh terhadap perlakuan drainase yang dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk mengelola lahan gambut yang bervariasi dalam satu blok yang selama ini lazimnya dengan perlakuan yang seragam.
- ItemKajian Zona Agroekologi mendukung Perencanaan Pembangunan Pertanian Di Provinsi Jambi(BPTPJambi, 2006) BS, Busyra; Salwati; Suratman; BPTP JambiZona Agro Ekologi (ZAE) sebagai acuan perencanaan pembangunan pertanian di Provinsi Jambi. Dalam perencanaan pembangunan pertanian di daerah sangat dibutuhkan data dan informasi sumberdaya lahan, akan tetapi data sumberdaya lahan di daerah masih sangat terbatas, sehingga diperlukan upaya mempercepat penyediaan data dan informasi simberdyaa lahan. Salah satu bentuk usaha untuk mendapatkan data informasi tersebut adalah dengan melakukan karakterisasi dan evaluasi sumberdaya yang dituang dalam peta ZAE.