Browsing by Author "Suprapto, Anjar"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemDAMPAK PENGGUNAAN ALSINTAN TERHADAP PENGELOLAAN LAHAN DAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI LAHAN PASANG SURUT(Balittra, 2017) Sudirman, Umar; Alihamsyah, Trip; Suprapto, Anjar; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaPenggunaan alat dan mesin pertanian prapanen, panen dan pascapanen meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan mendukung program ekstensifikasi dengan penanaman yang lebih luas, lebih cepat dan secara serempak hingga indeks pertanaman (IP) meningkat. Peran mekanisasi pertanian pada lahan rawa pasang surut dan lahan bergambut mempunyai prospek yang cukup baik dalam mendukung usaha pelestarian swasembada beras. Alat dan mesin pertanian (alsintan) yang cocok untuk dikembangkan di daerah pasang surut masih sangat terbatas karena adanya keragaman kondisi lahan, tata ruang, keterpencilan lokasi, ketersediaan suku cadang dan agro-ekosistem yang spesifik.Bila pengelolaan alsintan dilakukan secara baik dan benar akan meningkatkan efisiensi kinerja alsintan tersebut. Alsintan mesin pengolahan tanah (hand tractor) dapat mengerjakan tanah lebih luas dan lebih cepat, sedangkan pompa air (water pump) dapat menjamin ketersediaan air, sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penggunaan berbagai jenis alsintan, selain meningkatkan efektivitas dan efisiensi usahatani secara teknis dan ekonomis juga akan menciptakan lapangan kerja baru seperti unit usaha pelayanan jasa alat mesin pertanian, yang didukung oleh munculnya usaha penyediaan suku cadang (spare parts) dan perbengkelan perawatan alat dan mesin. Pembangunan pertanian dengan sistem mekanisasi pertanian berdampak pada meningkatnya usahatani yang dilakukan, produksi dan produktivitas meningkat, akibatnya terjadi perubahan dalam kehidupan sosial dan ekonomi petani. Penggunaan alsintan di tingkat petani terus didorong oleh pemerintah antaranya melalui unit Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). Melalui UPJA semua kegiatan usahatani dapat dilaksanakan menggunakan alsintan. Adanya UPJA mendorong pemanfaatan alsintan oleh petani yang sekaligus merupakan terobosan untuk mengatasi masalah agar pemanfaatan alsintan dilakukan secara bersama-sama dengan sistem sewa, sehingga akan menguntungkan. Peran UPJA dalam sistem produksi tanaman adalah melakukan introduksi teknologi alsintan dengan sistem manajemen maju, sehingga memberikan keuntungan bagi pengelolanya dan bermanfaat bagi penggunanya. Oleh sebab itu, pengembangan alsintan di
- ItemDESAIN PROTOTIPE MESIN PANEN PADI TIPE MINI COMBINE UNTUK LAHAN RAWA PASANG SURUT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Pangaribuan, Sulha; Anggit S, Dony; Suprapto, Anjar; Balai Pengkajian Teknologi PertanianLahan rawa semakin memegang peranan penting dalam perspektif peningkatan produksi tanaman, khususnya tanaman padi.Penggunaan combine harvester di lahan rawa membutuhkan pengembangan khusus karena harus mempertimbangkan kondisi lahan.Karena pengoperasian combine harvester ini membutuhkan daya sangga tanah yang cukup terhadap berat alat. Tahun 2012-2014, BBP-Mektan sudah mengembangakan combine harvester yang dinamakan dengan Mini Combine Harvester, mesin ini memiliki nilai ground preassure sebesar 0.13 kg/cm 2 . Mesin ini tidak dapat langsung digunakan pada lahan rawa karena kondisi lahan yang berbeda, sehingga diperlukan modifikasi dan pengembangan lebih lanjut jika akan digunakan untuk lahan rawa. Sebagai tahap awal akan dipelajari karakteristik lahan rawa pasang surut yang memungkinkan untuk penggunaan combine harvester tersebut.Tujuan kegiatan ini adalah mendesain Mini Combine Harvesteruntuk padi lahan rawa pasang surut, keluaran yang diharapkan desain lengkap Combine Harvester padi lahan rawa pasang surut. Tahap Pelaksanaan kegiatan ini meliputi; Identifikasi karakteristik tanaman padi di lahan rawa, varietas dan sifat fisik karakteristik tanah lahan rawa. Penyusunan konsep dan pengembangan desain mesin serta evaluasi desain, Pembuatan gambar kerja detail. Tahap Pengujian meliputi Evaluasi disain. Hasil dari kegiatan kerekayasaan ini adalah desain mesin panen padi tipe mini combine untuk lahan rawa pasang surut dengan kedalaman air rata-rata 25-50 cm.
- ItemDESAIN PROTOTIPE MESIN PANEN PADI TIPE MINI COMBINE UNTUK LAHAN RAWA PASANG SURUT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Pangaribuan, Sulha; Anggit S, Dony; Suprapto, Anjar; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungLahan rawa semakin memegang peranan penting dalam perspektif peningkatan produksi tanaman, khususnya tanaman padi.Penggunaan combine harvester di lahan rawa membutuhkan pengembangan khusus karena harus mempertimbangkan kondisi lahan.Karena pengoperasian combine harvester ini membutuhkan daya sangga tanah yang cukup terhadap berat alat. Tahun 2012-2014, BBP-Mektan sudah mengembangakan combine harvester yang dinamakan dengan Mini Combine Harvester, mesin ini memiliki nilai ground preassure sebesar 0.13 kg/cm2. Mesin ini tidak dapat langsung digunakan pada lahan rawa karena kondisi lahan yang berbeda, sehingga diperlukan modifikasi dan pengembangan lebih lanjut jika akan digunakan untuk lahan rawa. Sebagai tahap awal akan dipelajari karakteristik lahan rawa pasang surut yang memungkinkan untuk penggunaan combine harvester tersebut.Tujuan kegiatan ini adalah mendesain Mini Combine Harvesteruntuk padi lahan rawa pasang surut, keluaran yang diharapkan desain lengkap Combine Harvester padi lahan rawa pasang surut. Tahap Pelaksanaan kegiatan ini meliputi; Identifikasi karakteristik tanaman padi di lahan rawa, varietas dan sifat fisik karakteristik tanah lahan rawa. Penyusunan konsep dan pengembangan desain mesin serta evaluasi desain, Pembuatan gambar kerja detail. Tahap Pengujian meliputi Evaluasi disain. Hasil dari kegiatan kerekayasaan ini adalah desain mesin panen padi tipe mini combine untuk lahan rawa pasang surut dengan kedalaman air rata-rata 25-50 cm.
- ItemDeteksi Dini Kekringan Pertanian Berbasis Sistem Informasi Geografis(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-10) Suprapto, Anjar; Sudira, Putu; Arif, Sigit Supadmo; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianDampak perubahan perilaku kekeringan kian menjadi tantangan bagi sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Data lapang juga menunjukkan kekeringan agronomis tidak hanya terjadi pada lahan kering dan lahan tadah hujan, tetapi juga sudah melanda lahan sawah, baik lahan sawah irigasi teknis maupun setengah teknis. Kekeringan yang terjadi terus meningkat besarannya (magnitude), baik intensitas, periode ulang, dan lamanya. Penelitian ini bertujuan menyusun sistem informasi yang dapat memberikan peringatan terjadinya kekeringan pada lahan pertanian berbasis sistem informasi geografis. Sistem informasi yang disusun diharapkan dapat digunakan pada instansi pemerintah atau swasta (stake holder) yang berkepentingan untuk dasar perencanaan pengelolaan lahan berdasarkan kecukupan air dan memberikan informasi dini kecukupan air pada lahan pertanian kepada pengguna. Data penyusun sistem informasi ini berupa data tabular dan data spasial. Data tabular berupa data angka dari data tanah, tanaman dan ketersediaan air, sedangkan data spasial mengandung data luas, posisi dari lahan pertanian. Kecukupan air ditentukan dari neraca air tanaman yaitu perbandingan ketersediaan air dan kebutuhan air tanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi deteksi dini kekeringan pertanian yang dihasilkan dapat memberikan informasi kapan, dimana dan berapa besar terjadinya kekeringan pada periode tahun tanam tertentu di Daerah Irigasi Kumisik Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan data yang sudah tersedia di instansi pengairan, oleh karena itu diharapkan dapat diaplikasikan pada instansi pemerintah (Dinas Pengairan) untuk membantu menentukan pola tanam yang aman pada suatu Daerah irigasi.
- ItemModifikasi dan Uji Kinerja Mesin Perontok Padi Tipe Throw-in untuk Perontokan Padi dengan Sistem Panen Potong Bawah(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Suparlan, Suparlan; Suprapto, Anjar; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianDalam beberapa tahun terakhir sedang berkembang mesin pemanen padi tipe gendong (paddy mower) dengan sistem panen padi potong bawah (potong panjang). Perontokan padi hasil pemotongan dengan mower dapat dilakukan dengan cara digebot atau menggunakan alat dan mesin perontok. Namun demikian untuk perontokan padi dengan sistem panen potong bawah dengan menggunakan mesin perontok yang telah berkembang masih belum memberikan hasil secara optimal (kapasitas perontokan berkisar 200 - 240 kg/jam), karena mesin tersebut umumnya dirancang untuk perontokan padi dengan sistem panen potong atas (potong pendek). Tujuan penelitian ini adalah melakukan modifikasi dan menguji kinerja mesin perontok padi tipe throw-in yang dapat digunakan untuk perontokan padi dengan sistem panen potong bawah. Modifikasi dilakukan dengan penambahan ayakan getar di bagian bawah drum silinder perontok, penambahan ayakan di bagian pengeluaran gabah, perubahan lubang concave, perubahan sudut kemiringan sirip pengarah, dan penggantian tenaga penggerak motor diesel. Pengujian dilakukan dengan bahan uji padi hasil panen potong bawah, dengan jumlah sampel setiap ulangan sebanyak 250 kg padi dan jumlah ulangan sebanyak 5 kali. Parameter yang diamati meliputi bobot padi sebelum dirontok, bobot gabah hasil perontokan, waktu perontokan, putaran silinder perontok, konsumsi bahan bakar, bobot gabah yang tercecer dan terikut jerami, dan tingkat kebersihan gabah. Hasil uji kinerja memperlihatkan bahwa kapasitas kerja output mesin perontok padi sebesar 448,1 kg/jam, sehingga kapasitasnya mengalami kenaikan antara 86,7 % - 124,1 % dibandingkan kapasitas mesin sebelum dimodifikasi. Sedangkan tingkat kebersihan gabah hasil perontokan sebesar 91,9 %, dan besarnya susut hasil perontokan sebesar 1,28 %. Kebutuhan konsumsi bahan bakar solar sebesar 0,99 l/jam.