Browsing by Author "Suhendrata, Tota"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemKeragaan Produktivitas dan Kelayakan Usahatani Padi Gogo Varietas Inpago 8 dan Inpago 9 di Kabupaten Boyolali(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Kushartanti, Ekaningtyas; Sahara, Dewi; Hidayah, Restu; Suhendrata, Tota; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianAndalan produksi padi nasional terutama di Pulau Jawa terfokus pada lahan sawah irigasi. Sumbangan lahan kering untuk padi gogo yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia masih terbatas. Pemanfaatan lahan kering untuk pengembangan dan peningkatan produksi padi gogo sangat prospektif mengingat pola pengembangan padi gogo oleh petani masih sederhana sehingga tingkat produktivitas yang diperoleh masih rendah. Tujuan pengkajian ini untuk mengetahui keragaan hasil dan analisis usahatani VUB padi gogo Inpago 8 dan Inpago 9. Pengkajian dilaksanakan melalui unit percontohan (demplot) budidaya padi gogo Inpago 8 dan Inpago 9 seluas ± 4 ha di Desa Keyongan Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali pada MT-1/MH 2018/2019 (November 2018 hingga Februari 2019). Data yang dikumpulkan meliputi keragaan tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan produktivitas serta biaya input dan ouput budidaya varietas padi gogo Inpago 8 dan Inpago 9. Data tinggi tanaman, jumlah anakan dan produktivitas dianalisis secara deskriptif, sedangkan kelayakan usahatani padi gogo dianalisis secara finansial. Produktivitas sistem tanam jajar legowo 2:1 dan sistem tanam acak varietas Inpago 9 lebih tinggi 0,7 dan 0,9 t/ha GKG dibandingkan produktivitas Inpago 8. Produktivitas Inpago 8 dan Inpago 9 lebih tinggi 0,9-1,8 t/ha GKG dibandingkan dengan varietas eksisting (Slegreng). Usahatani padi gogo varietas Inpago 8 dan Inpago 9 baik sistem tanam jajar legowo 2:1 maupun sistem tanam acak mampu memberikan keuntungan pada petani dengan nilai B/C antara 2,02 – 2,04 dan 1,86 – 2,07. Keuntungan usahatani padi gogo tertinggi diperoleh pada sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan varietas Inpago 9, yaitu sebesar Rp 21.373.100 dan terendah pada varietas Inpago 8 sistem tanam acak, yaitu Rp 18.816.300. Ditinjau dari aspek teknis dan finansial usahatani padi gogo menggunakan varietas Inpago 8 dan Inpago 9 baik sistem tanam jajar legowo 2:1 maupun sistem tanam acak layak untuk dikembangkan.
- ItemPakan Lengkap Untuk Sapi PO(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, 2019) Prasetyo, Amrih; Suhendrata, TotaSapi PO (Peranakan Ongole) adalah salah satu jenis sapi yang berkembang pesat di Indonesia. Perkembangan dan pertumbuhan sapi PO ini dipengaruhi oleh adanya faktor pakan, salah satu inovasinya yakni inovasi pakan lengkap. Pakan lengkap adalah gabungan pakan hijauan, konsentrat dan sedikit mineral yang diberikan secara bersama melalui proses fermentasi. Fermentasi pakan bermanfaat untuk meningkatkan daya cerna dalam saluran pecernaan sapi, disebabkan kandungan selulosa dan hemiselulosa yang sulit dipecah sudah terdegradasi oleh bakteri selama proses berlangsung. Proses fermentasi sendiri mempunyai kelebihan antara lain: tidak menimbulkan efek negatif, mudah dilakukan, relatif tidak membutuhkan peralatan khusus, ramah lingkungan dan biaya relatif murah.
- ItemPengaruh Pemupukan P Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Varietas Inpari 1 Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Status Hara P Tanah Rendah di Kabupaten Sragen(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Suhendrata, Tota; Subagyono, Kasdi; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPemanfaatan kandungan fosfat (P) tanah secara optimal merupakan strategi untuk mempertahankan produktivitas lahan sawah dan meningkatkan efi siensi pemupukan. Pupuk P memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas padi disamping pupuk N. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemupukan P terhadap pertumbuhan dan produktivitas varietas Inpari 1 pada lahan sawah tadah hujan dengan status hara P rendah di Desa Bendo Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan dengan status hara P tanah rendah milik anggota Kelompok Tani Muji Widodo pada musim kemarau (MK) 2010. Perlakuan terdiri dari 3 taraf pemupukan P yaitu 25, 100 dan 125 kg/ha SP36 dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menujukkan bahwa taraf pemupukan tidak nyata mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah anakan varietas Inpari 1, sedangkan produktivitas varietas Inpari 1 nyata dipengaruhi oleh taraf pemupukan SP36. Produktivitas tertinggi terjadi pada taraf pemberian pupuk SP36 sebanyak 100 kg/ha yaitu 6,9 t/ha GKG.
- ItemSistem Integrasi Tanaman Pangan dan Ternak Sapi Menuju Sistem Pertanian Bioindustri di Lahan Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Suhendrata, Tota; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianLahan sawah tadah hujan sangat layak untuk dipertimbangkan dalam menunjang swasembada pangan, walaupun pada agroekosistem ini banyak dijumpai kendala antara lain curah hujan yang tidak menentu, kesuburan tanah rendah dan gulma yang padat. Dengan bertumpu pada tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) yang waktu tanamnya bergilir dan kepemilikan/penggarapan sawah yang relatif sempit menyebabkan produktivitas dan pendapatan petani masih rendah. Salah satu sistem pertanian yang dapat dikembangkan adalah sistem integrasi tanaman pangan dan ternak (SITT). SITT yang sudah ada perlu disempurnakan dan dikembangkan baik dari segi teknologi maupun manajemen usahanya. Sistem integrasi tanaman pangan dan ternak sapi bebas limbah (SITT-BL) merupakan penyempurnaan dari SITT dan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan tingkat kesuburan dan produktivitas lahan sawah tadah hujan. Tujuan tulisan ini adalah memberikan gambaran manfaat penerapan SITT-BL. Implementasi model SITT-BL dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak Loh Jinawi III Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan pada periode 2016 – 2018. Pada penerapan SITT-BL terjadi pemanfaatan limbah tanaman pangan digunakan sebagai input produksi (pakan) ternak sapi dan limbah ternak sapi digunakan sebagai input produksi (pupuk organik) tanaman pangan. Dengan demikian terjadi siklus atau perputaran hara dari lahan sawah ke tanaman, tanaman ke ternak dan kembali lagi ke sawah secara efisien atau terjadi proses meminimalkan limbah, penggunaan energi dan input produksi dari luar, dan pengolahan limbah menjadi produk baru sehingga menjadi sistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan. Penerapan model SITT-BL, baik secara teknis, finansial maupun sosial layak untuk dikembangkan dalam rangka peningkatan produktivitas, pendapatan dan pengembangan sistem pertanian bioindustri di tingkat petani.
- ItemTeknologi Mekanisasi Untuk Pertanian Bebas Limbah Pada Sistem Integrasi Tanaman Padi Dan Ternak Sapi Potong(BPTP Jawa Tengah/IAARD Press, 2016) Suhendrata, Tota; BPTP JatengPeluang besar masih terbuka untuk mengembangkan sistem integrasi tanaman padi dan ternak sapi (S PT) berbasis mekanisasi dalam upaya peningkatan produksi beras dan daging sapi, tetapi dihadapkan pada berbagai kendala. Kendala tersebut harus diatasi melalui pemanfaatan teknologi dari berbagai disiplin ilmu. Salah satunya adalah teknologi mekanisasi pertanian.
- ItemTINGKAT PERSETUJUAN RESPONDEN TERHADAP PENGGUNAAN MESIN TANAM DAN PANEN PADI DI DESA BLIMBING, KECAMATAN SAMBIREJO, KABUPATEN SRAGEN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-11) Eti Wulanjari, M.; Suhendrata, Tota; YA, Fauziah; Karyaningsih, Sri; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persetujuan petani terhadap penggunaan mesin pertanian (mesin tanam dan mesin panen) pada lahan pertanaman padi. Penelitian dilaksanakan di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen pada bulan Oktober 2014. Responden sejunlah 24 orang yang merupakan anggota Kelompok Tani “Tani Rukun”. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan data pendukung penelitian yang diambil dari dinas/instansi/lembaga terkait. Sedangkan data primer diambil dengan menggunakan kuesioner terstruktur dan pengamatan langsung. Data yang diambil meliputi karakteristik responden, tingkat persetujuan responden terhadap penggunaan mesin pertanian (mesin tanam dan mesin panen). Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; rerara umur responden 49,36 tahun dengan rerata pengalaman berusahatani 17,75 tahun dan sebagian besar responden masih berpendidikan SD (45,83%), tingkat persetujuan responden terhadap penggunaan mesin tanam padi adalah 86,31 % sedangkan untuk penggunaan mesin panen adalah 92,13 %, keduanya termasuk pada kategori setuju.