Browsing by Author "Suharjon"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudi Daya Kapulaga (Amomum cardamomun)(Pertanian Press, ) Ernawati H.R.; Suharjon; Weni Fika
- ItemBudidaya Jeruk Nipis Citrus aurantifolia(Pertanian Press, 2023) Ernawati H.R.; Suharjon; Fika, Weni; Sutopo; Rahmaniar, Dessi; Husni, Indra; Yunimar; Direktorat Sayuran dan Tanaman ObatJeruk nipis (Citrus aurantifolia) memiliki daya adaptasi yang luas dan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan seperti obat keluarga, bumbu dapur, bahan pangan olahan dan kosmetika. Direktorat Jenderal Hortikultura melalui program pengembangan kawasan jeruk nipis telah membantu petani jeruk nipis dengan memfasilitasi sarana produksi sebagai strategi untuk memperluas pertanaman jeruk nipis di Indonesia. Sentra produksi utama jeruk nipis tersebar di 10 kabupaten dan 8 provinsi. Sampai saat ini, umumnya budidaya jeruk nipis masih dikembangkan dalam skala kecil dan terpencar-pencar, belum membentuk hamparan seperti di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dibandingkan dengan jenis jeruk siam, jeruk keprok, jeruk manis, dan jeruk pamelo, penerapan teknologi budidaya jeruk nipis masih ketinggalan. Rujukan teknologi budidaya jeruk nipis di Indonesia juga terbatas sekali sehingga teknologi yang diterapkan oleh petani sangat bervariasi. Akibatnya, produktivitas dan mutu buah yang dihasilkan bervariasi dan umumnya masih belum optimal. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat bersama dengan Pusat Standardisasi Instrumen Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Gresik dan petani unggulan telah menyusun sebuah pedoman budidaya jeruk nipis sebagai solusi untuk dapat meningkatkan produktivitas dan mutu buah dengan teknologi budidaya yang sesuai dengan Good Agricultural Practices (GAP).
- ItemBudidaya Pegagan : Tanaman Obat Berkhasiat(Pertanian Press, 2023) Ernawati HR; Fika, Weni; Suharjon; Bermawie, Nurliani; Rahmaniar, Dessi; Husni, Indra; Widyastuty, Rahma; Hartanto, Erri SetyoPegagan (Centella asiatica (L.) Urb. merupakan tanaman obat yang memiliki sejarah panjang sebagai obat tradisional yang bermanfaat dalam upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Saat ini perkembangan dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, industri dan dalam pelayanan kesehatan sudah masif di bagian hilir, namun belum secara proporsional diimbangi dengan penyedian bahan baku di bagian hulu. Bahan baku pegagan sebagian besar pasokannya masih bergantung dari alam. Untuk menunjang kelestarian lingkungan hidup, menjamin ketersediaan supply bahan baku pegagan yang terstandar sekaligus upaya mengurangi ketergantungan terhadap alam menuntut dikembangkan sistem budidaya pegagan yang sesuai dengan agroekosistem. Oleh karena itu perlu penyediaan informasi berupa buku panduan/acuan bagi petani dan petugas terkait sistem produksi agar mampu menjamin kuantitas, kontinuitas dan mutu bahan baku yang sesuai standar
- ItemBudidaya Pegagan Tanaman Obat Berkhasiat(Pertanian Press, ) Ernawati HR; Weni Fika; Suharjon; Nurliani Bermawie; Dessi Rahmaniar; Indra Husni; Rahma Widyastuty; Erri Setyo Hartanto
- ItemStandar Minimal Kubung Budidaya Jamur(Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2021) Husni, Indra; HR, Ernawati; Hartono, Budi; Setiati, Sri; Suharjon; Wikanti, Niken; Julietha, Duma; Novryanti, Heny; Rahimy, Siti Hurriah; Ramdhan, Zul; Raharjo, Dwiyanto; Putranto, Cahyo MulyoKubung jamur merupakan prasarana utama dalam mengembangkan budidaya jamur karena dalam kubung inilah proses dan tahapan budidaya dari penanaman sampai panen dilaksanakan. Mulai tahun 2021, komoditas jamur masuk dalam kawasan pengembangan sayuran dan tanaman obat melalui bantuan kepada petani menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021. Standar Minimal Kubung Budidaya Jamur merupakan pendukung dari petunjuk teknis pelaksanaan Pengembangan Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat TA. 2021 dan telah disesuaikan dengan dinamika kegiatan dengan mempertimbangan saran dan masukan dari para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksaaan kegiatan pengembangan jamur nasional. Standar minimal ini menjelaskan komponen, ukuran dan fungsi dari bagian bagian kubung jamur yang dibangun agar sesuai dengan kondisi persyaratan pertumbuhan jamur di alam sehingga budidaya jamur yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik. Pertumbuhan jamur sangat dipengaruhi oleh faktor kunci yaitu suhu dan kelembaban. Oleh karena itu, pembuatan bangunan kubung harus didasari dengan bagaimana komponen bangunan dapat menyediakan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan jamur.