Browsing by Author "Sugandi, Dedi"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Komparatif Dan Prospek Pengembangan Usahatani Tumpangsari Kacang Tanah Dengan Jagung Pada Lahan Kering Masam Di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Sugandi, Dedi; Yesmawati; Wibawa, Wahyu; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSistem tumpangsari meningkatkan produktivitas, pendapatan petani dan efisiensi penggunaan lahan. Provinsi Bengkulu memiliki lahan kering masam yang potensial untuk pengembangan dan peningkatan produksi kacang tanah dan jagung dengan sistem tumpangsari . Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis pendapatan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung pada lahan kering masam di Kabupaten Bengkulu Tengah, (2) mengetahui prospek pengembangan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung pada lahan kering masam di Kabupaten Bengkulu Tengah. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan September 2014 di Kabupaten Bengkulu Tengah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Benefit Cost Rasio (B/C Ratio) dan uji t (t-test) untuk membandingkan pendapatan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung. Prospek usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung diukur dengan Skala Likert terhadap 40 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pendapatan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung lebih tinggi (Rp. 40.830.000) dibandingkan dengan monokultur (Rp. 32.850.000) dengan selisih pendapatan sebesar Rp. 7.506.500, (2) Usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung lebih efisien dibandingkan dengan monokultur, (3) Usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu
- ItemKeunggulan Agronomis Dan Finansial Varietas Unggul Kacang Tanah Pada Lahan Kering Masam Di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Wibawa, Wahyu; Sugandi, Dedi; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuProduktivitas dan pendapatan usahatani kacang tanah di Provinsi Bengkulu relatif rendah, Produktivitas dan pendapatan usahatani kacang tanah pada lahan kering masam dapat ditingkatkan melalui penggunaan varietas unggul spesifik lokasi. Lahan kering masam potensial untuk pengembangan kacang tanah. Tujuan pengkajian adalah: (1). Mengevaluasi keunggulan agronomis dari varietas unggul kacang tanah pada lahan kering masam di Provinsi Bengkulu. (2). Menganalisis kelayakan usahatani varietas unggul kacang tanah pada lahan kering masam (3). Menentukan dan merekomendasikan alternatif varietas unggul kacang tanah spesifik lahan kering masam di Provinsi Bengkulu. Pengkajian dilakukan pada lahan kering masam di Kabupaten Bengkulu Tengah, mulai bulan Mei sampai dengan September 2014. Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 4 perlakuan varietas (Talam, Tuban, kancil, dan Lokal) dan 5 ulangan digunakan untuk mengevaluasi keunggulan agronomis varietas kacang tanah. Keunggulan finansial dianalisis berdasarkan kelayakan usahatani melalui penghitungan B/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa: (1). Secara agronomis Varietas Tuban paling unggul yang diindikasikan oleh produktivitasnya yang tinggi (2,53 t/ha) dan toleran terhadap serangan hama berdasarkan tingkat kerusakan polong yang rendah (15,13%) (2). Varietas Tuban memberikan keuntungan tertinggi (Rp. 28.031.500) dengan B/C ratio 2,83 (3). Varietas Tuban prospektif dan dianjurkan pada lahan kering masam di Provinsi Bengkulu. Kajian pengendalian hama perusak polong perlu dilakukan untuk menekan tingkat kerusakan polong yang cukup tinggi (14,79 - 26,30%)
- ItemPenguatan Lembaga Perbenihan Untuk Mendukung Program Kawasan Mandiri Benih Padi di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Wibawa, Wahyu; Sugandi, DediPenggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif terhadap pemupukan dan tahan hama penyakit utama telah terbukti meningkatkan produktivitas. Prinsip enam tepat dalam perbenihan padi di Provinsi Bengkulu belum dapat dipenuhi. Kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu mencapai 3.442 ton dan berpeluang untuk dipenuhi oleh lembaga perbenihan yang ada (BBI/BBU dan petani penangkar). Pengkajian ini dilaksanakan di 10 kabupaten/kota pada tahun 2013-2014. Tujuan dari pengkajian ini adalah: (1). Menyusun data base dan informasi sarana dan prasarana, kinerja dan permasalahan lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu. (2). Menentukan preferensi, potensi, dan peluang penangkar formal dan non formal dalam penyediaan benih (3). Mendapatkan alternatif rekomendasi dalam penguatan lembaga perbenihan untuk mendukung terwujudnya kemandirian benih di Provinsi Bengkulu. Hasil pengkajian menunjukkan: (1). Peran lembaga perbenihan di daerah (BBI/BBU) dalam mendukung penyediaan benih dan benih sumber yang berkualitas masih relatif rendah dan belum optimal yang diindikasikan oleh rendahnya anggaran, SDM, infra struktur dan kedudukan/status organisasinya. (2). Produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama/penyakit, rasa nasi enak, dan berumur genjah merupakan faktor utama dalam penentuan varietas di Provinsi Bengkulu. (3). Strategi penguatan lembaga perbenihan daerah untuk mendukung kawasan mandiri benih di Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut: (a). Revitalisasi BBI/BBU melalui peningkatan anggaran; kompetensi dan jumlah SDM; kelengkapan infra struktur; dan memperkuat kedudukan/status organisasi. (b). Meningkatkan peran BBI/BBU dalam penentukan varietas adaptif spesifik lokasi, diseminasi dan promosi kepada petugas penyuluhan, penangkar dan petani. (c). Tiap kabupaten/kota memetakan jumlah kebutuhan benih, varietas, jadwal tanam, jumlah kelompok tani, luas areal sawah, jumlah penangkar/ penyedia benih, harga benih, dan kelas benih. (d). Menginventarisir penangkar formal dan non formal untuk didata, dipetakan dan dilatih. (e). Menyusun data base perbenihan melalui pengembangan sistem informasi perbenihan di Provinsi Bengkulu. (f). Menciptakan harmonisasi, koordinasi, dan sinergi antar lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu.
- ItemPola Pembentukan Anakan Padi Dari Berbagai Varietas Dan Jumlah Bibit Per Lubang Pada Lahan Suboptimal Di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Wibawa, Wahyu; Sugandi, Dedi; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPerencanaan pembangunan pertanian yang lebih operasional pada tingkat kabupaten memerlukan data dan informasi sumberdaya lahan pada skala 1:50.000. Data dan informasi yang dihasilkan dari analisis data sumberdaya lahan pada skala tersebut berperan sangat penting sebagai dasar pewilayahan dan penentuan luas sebaran komoditas pertanian serta rekomendasi teknologi yang efektif, efisien dan berwawasan lingkungan. Penelitian bertujuan menyusunan peta arahan pewilayahan komoditas pertanian unggulan berdasarkan zona agroekologi skala 1:50.000 di Kabupaten Lombok Tengah. Data dan informasi dikeumpulkan pendekatan desk study, survei dan focus group discussion. Analisis contoh tanah dilakukan di laborartorium tanah BPTP NTB. Evaluasi lahan dilakukan dengan mencocokkan karakteristik lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan oleh penggunaan lahan tertentu. Penentuan zonasi dan arahan pewilayahan komoditas dilakukan dengan menggunakan program Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan (SPKL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi pengembangan pertanian di Kabupaten Lombok Tengah mencapai 65.664 ha (80,21%) dari luas wilayah. Dari luas tersebut seluas 11.142 ha (9,54%) merupakan zona II/Dffe diarahkan untuk tanaman tahunan perkebunan. Seluas 6.319 ha (5,41%) merupakan zona II/Dfke dan II/Dffe diarahkan untuk pengembangan tanaman tahunan perkebunan/hortikultura dan tanaman pangan sebagai tanaman sela dengan menerapkan teknologi budidaya lorong. Zona III/Dfk, III/Dfke, III/Dfs dan III/Dfse masing-masing seluas 4.313 ha (3,69), 1.958 ha (1,68%), 1.620 ha (1,39%), dan 1.395 ha (1,19%) diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan semusim dan hortikultura tahunan sebagai tanaman penguat teras. Zona IV/D dengan luas 29.136 ha (24,95%) diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura. Sedangkan zona IV/Wfs merupakan lahan basah dengan luas 11.176 ha (9,57%) diarahkan untuk tanaman padi sawah. Teknologi usahatani sepsifik lokasi yang berbasis kepada kesesuaian lahan dan faktor pembatas pertumbuhan tanaman telah dijelaskan secara detail.
- ItemPOTENSI HASIL PADI VARIETAS INPARI 10 PADA AGROEKOSISTEM YANG BERBEDA DI PROPINSI BENGKULU(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Yartiwi; Oktavia, Yulie; Sugandi, Dedi; Firison, Jhon; BPTP JambiProduktivitas tanaman padi masih rendah yang disebabkan banyak faktor, diantaranya penentuan varietas yang ditanam tidak sesuai dengan musim. Penggunaan varietas yang adaptif sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dibidang usaha tani. Pengkajian ini bertujuan untuk menguji daya hasil padi inpari 10 pada agroekosistem yang berbeda di Propinsi Bengkulu. Pengkajian di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Seluma dan Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu pada bulan April-Juli2015. Rancangan yang digunakan dalam pengkajian Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal yaitu tipe lahan: lahan dataran tinggi dan lahan dataran rendah, perlakuan diulang sebanyak 12 kali. Data dianalisis secara deskriptif dan untuk melihat pertumbuhan dan hasil dibandingkan dengan deskripsi varietas padi.Hasil pengkajian menunjukkan inpari 10 berpotensi ditanam pada lahan dataran tinggi dan dataran rendah pada musim yang sama.Hal itu ditunjukan dari tinggi tanaman, jumlah anakan/rumpun jumlah gabah bernas/malai, jumlah gabah hampa/malai, berat 1000 butir dan produktivitas yang dihasilkan.