Browsing by Author "Sudolar, Neng Risris"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPemanfaatan Limbah Pasar Sebagai Pakan Ruminansia Sapi dan Kambing di DKI Jakarta(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2009) Sudolar, Neng Risris; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian JakartaLimbah organik pasar merupakan sisa-sisa yang tidak terjual, hasil penyiangan maupun bagian dari sayuran ataupun buahan yang tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Limbah organik pasar di DKI Jakarta dapat mencapai 4.500 ton per hari, yang terdiri dari sayuran dan buahan. Pengolahan limbah sayuran untuk pakan alternatif ternak berpotensi untuk membantu menekan biaya pakan ternak yang umumnya dapat mencapai 70% dari seluruh biaya usahatani ternak, serta untuk membantu dalam penyediaan bahan pakan ternak dengan jumlah kebutuhan pakan ternak sapi per hari per ekor mencapai 10% dari bobot badan, sehingga untuk satu ekor sapi dengan bobot badan 200 kg - 300 kg membutuhkan 20 kg - 30 kg pakan.
- ItemPotensi Tanaman Pakan Indigenous Pulau Payung Mendukung Pengembangan Ternak Kambing di Kepulauan Seribu(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Sudolar, Neng Risris; Ikrarwati; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPulau Payung merupakan salah satu gugusan Kepulauan Seribu dengan luas lahan sekitar 20,86 Ha. Lahan pemukiman hanya menempati sekitar sepertiga luas pulau. Sekitar satu hektar lahan telah dibuka untuk lahan pertanian. Mata pencaharian utama masyarakat Pulau Payung adalah nelayan. Namun sejak akhir tahun 2018 mulai dikembangkan ternak kambing berjenis Anpera sebanyak 12 ekor yang terdiri dari 10 ekor betina dan dua ekor jantan. Untuk mengetahui tanaman indigenous lokal yang berpotensi sebagai pakan ternak, maka dilaksanakan karakterisasi tanaman melalui survei lapang. Beberapa potensi tanaman indigenous lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pakan ternak antara lain rumput Ischaemum muticum, lamtoro atau petai cina, mara, serta tanaman lokal nasi-nasi. Lahan rumput Ischaemum muticum di Pulau Payung mencapai luasan sekitar lima hektar dengan potensi produksi rumput mencapai 1 ton/ha. Sedangkan pohon lamtoro yang ada tercatat sebanyak 20 pohon. Pohon mara atau dikenal dengan lebar daun juga berpotensi sebagai pakan ternak dan tercatat sebanyak 20 pohon. Sedangkan Nasi-nasi terdapat lebih dari 15 pohon. Dengan demikian, rumput Ischaemum muticum dan Lebar daun adalah tanaman indigenous Pulau Payung yang paling berpotensi untuk digunakan sebagai pakan ternak kambing.