Potensi Tanaman Pakan Indigenous Pulau Payung Mendukung Pengembangan Ternak Kambing di Kepulauan Seribu
No Thumbnail Available
Date
2020
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Pulau Payung merupakan salah satu gugusan Kepulauan Seribu dengan luas lahan sekitar 20,86 Ha. Lahan pemukiman hanya menempati sekitar sepertiga luas pulau. Sekitar satu hektar lahan telah dibuka untuk lahan pertanian. Mata pencaharian utama masyarakat Pulau Payung adalah nelayan. Namun sejak akhir tahun 2018 mulai dikembangkan ternak kambing berjenis Anpera sebanyak 12 ekor yang terdiri dari 10 ekor betina dan dua ekor jantan. Untuk mengetahui tanaman indigenous lokal yang berpotensi sebagai pakan ternak, maka dilaksanakan karakterisasi tanaman melalui survei lapang. Beberapa potensi tanaman indigenous lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pakan ternak antara lain rumput Ischaemum muticum, lamtoro atau petai cina, mara, serta tanaman lokal nasi-nasi. Lahan rumput Ischaemum muticum di Pulau Payung mencapai luasan sekitar lima hektar dengan potensi produksi rumput mencapai 1 ton/ha. Sedangkan pohon lamtoro yang ada tercatat sebanyak 20 pohon. Pohon mara atau dikenal dengan lebar daun juga berpotensi sebagai pakan ternak dan tercatat sebanyak 20 pohon. Sedangkan Nasi-nasi terdapat lebih dari 15 pohon. Dengan demikian, rumput Ischaemum muticum dan Lebar daun adalah tanaman indigenous Pulau Payung yang paling berpotensi untuk digunakan sebagai pakan ternak kambing.
Description
Keywords
Pulau Payung, Indigenous, Pakan, Kambing