Browsing by Author "Srimaryati"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemKAJIAN PEMANFAATAN TEPUNG MOCAF (Modified casava flour) MENDUKUNG PENGEMBANGAN MAKANAN TRADISIONAL SUMATERA BARAT GALAMAI DAN KUE SAPIK(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Srimaryati; Iswari, Kasma; BPTP JambiTepung Mocaf adalah tepung ubikayu yang dimodifikasi melalui proses fermentasi sehingga mempunyai kriteria fisik dan kimia hampir menyamai terigu. Penggunaan tepung mocafsebagai bahan baku berbagai bentuk produk olahan perlu dipacu untuk percepatan peningkatan nilai tambah, dan daya saing guna mendukung target utama Kementerian Pertanian 2015-2019. Penelitian bertujuan untuk menentukan formulasi makanan tradisional Sumatera Barat berbasis tepung mocaf (Galamai dan Kue sapik) yang biasanya terbuat dari tepung beras putih dan tepung beras ketan dan terigu. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium BPTP Sumatera Barat pada bulan Agustus sampai Desember 2014. Penelitian pembuatan galamai dirancang secara acak lengkap dengan tiga ulangan. Perlakuannya adalah perbandingan MOCAF, tepung beras dan beras ketan. Penelitian kue sapik dirancang dengan rancangan acak lengkap tiga ulangan. Perlakuan meliputi perbandingan MOCAF, tepung beras dan terigu dengan formulasi 100:0:0%, 90:5:5%, 90:10:0%, 90:0:10%, 80:10:10%, 80:15:15%, 80:5:15%, 70:15:15%, 70:20:10%, 70:10:20%, dan 0:100:0% sebagai pembanding. Penggunaan tepung mocaf 80%: tepung beras 20% memberikan hasil uji menyamai formula galamai tradisional dari segi tektur, rasa, aroma dan penampilannya. Hasil analisis kimia diperoleh kadar protein 3.11%, abu 1.40%, gula 30.69%, air 31.10%, lemak 2.96%. Kadar protein dan abu memenuhi SNI 01-2986-1992 dengan umur simpan selama 6 hari. Hasil uji organoleptik kue sapik 80:10:10% mendapatkan penampilan dengan skor 3,64 (suka), dari analisis kimia diperoleh protein 4.25%, abu 0.94%, gula 42.21%, air 3.94% dan lemak 8.70%. Standar mutu kue sapik mengacu kepada SNI 2973-2011 tentang mutu biskuit berjenis wafer. Hasil analisis kadar abu, kadar air dan kadar lemak memenuhi SNI dengan umur simpan mencapai 20 minggu.
- ItemPENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU TEPUNG CASSAVA TERMODIFIKASI(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Iswari, Kasma; Hastuti, Hervika Fuji; Srimaryati; BPTP JambiDalam rangka antisipasi kerawanan pangan, perlu diupayakan pemanfaatan bahan pangan lokal seperti halnya ubikayu sehingga ketergantungan terhadap beras maupun terigu dapat dikurangi. Ubi kayu dapat diolah menjadi tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) yang diproses dengan memodifikasi sel ubikayu melalui proses fermentasi sehingga dighasilkan tepung mempunyai sifat fisik dan kimia menyamai terigu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2014 diLaboratorium Teknik Pengolahan Pangan &Hasil PertanianUniversitas Andalas, dan Laboratorium BPTP Sumatera Barat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui mutu MOCAF terbaik dengan perlakuan lama fermentasi (0, 12, 24, 36, 48, 60, dan 72 jam). Rancangan eksperimen yang digunakan adalah menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Mutu tepung MOCAF terbaik diperoleh dengan lama fermentasi 72 jam dengan kadar air chip 10,16, kadar air tepung 10,15 %, kadar protein 1,938 %, kadar lemak 0,806 %, kadar karbohidrat 85,931 %, dan derajat putih 96,419 % yang sudah memenuhi standar SNI 7622-2011.
- ItemPENGARUH TINGKAT KETUAAN DAUN DAN LAMA FERMENTASITERHADAP MUTU TEH DAUN GAMBIR(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Iswari, Kasma; Srimaryati; BPTP JambiTeh adalah jenis minuman penyegar terbuat dari daun teh (Camellia sinensis), paling banyak dikonsumsi manusia dewasa setelah air, dan diperkirakan tidak kurang dari 120 ml per harinya. Teh mengandung tannin yang tinggi, berpotensi sebagai penyebab anemia karena disinyalir mampu mengabsorbsi mineral sebagai bentuk zat besi. Daun gambir (Uncaria gambir Hunte Roxb) mampu sebagai pengganti teh Camellia sinensis karena secara genetik tanaman gambir lebih banyak mengandung katekin dibandingkan tannin, katekin sangat bermanfaat untuk kesehatan, sedangkan tannin lebih banyak digunakan untuk industri tekstil. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat pada bulan Mei sampai Agustus 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat ketuaan daun dan lama fermentasi daun gambir terhadap mutu teh daun gambir. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap tiga ulangan yang dilaksanakan dengan dua tahap pertama tingkat ketuaan daun yang terdiri dari: 1) daun kesatu dan kedua; 2). Daun ketiga; 3) daun ke empat; 4) daun bunga kuncup; 5) daun bunga mekar. Kedua lama fermentasi daun gambir yang terdiri dari 10 level dengan interval 6 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun terbaik untuk bahan baku teh daun gambir adalah dari 1 dan 2 sampai ke 4 dengan lama fermentasi 48 jam. Fermentasi selama 48 jam dapat menurunkan kandungan tanin dari 6,5 % menjadi 2,32% dan meningkatkan kandungan katekin dari 1,5% menjadi 3,98%, dengan warna dan rasa air seduhan pada skor 5 (sangat disukai), dan aroma dengan skor 4,87 (suka).
- ItemPetunjuk Teknis Pengolahan Teh Daun Gambir(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat, 2016) Iswari, Kasma; Srimaryati; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat