Browsing by Author "Slameto"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
- ItemDAYA HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI INBRIDA DI LAHAN RAWA PASANG SURUT DI KABUPATEN MESUJI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Slameto; Kiswanto; Setyo Rahayu, Yuli; Tusrimin; Nugroho, Sandi; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPemerintah terus berupaya merealisasikan swasembada pangan berbasis padi melalui program peningkatan produksi beras melalui upaya khusus. Berbagai terobosan dilakukan baik berupa upaya intensifikasi, ekstensifikasi lahan sub optimal, maupun melalui perakitan penciptaan dan penggunaan inovasi pertanian bertujuan peningkatan produksi padi. Penggunaan inovasi pertanian antara lain penggunaan varietas unggul padi inbrida. Kajian ini bertujuan untuk melihat daya hasil beberapa varietas padi unggul antara lain varietas Inpara-2, Banyuasin, Dendang, Cilamaya Muncul, dan varietas eksisting pada lahan pasang surut. Pengkajian dilaksanakan pada agroekosistem sawah pasang surut pada 2 lokasi yaitu di Desa Sukamaju, Kecamatan Mesuji dan Desa Tanjung Mas Jaya, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji. Pelaksanaan kajian dilakukan pada musim tanam Desember 2015 s/d April 2016. Pendekatan pelaksanaan kegiatan secara partisipatif dengan melibatkan 24 petani padi sawah sebagai petani kooperator.Setiap petani menanam 0,25 ha. Sehingga luas areal pengkajian 3 ha setiap lokasi atau total luas penanaman 6 ha. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah anakan, serangan hama dan penyakit, serta komponen hasil padi dari varietas yang dikaji. Analisis dilakukan secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan komponen pertumbuhan padi yang baik terjadi pada varietas Inpara-2 dan Cilamaya Muncul, sedangkan daya hasil produksi tertinggi didapatkan pada padi varietas Cilamaya Muncul.
- ItemDAYA HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI INBRIDA DI LAHAN RAWA PASANG SURUT DI KABUPATEN MESUJI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Slameto; Kiswanto; Rahayu, Yuli Setyo; Tusrimin; Nugroho, Sandi; Mubarok, Eric; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPemerintah terus berupaya merealisasikan swasembada pangan berbasis padi melalui program peningkatan produksi beras melalui upaya khusus. Berbagai terobosan dilakukan baik berupa upaya intensifikasi, ekstensifikasi lahan sub optimal, maupun melalui perakitan penciptaan dan penggunaan inovasi pertanian bertujuan peningkatan produksi padi. Penggunaan inovasi pertanian antara lain penggunaan varietas unggul padi inbrida. Kajian ini bertujuan untuk melihat daya hasil beberapa varietas padi unggul antara lain varietas Inpara-2, Banyuasin, Dendang, Cilamaya Muncul, dan varietas eksisting pada lahan pasang surut. Pengkajian dilaksanakan pada agroekosistem sawah pasang surut pada 2 lokasi yaitu di Desa Sukamaju, Kecamatan Mesuji dan Desa Tanjung Mas Jaya, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji. Pelaksanaan kajian dilakukan pada musim tanam Desember 2015 s/d April 2016. Pendekatan pelaksanaan kegiatan secara partisipatif dengan melibatkan 24 petani padi sawah sebagai petani kooperator.Setiap petani menanam 0,25 ha. Sehingga luas areal pengkajian 3 ha setiap lokasi atau total luas penanaman 6 ha. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah anakan, serangan hama dan penyakit, serta komponen hasil padi dari varietas yang dikaji. Analisis dilakukan secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan komponen pertumbuhan padi yang baik terjadi pada varietas Inpara-2 dan Cilamaya Muncul, sedangkan daya hasil produksi tertinggi didapatkan pada padi varietas Cilamaya Muncul.
- ItemFAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFEKTIVITAS TUJUAN PEMBELAJARAN SL-PTT PADI SAWAH PADA KOMUNITAS PETANI DI LAMPUNG(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Slameto; Wahyudi, Erwan; BPTP JambiPeningkatan produksi padi di Lampung dilakukan dengan implementasi inovasi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah. Salah satu upaya dilakukan dengan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) padi sawah. Pembelajaran sekolah lapang tersebut terjadi pada berbagai komunitas etnis petani padi. Tujuan pembelajaran yang dicapai meliputi peningkatan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan petani. Namun masih terjadi kesenjangan dalam pembelajaran antar etnis petani tersebut, sehingga berakibat pada efektifitas tujuan pembelajaran. Efektifitas tujuan pembelajaran diduga dipengaruhi banyak faktor dari dalam diri etnis petani dan dari luar. Tujuan penelitian: menganalisis pengaruh faktor karakteristik demografi petani, karakteristik psikografi petani, perilaku komunikasi petani, karakteristik modeling, peran kelompok tani, dan intensitas penyuluhan terhadap efektifitas tujuan pembelajaran SL-PTT padi sawah petani etnis Lampung, Jawa dan Bali. Metode penelitian dengan survey pada petani peserta SL-PTT padi sawah. Jumlah sampel 286 petani. Lokasi penelitian di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan dan Lampung Barat. Analisis data menggunakan analisis regresi model linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan, pada pembelajaran yang meliputi komponen pengetahuan, sikap, dan ketrampilan petani antara etnis Bali-Lampung dan Jawa-Lampung menunjukkan perbedaan dan dipengaruhibanyak faktor. Secara bersama efektifitas tujuan pembelajaran SL-PTT padi sawah ketiga etnis dipengaruhi umur, sikap terhadap perubahan, tingkat rasionalitas, kompetensi model, status model, dan peran dalam kelompok tani. Implikasinya bahwa diperlukan penyusunan materi pembelajaran yang baik, diperlukan peningkatan pemberdayaan kelompok tani, pemberdayaan peran figur panutan dan tokoh masyarakat tani.
- ItemKeragaan Produksi Beberapa Vub Padi Sawah Dengan Sistem Jarwo Super Pada Daerah Endemik Hama Wereng Batang Coklat Di Lampung(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Slameto; Kiswanto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu padi sawah, implementasi inovasi teknologi jarwo super, dan penggunaan varietas unggul baru padi merupakan salah satu solusi untuk peningkatan produksi padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keragaan pertumbuhan serta produksi beberapa varietas unggul baru padi inbrida di daerah endemik hama wereng batang coklat (WBC) di wilayah Lampung. Lokasi kajian merupakan lokasi demplot dilakukan pada sentra produksi padi sawah dan daerah endemik hama wereng batang coklat yaitu Desa Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. Waktu pelaksanaan kajian pada musim tanam II bulan Mei-Agustus 2017. Luas penanaman 4 ha yang melibatkan petani kooperator sebanyak 17 petani. Varietas padi yang dikaji Inpari-30 (Ciherang Sub 1) dan Inpari-31 yang dengan varietas pembanding (eksisting petani) berupa Situbagendit. Pendekatan pelaksanaan dengan PTT padi sawah dengan sistem tanam Jarwo Super. Hasil menunjukkan, produktivitas padi Inpari-30 (Ciherang Sub 1) dan Inpari-31 lebih unggul dibanding varietas padi pembanding (varietas Situbagendit), memberikan peningkatan produksi yang variatif (1,5% s/d 33,71%). Produktivitas padi sistem tanam legowo 2:1 lebih baik dibanding sistem tanam legowo 4:1 dan sistem tegel, meningkatkan produksi padi sebesar 0,9-1,0 ton/ ha. Inovasi teknologi jarwo super memberikan produksi padi sawah yang relatif lebih baik (12-60%) dibanding tanpa penerapan jarwo super di daerah endemik hama wereng batang coklat (WBC) dan Blast. Dimasa mendatang pada daerah endemik hama wereng batang coklat (WBC) dan penyakit Blast disarankan untuk menerapkan inovasi teknologi jarwo super dan menggunakan varietas unggul baru padi sawah yang toleran spesifik lokasi.
- ItemMODEL PENGELOLAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI GAPOKTAN SUBUR ASRI, DESA REJO ASRI, SEPUTIH RAMAN, LAMPUNG TENGAH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Slameto; Yani, Alvi; Asropi; Balai Pengkajian Teknologi PertanianSalah satu kendala dalam mempercepat peningkatan produksi tanaman panganadalah semakin terbatasnya jumlah tenaga kerja. Kegiatan pertanian perdesaan masihsangat mengandalkan tenaga kerja manusia. Alat dan mesin pertanian dapat membantumemecahkan masalah ketersediaan tenaga kerja di pedesaan. Mekanisasi pertanianmampu membuat usahatani lebih efisien dan produktif. Kajian ini bertujuan mengetahuimodel pengelolaan alat dan mesin pertanian yang dilakukan oleh gabungan suatu kelompok tani. Lokasi kajian di Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, KabupatenLampung Tengah. Kajian dilakukan pada tahun 2016. Metode pelaksanaan kajiandengan cara melakukan wawancara secara mendalam (in-depth interview) dengan 30anggota gabungan kelompok tani Subur Asri. Anggota yang diwancarai meliputipengurus gapoktan, anggota gapoktan, dan operator alat dan mesin pertanian gapoktan.Data yang diambil adalah berupa informasi mengenai cara dan model pengelolaan alatdan mesin pertanian, sistem bagi hasilnya dari alat dan mesin pertanian. Analisisdilakukan secara deskriptif. Penyajian hasil secara deskriptif-naratif. Hasil kajianmenunjukkan bahwa model pengelolaan alat dan mesin pertanian dlilakukan olehoperator yang telah dipercaya oleh anggota dan pengurus gapoktan. Pengoperasian alatdan mesin dilakukan dengan cara menawarkan jasa kepada pihak yang membutuhkan. Sistem biaya jasa alat mesin dibedakan menjadi 2 yaitu anggota gabunagn kelompokdan non anggota kelompok. Bagi pemanfaat jasa alat dan mesin pertanian darikelompok mendapat keringanan biaya sekitar 30%.
- ItemMODEL PENGELOLAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI GAPOKTAN SUBUR ASRI, DESA REJO ASRI, SEPUTIH RAMAN, LAMPUNG TENGAH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Slameto; Yani, Alvi; Asropi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungSalah satu kendala dalam mempercepat peningkatan produksi tanaman pangan adalah semakin terbatasnya jumlah tenaga kerja. Kegiatan pertanian perdesaan masih sangat mengandalkan tenaga kerja manusia. Alat dan mesin pertanian dapat membantu memecahkan masalah ketersediaan tenaga kerja di pedesaan. Mekanisasi pertanian mampu membuat usahatani lebih efisien dan produktif. Kajian ini bertujuan mengetahui model pengelolaan alat dan mesin pertanian yang dilakukan oleh gabungan suatu kelompok tani. Lokasi kajian di Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Kajian dilakukan pada tahun 2016. Metode pelaksanaan kajian dengan cara melakukan wawancara secara mendalam (in-depth interview) dengan 30 anggota gabungan kelompok tani Subur Asri. Anggota yang diwancarai meliputi pengurus gapoktan, anggota gapoktan, dan operator alat dan mesin pertanian gapoktan. Data yang diambil adalah berupa informasi mengenai cara dan model pengelolaan alat dan mesin pertanian, sistem bagi hasilnya dari alat dan mesin pertanian. Analisis dilakukan secara deskriptif. Penyajian hasil secara deskriptif-naratif. Hasil kajian menunjukkan bahwa model pengelolaan alat dan mesin pertanian dlilakukan oleh operator yang telah dipercaya oleh anggota dan pengurus gapoktan. Pengoperasian alat dan mesin dilakukan dengan cara menawarkan jasa kepada pihak yang membutuhkan. Sistem biaya jasa alat mesin dibedakan menjadi 2 yaitu anggota gabunagn kelompok dan non anggota kelompok. Bagi pemanfaat jasa alat dan mesin pertanian dari kelompok mendapat keringanan biaya sekitar 30%.
- ItemMODEL PENGELOLAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI GAPOKTAN SUBUR ASRI, DESA REJO ASRI, SEPUTIH RAMAN, LAMPUNG TENGAH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Slameto; Yani, Alvi; Asropi; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianSalah satu kendala dalam mempercepat peningkatan produksi tanaman pangan adalah semakin terbatasnya jumlah tenaga kerja. Kegiatan pertanian perdesaan masih sangat mengandalkan tenaga kerja manusia. Alat dan mesin pertanian dapat membantu memecahkan masalah ketersediaan tenaga kerja di pedesaan. Mekanisasi pertanian mampu membuat usahatani lebih efisien dan produktif. Kajian ini bertujuan mengetahui model pengelolaan alat dan mesin pertanian yang dilakukan oleh gabungan suatu kelompok tani. Lokasi kajian di Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Kajian dilakukan pada tahun 2016. Metode pelaksanaan kajian dengan cara melakukan wawancara secara mendalam (in-depth interview) dengan 30 anggota gabungan kelompok tani Subur Asri. Anggota yang diwancarai meliputi pengurus gapoktan, anggota gapoktan, dan operator alat dan mesin pertanian gapoktan. Data yang diambil adalah berupa informasi mengenai cara dan model pengelolaan alat dan mesin pertanian, sistem bagi hasilnya dari alat dan mesin pertanian. Analisis dilakukan secara deskriptif. Penyajian hasil secara deskriptif-naratif. Hasil kajian menunjukkan bahwa model pengelolaan alat dan mesin pertanian dlilakukan oleh operator yang telah dipercaya oleh anggota dan pengurus gapoktan. Pengoperasian alat dan mesin dilakukan dengan cara menawarkan jasa kepada pihak yang membutuhkan. Sistem biaya jasa alat mesin dibedakan menjadi 2 yaitu anggota gabunagn kelompok dan non anggota kelompok. Bagi pemanfaat jasa alat dan mesin pertanian dari kelompok mendapat keringanan biaya sekitar 30%.
- ItemPola Agribisnis Komoditas Perikanan di Wilayah Metro, Provinsi Lampung(BPTP Jambi, 2008) Slameto; Hadipurwanta, Jamhari; BPTP JambiDi Metro, sektor perikanan mempunyai potensi yang cukup besar untuk dilakukan pengembangan mendukung pertanian tanaman pangan. Potensi tersebut didukung oleh adanya potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia ada. Untuk itu dimasa mendatang potensi tersebut mampu dikembangkan sebagai pola agribisnis yang mendukung kemajuan bidang pertanian dan perikanan di wilayah tersebut. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui pola agribisnis komoditas perikanan di wilayah Kota Metro. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melalui survey pada daerah sentra pengembangan perikanan di Kecamatan Metro Selatan dengan pertimbangan merupakan sentra produksi perikanan.
- ItemTeknologi Budidaya Jahe(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Muchlas; Slameto; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianJahe (Zingiber officinale Rose) adalah tanaman herba tahunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman ini umumnya dipanen pada kisaran umur 8-12 bulan, tergantung keperluan. Untuk konsumsi segar, misalnya untuk bumbu masak, jahe dipanen pada umur 8 bulan, sedangkan untuk keperluan bibit dipanen umur 10 bulan atau lebih. Apabila untuk diolah menjadi asinan jahe dan jahe awet, tanaman jahe dipanen pada umur muda, yakni 3-4 bulan. Jahe juga diperlukan untuk bahan baku obat tradisional dan fitofarmaka. Keuntungan bersih usaha budidaya tanaman jahe bisa mencapai Rp 21 juta lebih/ha.
- ItemTeknologi Budidaya Karet(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Purwanta, Jamhari Hadi; Kiswanto; SlametoTanaman karet (Hevea Brasiliensis) merupakan tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya pertama kali pada umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet (lateks) tersebut bisa diolah menjadi lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Kayu tanaman karet, bila kebun karetnya hendak diremajakan, juga dapat digunakan untuk bahan bangunan, misalnya untuk membuat rumah, furniture dan lain-lain. Produk-produk karet tersebut umumnya diekspor. Ekspor karet Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk bahan baku industri (sheet, crumb rubber, SIR) dan produk turunannya seperti ban, komponen, dan sebagainya.
- ItemTeknologi Budidaya Kopi Poliklonal(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Ernawati, Rr.; Arief, Ratna Wylis; Slameto; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianTanaman kopi (Coffea sp.) sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas. Bila penerapan teknologi budidaya di perkebunan kopi rakyat tersebut diperbaiki, produksinya bisa ditingkatkan. Teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan adalah teknologi budidaya kopi poliklonal. Ada empat faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi, yaitu : (1) teknik penyediaan sarana produksi, (2) proses produksi/budidaya, (3) teknik penanganan pasca panen dan pengolahan (agroindustri), dan (4) sistem pemasarannya. Semuanya merupakan kegiatan yang berkesinambungan yang harus diterapkan dengan baik dan benar.
- ItemTeknologi Budidaya Nilam(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Pujiharti, Yulia; Mustikawati, Dewi Rumbaina; SlametoTanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan minyak nilam (“patchouly oil”). Minyak nilam banyak dipergunakan dalam industri kosmetik, parfum, sabun, dan industri lainnya. Dengan berkembangnya pengobatan aromaterapi, minyak nilam selain sangat bermanfaat untuk penyembuhan fisik juga mental dan emosional. Manfaat lainnya, minyak nilam bersifat fixatif (yakni bisa mengikat minyak atsiri lainnya) yang sampai sekarang belum ada produk substitusinya (pengganti). Produk yang dihasilkan dari usahatani nilam adalah terna (daun dan ranting). Melalui proses penyulingan dihasilkan minyak nilam. Dalam proses penyulingan tersebut dihasilkan limbah berupa ampas penyulingan minyak. Ampas ini dapat digunakan sebagai mulsa untuk mengembalikan lahan ke kondisi semula (virgin soil).