Browsing by Author "Samijan"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
- ItemBUKU LAPANG(BPTP Jawa Tengah, 2012) Pramono, Joko; Samijan; Anwar, Hairil; Reni Prastuti, Tri; BPTP Jawa TengahSekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) Padi merupakan program kementerian pertanian ,yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas melalui perceoatan dan perluasan implementasi pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yang bersifat spesifik lokasi di tingkat lapangan, PTT oleh badan litbang saat ini masih dianggap merupan suatu pendekatan pangan yang mapu mendongkrak produksi dan produktivitas tanaman pangan khususnya padi jika komponen-komponen teknologinya diterapkan dengan baik dan benar ditingkat lapangan /lahan petani
- ItemBUKU PETUNJUK TEKNIS Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai(BPTP Jawa Tengah, 2011) Iriani, Endang; Kushartanti, Ekaningtyas; Samijan; BPTP Jawa TengahPengelolaan tanaman terpadu (PTT) Merupakan cara budidaya kedelai yang baik, untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi, dengan menerapkan beberapa teknologi tepat lokasi, secara TERPADU
- ItemBuku Saku Budidaya Sayuran Bawang Putih(Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2018) Setyanto, Prihasto; Hayati, Mardiyah; Samijan; Prastuti, Tri Reni; Nurlaily, Ridha; Husni, Indra; Sari, Mutiara; Anggraeni, Fajar; Julietha, Duma; Nggaro, Yulius Y.M; Subardi; Haryanto; Waludin, Jamin; Sumarno, Agus; Direktorat Jenderal HortikulturaBuku ini berisi informasi tentang budidaya bawang putih mulai dari bibit, penyiapan lahan, pengaturan jarak tanam, penggunaan mulsa, pemupukan, pengairan dan penyiangan, pengendalian OPT, mitigasi iklim, hama dan penyakit, dan varietas bawang putih nasional.
- ItemEfektivitas Metode Penyuluhan dalam Desiminasi Budidaya Bawang Putih Ramah Lingkungan di Kabupaten Karanganyar(Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, ) Mardiyanto, Tri Cahyo; Samijan; Nurlaily, Ridha
- ItemInovasi dalam Pendampingan(BPTP Jawa Tengah / Warta inovasi, 2018) Samijan; Nurlaily, Ridha; Lestari, FitriPerbenihan bawang putih bertujuan untuk menghasilkan benih bermutu dan bersetifikat, sekaligus memperkenalkan inovasi buidaya yang ramah lingkungan. Melalui inovasi teknologi dan permurnian varietas unggul lokal diharapkan bisa dihasilkan benih bawang putih yang bermutu dan berdaya saing. Varietas yang dikembangkan adalah Lumbu Hijau, Lumbu Kuning dan Tawangmangu Baru
- ItemKeragaan Benih Induk Jagung Hibrida Silang Tiga Jalur untuk Menghasilkan Benih Jagung Hibrida Bima URI 20(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Jauhari, Sodiq; Samijan; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianProduksi benih jagung hibrida Bima URI 20 menggunakan tetua hasil persilangan tiga jalur tetua varietas Bima 4 Asal persilangan G180//Mr14 sebagai tetua betina dengan galur murni Nei9008P sebagai tetua jantan (G180/Mr14 x Nei 9008P) dilaksanakan di Desa Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal MK-1. Pada tahun 2018. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui keragaan produksi benih jagung hibrida Bima URI 20 dengan tetua silang tiga jalur. pengkajian dilakukan menggunakan pendekatan OFCOR (On Farm Client Orientid Research) dengan partisipatif aktif dari petani pelaksana. Petani kooprator yang terlibat sebanyak 7 orang sebagai ulangan. Bahan induk tetua yang digunakan adalah hasil persilangan galur sistem tiga jalur yang di hasilkan oleh pemulia Balitserial Maros untuk menghasilkan benih jagung hibrida F1 Bima URI 20. Parameter yang diamati meliputi keragaan pertumbuhan tanaman dan produksi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif (tabulasi, kisaran dan rata-rata). Benih jagung ditanam dengan jarak 70 cm x 40cm, dua tanaman/lubang. Tanaman induk betina adalah hibrida silang tunggal varietas Bima 4 dengan induk jantan (G180/Mr14 x Nei 9008P). Komposisi tanaman jantan dan betina adalah 1 : 4. Pupuk diberikan 350 kg Ponska/ha ditambah 300 Urea/ha, dilaksanakan pada 7– 10 hari setelah tanam (HST), dan 30–35 HST. Pupuk organik diberikan 2 t/ha, pada saat tanam sebagai penutup benih setelah dimasukkan ke lubang tanam. Hasil pengkajian menunjukan Tampilan faktor ginetik dan lingkungan tumbuh memberikan tampilan beragam terhadap keragaan daya tumbuh masing-masing tetua, yaitu 98% untuk tetua jantan dan 78% tetua betina, dengan tampilan tinggi tanaman maksimal 194 cm untuk tetua betina dan 141 cm tetua jantan, serta letak tinggi tongkol untuk tetua betina 73,8cm dan tetua jantan 59,2 cm. Produksi calon benih F1 Bima URI 20 dengan silang silang tiga jalur dapat menghasilkan calon benih sejumlah 2,21 t/ ha sedangkan tetua jantan menghasilkan 0,78 t/ha.
- ItemPengeloLaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai(BPTP Jawa Tengah, 2011) Iriani, Endang; Kushartanti, Ekaningtyas; Samijan; BPTP Jawa TengahPengelolaan tanaman terpadu merupakan cara budidaya kedelai yang baik, untuk memperooleh hasil dan keuntungan lebih tinggi, dengan menerapkan beberapa teknologi tepat lokasi, secara terpadu
- ItemPengkajian Perbedaan Waktu Tanam Terhadap Pencapaian Produktivitas 4 Varietas Padi Di Kabupaten Rembang Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Samijan; Widayat, Yuni Kamal; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan beberapa lembaga penelitian internasional, telah meluncurkan arahan waktu tanam yang terbaik guna mengamankan produksi padi dari pengaruh anomali iklim. Oleh karena itu dilakukan pengkajian lapangan guna memvalidasi ketepatan arahan waktu tanam dengan kondisi eksisting pada berbagai perbedaan waktu tanam. Pengkajian dilaksanakan di Desa Megulung Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Jawa Tengah, pada Musim Tanam I (MT-I) 2016/2017 dan MT-II 2017. Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan kelompok 2 faktor, dengan perlakuan 4 perbedaan waktu tanam (T0, T1, T2, T3 dengan selisih 10 hari) dan faktor 4 VUB padi (Inpari 32, 33, 39, 41). Hasil pengkajian pada pertanaman padi MT-I (Oktober 2016 sampai November 2016), menunjukkan bahwa perbedaan 4 waktu tanam dengan selang waktu 10-30 hari tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap pencapaian hasil 4 VUB padi. Namun demikian waktu tanam paling awal cenderung menunjukkan hasil yang paling tinggi dibandingkan waktu tanam yang lebih lambat. Pada setiap perbedaan waktu tanam, varietas Inpari 32 selalu memperlihatkan kecenderungan hasil paling tinggi (5,78-6,62 ton/ha). Sedangkan pada pengkajian MT-II menunjukkan bahwa perbedaan 4 waktu tanam memperlihatkan pengaruh yang relatif nyata terhadap pencapaian hasil. Waktu tanam paling awal cenderung memperlihatkan pencapaian hasil paling tinggi dan berbeda terhadap lainnya. Khusus untuk varietas Inpari 41 tidak memperlihatkan adanya perbedaan hasil antar waktu tanam yang berbeda. Varietas Inpari 32 pada pengkajian MT-II juga selalu memperlihatkan pencapaian hasil yang paling tinggi dibandingkan lainnya di semua waktu tanam. Secara keseluruhan, waktu tanam eksisting petani maupun yang diundurkan sampai 30 hari setelah eksisting, berbeda jauh dengan waktu tanam yang direkomendasikan melalui sistem informasi KATAM terpadu. KATAM terpadu merekomendasikan waktu tanam di Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang pada Januari dasarian I dan II untuk MT-1 (MH-I 2016/2017) dan tidak ada rekomendasi tanam untuk MT-2 (MH-II 2017). Dengan demikian arahan sistem informasi KATAM terpadu, masih perlu dilakukan validasi lebih banyak lagi guna memastikan keakuratan rekomendasinya.
- ItemPERTANIAN ORGANIK(BPTP Jawa Tengah, 2012) Sisca Piay, Sherly; Sahru Romdon, Anggi; Samijan; Joko Paryono, Trie; BPTP Jawa TengahPengembangan pertanian organik di indonesia selama ini belum di lirik petani padahal yang memiliki sangat besar. sumber daya alam yang potensial untuk pengembangan organik, teknologi untuk mendukung pengembangan pertanian organik pun sudah tersedia seperti pembuatan pupuk kompos, pembuatan pestisida hayati dan nabati, sistem tanambenih langsung dan teknologi lainnya.
- ItemSEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU(BPTP Jawa Tengah, 2012) Pramono, Joko; Samijan; Anwar, Hairil; Reni Prastuti, Tri; BPTP Jawa TengahSekolah lapang pengeloaan tanaman terpadu padi merupakan program kementrian pertanian yang bertujuan untu meningkatkan produksi dan produktivitas melalui percepatan dan perluasan implementasi pendekatan pengelolaan tanaman terpadu yang bersifat spesifik lokasi di tingkat lapangan, PTT oleh Badan Litbang saat ini masih dianggap merupakan suatu pendekatan pengeloaan usahatani khususnya tanaman pangan yang mampu mendongkrak produksi dan produktivitas tanaman pangan khusunya padi jika komponen-komponen teknologinya diterapkan dengan baik benar di tingkat lapangan/lahan petani
- ItemTEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG PUTIH RAMAH LINGKUNGAN(BPTP Jawa Tengah, 2015) Reni Prastuti, Tri; Samijan; Nurlaily, Ridha; Cahyo Mardiyanto, Tri; BPTP Jawa TengahHasil kajian budidaya bawang putih ramah lingkungan yang dilakukan BPTP Jawa Tengah, Bahwwa teknologi budidaya yang dikaji pada tanaman bawang putih dengan perbaikan budidaya menggunakan varietas unggul bawang putih tawangmangu baru dan pemupukan spesifik lokasi, penambahan PPC dan penggunan agensia hayati untuk pengendalian dini dapat meningkatkan hasil bawang putih, memperbaiki mutu dan memberikan keuntungan bagi petani.
- ItemUji Efektivitas Pupuk Zeorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah di Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Samijan; Kamal Widayat, Yuni; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPenggunaan pupuk kimia secara tidak langsung dalam waktu lama tanpa diimbangi penggunaan pupuk organik memadai telah berdampak pada terjadinya penurunan kualitas tanah dan perusakan ekologi tanah serta kecenderungan penerapan dosis pemupukan yang semakin meningkat. Sejak tahun 2000-an penggunaan bahan organik untuk pertanian kembali mendapatkan perhatian, dengan tujuan untuk memperbaiki dan mempertahankan kondisi lingkungan serta mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan. PT Pupuk Kalimantan Timur merupakan produsen pupuk yang berskala nasional saat ini telah memproduksi pupuk organik ‘Zeorganik’ yang dalam pengunaannya harus dikombinasikan dengan pupuk anorganik. Untuk mengetahui efektivitasnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman telah dilakukan pengujian efektivitas pada tanaman padi sawah di Kabupaten Sragen pada MK 2008 sampai MH 2008/2009. Secara umum semua perlakuan pemupukan menggunakan Zeorganik tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pencapaian parameter pertumbuhan. Penggunaan pupuk Zeorganik 1 ton/ha yang dikombinasikan dengan pupuk NPK dan urea masih memiliki peluang lebih baik dan memberikan harapan pengaruh yang nyata terhadap pencapaian hasil panen. Pada takaran ini pupuk Zeorganik terbukti memiliki efektivitas agronomi yang cukup tinggi (169–800%). Penggunaan pupuk Zeorganik 1 ton yang dikombinasikan dengan pupuk NPK dan urea memiliki peluang meningkatkan keuntungan dari kebiasan pemupukan petani setempat. Peningkatan keuntungan dari penggunaan pupuk Zeorganik masih lebih rendah dari standar rekomendasi pemupukan yang berlaku setempat.