Browsing by Author "Ruhiat, Endang"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemIdentifikasi Kasus Leptospirosis pada Domba dan Kambing di Kabupaten Demak Tahun 2018(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Ruhiat, Endang; Farhani, Nur Rohmi; Kumorowati, Enggar; Dewi, Ari Pupita; Zunarto, Sugeng; Direktorat Kesehatan HewanPada tahun 2018 di Kabupaten Demak tepatnya di Kecamatan Bonang dan Kecamatan Guntur terjadi outbreak leptospirosis pada manusia. Sebagian besar ternak yang dipelihara (domba dan kambing) ditempatkan satu lingkungan dengan rumah/pemukiman sehingga dapat memungkinkan terjadi penularan leptospirosis baik dari ternak ke manusia maupun sebaliknya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi serovar penyebab leptospirosis pada domba dan kambing di Kabupaten Demak Tahun 2018. Sebanyak 97 ekor domba dan 20 ekor kambing diambil darahnya dari vena jugularis sebanyak 3 ml, serum dipisahkan untuk pemeriksaan leptospirosis dengan metode Microscopic Aglutination Test (MAT) yang dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (BBP2V & RP) Salatiga. Hasil uji laboratorium dari 97 sampel serum domba menunjukan hasil positif sebanyak 10 sampel dan dari 20 sampel serum kambing menunjukan hasil positif 1 sampel. Prproporsi leptospirosis di Kabupaten Demak Tahun 2018 pada domba sebesar 10,30% (10/97) dan kambing 5% (1/20). Penyebab leptospirosis pada domba dan kambing di Kabupaten Demak yaitu Leptospira serovar Ichterohaemorrhagiae, Djasiman, Robinsoni, Bangkinang, Pyrogenes dan pada kambing disebabkan oleh serovar Habdomadis.
- ItemInvestigasi Kematian Ternak Ruminansia Akibat Antraks di Kecamatan Ponjong Gunungkidul Januari 2020(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Ruhiat, Endang; Susanta, Dwi Hari; Wibawa, Hendra; Poermadjaja, Bagoes; Handoko, Anton; Ludiro, Agung; Triana, Nanik; Nugraha, Devi Ardi; Direktorat Kesehatan HewanTelah terjadi kematian sapi dan kambing pada tanggal 16 sampai dengan akhir Desember 2019 di Dusun Ngrejek Wetan dan Ngrejek Kulon, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Kematian ternak tersebut terjadi secara beruntun dalam waktu yang berdekatan. Investigasi dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Wates (BBVet) dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul pada tanggal 3 dan 4 Januari 2020. Investigasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kematian ternak, mengetahui pola penyebaran penyakit dan identifikasi faktor risiko yang berperan dalam menimbulkan kejadian penyakit tersebut. Desain studi yang digunakan yaitu kasus kontrol. Definis kasus yang ditetapkan yaitu sapi dan kambing dengan gejala klinis kejang-kejang, ambruk dan dipotong paksa dengan hasil uji laboratorium terhadap sampel tanah dari lokasi penyembelihan positif Bacillus anthracis. Sedangkan unit epidemiologinya yaitu peternak. Metode uji laboratorium yang dilakukan yaitu uji ‘gold standard’ yaitu dengan metode kultur pada media agar darah dan pewarnaan polychrome petheylen blue sedangkan analisa data dilakukan secara deskriptif dan analitik. Jumlah ternak yang mati sebanyak 3 ekor sapi dan 6 ekor kambing. Sampel yang diuji berupa sampel tanah yang diperoleh dari lokasi pemotongan dan penguburan ternak. Mortalitas ternak sebesar 4,5% (level dusun). Hasil perhitungan odds ratio (OR) faktor risiko jenis ternak, jenis pakan, pengetahuan, perlakuan terhadap ternak sakit yang dipotong dan jika ternak mati dilaporkan tidak memiliki hubungan bermakana dan signifikan terhadap terjadinya kasus antraks. Kematian ternak disebabkan agen penyakit bakteri B. anthracis. Sumber infeksi berasal dari ternak baru (kambing) yang dibeli di pasar hewan tanpa dilakukan tindakan karantina terlebih dahulu dan faktor risiko penyebaran antraks terbatas disebabkan adanya aktivitas peternak/masyarakat yang melakukan penyebelihan ternak sakit dan mati mendadak tanpa pengawasan petugas berwenang (dokter hewan).
- ItemUji Kepekaan Antibiotik Escherichia Coli dari Peternakan Layer dan Babi Tahun 2016(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Farhani, Nur Rohmi; D, Rizki Meityas; Subekti, Woro; Ruhiat, Endang; Zunarto, Sugeng; Muladi, Arrum PerwitasariAntibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia dalam organisme khususnya dalam proses infeksi bakteri. Penggunaan antibiotik yang terus menerus, menyebabkan berkembangnya resistensi mikroorganisme terutama bakteri terhadap antibiotic. Resistensi tersebut dapat disebabkan oleh suatu faktor yang sudah ada pada mikroorganisme itu sebelumnya atau mungkin juga faktor lain. BBVet Wates telah melakukan pengujian Isolasi dan Identifi kasi Eschericia coli dari Peternakan Layer dan peternakan Babi di wilayah kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, dan Klaten Jawa Tengah. Sampel berupa swab kolaka ayam petelur ( 405 sampel ), swab rectum Babi (126 sampel), dan sampel lingkungan peternakan babi dan ayam (60 sampel). Dari sampel tersebut terisolasi 591 Isolat Bakteri Eschericia coli. Selanjutnya Isolat tersebut dilakukan uji Sensitifi tas Antibiotik dengan 10 panel antibiotik, yaitu Ampicillin, amoxicillin clavulanate, Cephalotin, Ceftriaxone, Gentamicin, Ciprofl oxacin, levofl oxacin, Chloramfenicol, trimetrhoprimsulphamethoxazole, dan Tetracycline. dengan metode difusi cakram dengan cara Kirby-Bauer (CLSI,2014). Biakan murni Eschericia coli dari nutrient agar diambil dengan ose, buat suspensi pada 5 ml Nacl fi siologis, divortex, diukur kekeruhannya dengan standar kekeruhan Mac Farland 0,5, celupkan usap kapas steril dalam suspensi bakteri dan diperas degan menekan dan memutar usap kapas pada dinding tabung diluar cairan sebanyak dua kali, diusapkan pada muller Hilton agar secara merata, rapat dan sejajar, putar 60°C dan lakukan garis serupa sampai 3x, biarkan kering. Letakkan cakram antibiotika dengan pinset steril pada lempeng agar sebanyak 5 cakram antibiotika pada setiap petri, inkubasi pada suhu 35±2°C selama 16-18 jam. Gunakan standar Escherichia coli ATCC 25922 sebagai kontrol kualitas. Amati ada tidaknya zona hambat disekitar cakram. Ukur zona hambat dengan alat ukur geser (Caliper) pada zona jernih, cocokkan dengan standar zona antibiotik. Dari hasil uji kepekaan antibiotik, dapat disimpulkan terdapat kemiripan pola resistensi pada Eschericia coli. antar ternak di peternakan babi dan ayam petelur, adanya multidrug resisten dan adanya indikasi penggunaan Chloramfenicol pada peternakan.