Browsing by Author "Rosita Galib, Balittra"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN POLA USAHATANI JAGUNG DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN(Balittra, 1996) Rosita Galib, BalittraAnalisis biaya dan pendapatan pola usahatani jagung dilahan kering Kalimantan Selatan. Upaya meningkatkan produktivitas jagung di lahan kering melalui penerapan teknologi baru dengan tingkat input tertentu memerlukan biaya produksi yang lebih besar. Sampai seberapa jauh biaya produksi dapat memberikan tingkat produktivitas yang secara ekonomis menguntungkan dan layak dilakukan, merupakan tujuan penelitian ini. Penelitian dilakukan di tiga desa (Pampain, Pantai Cabe di Kabupaten Tapin dan desa Bumi Asih di Kabupaten Tanah Laut) pada MH 1989/90 dengan 4 paket dosis pemupukan N, P, K dan pupuk kandang serta kapur. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari metode survei dan observasi, wawancara dilakukan terhadap 45 petani dan percobaan (observasi) dilakukan terhadap 5orang petani sebagai koperator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan input rendah (NPK, 45-45-0 + 5 tlha pupuk kandang), memberikan keuntungan dan kelayakan ekonomis berdasarkan nilai RlC ratio (1,98) dan MBCR (2,77). Pada pemupukan input yang lebih tinggi, tingkat produktivitas harus lebih besar dari 5tlha untuk memperoleh kelayakan ekonomis dan keuntungan.
- ItemANALISIS POTENSI PELUANG DAN KENDALA UBI-UBIAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI(Balittra, 1995-04) Rosita Galib, BalittraPelestarian swasembada beras bagi Indonesia perlu terus dimantapkan mengingat peningkatan kebutuhan yang semakin besar akibat bertambahnya jumlah penduduk. Kebutuhan beras pada akhir PJPT II diperkirakan akan mencapai 63 juta ton yang disandarkan pada lahan seluas 14 juta ha. Tantangan terhadap pelestarian swasembada beras dengan upaya peningkatan produksi melalui perluasan areal panen pada masa-rnasa mendatang akan semakin berat dan majemuk. Hal ini karena semakin meningkatnya penciutan lahan-Iahan pertanian yang subur di Pulau jawa untuk keperluan pembangunan diluar sektor pertanian (Rosita e/ al, SPP Kalteng, 1994). Dilain pihak besarnya laju pertumbuhan penduduk sulit diimbangi dengan pengadaan/ ketersediaan beras, karena hasil padi perhektar yang sudah dicapai cukup tinggi (7 tJha), sehingga untuk meningkatkan lebih tinggi lagi merupakan pekerjaan yang sulit (Sri Kumalaningsih, 1994).
- ItemKENDALA DAN PELUANG PENGEMBANGAN USAHATANI UBIKAYU DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN(Balittra, 1995-04) Rosita Galib, BalittraLahan kering yang diusahakan di Kalimantan selalu bertambah setiap tahun., pad a tahun 1984 seluas 1607 juta hektar dan pad a tahun 1985 meningkat menjadi 1752 hektar. Luasan yang dipergunakan untuk pertanaman hanya sekitar 48,5 %pada tahun 1984 dan turun menjadi 47,2 % pada tahun 1985 (RPTP Ubikayu, 1989). Dibandingkan dengan potensi luas lahan yang ada, Iuasan pertanaman ubikayu sangat kecil, padahal syaratsyarat budidaya ubikayu sangat mudah dan kemampuan tumbuhnya cukup tinggi. Ubikayu merupakan komoditas yang cukup potensial untuk dikembangkan karena manfaatnya sangat banyak, dan dapat digunakan untuk diversifikasi tanaman pangan. Keunggulan lainnya adalah tanaman ubikayu memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap iklim dan lahan marginal, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk budidaya relatif kecil (Rosita Galib, 1982). Rendahnya tingkat produktivitas ubikayu ditingkat petani sangat erat kaitannya dengan aspek teknis dan aspek sosial ekonomis. Melalui perbaikan kedua aspek tersebut dibarengi dengan usaha-usaha penunjang seperti peningkatan kualitas sumberdaya dan prasarana yang dapat meningkatkan produktivitas komoditas ubikayu yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.
- ItemKEUNTUNGAN KOMPARATIVE DARI BEBERAPA BENTUK PRODUK UBIKAYU(Balittra, 1995-04) Rosita Galib, BalittraTanaman ubikayu dapat digunakan sebagai bahan pangan (sumber karbohidrat) seperti beras dan jagung atau sebagai bahan dagangan (sumber pendapatan), sebagai bahan baku pakan temak atau industri (Balittan Malang, 1988). Kelemahan ubikayu adalah sifatnya yang tidak tahan lama dalam bentuk basah, sehingga perlu dilakukan berbagai usaha untuk mempertahankannya. Usahatani ubikayu sebagian besar masih diusahakan secara subsisten, tingkat produktivitasnya masih rendah dan orientasi pengusahaannya belum komersial. Padahal dari hasil penelitian dapat diperoleh tingkat produktivitas yang tinggi dengan teknik pengusahaan tertentu. Hal ini terjadi karena setiap ada peningkatan produksi ubikayu selalu diikuti turunnya harga ubikayu itu sehingga merugikan petani produsen. Rendahnya harga ubikayu ini karena berbagai sebab antara lain (Balittan Bogor, 1988; Koes Hartoyo, 1988):
- ItemSTUDI PEMASARAN JAGUNG DI KALIMANTAN SELATAN(Balittra, 1996) Rosita Galib, BalittraStudi pemasaran jagung di Kalimantan Selatan. Untuk meningkatkan produktivitas jagung di lahan kering dan sekalilgus pendapatan petani, telah dilakukan studi pemasaran jagung untuk mengetahui saluran pemasarannya, efisiensi pemasaran dan masalah-masalah dalam pemasaran komoditas jagung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan observasi langsung kelapangan serta pasar-pasar hasil pertanian. Lokasi peneIitian dipilih secara porpusive yaitu desa-desa sentra produksi jagung dan penelitian dilaksanakan pada MT 1990191. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pemasaran belum lancar dan belum efisien, ini dapat dilihat dari rendahnya tingkat harga yang diterima petani (kurang dari 70%), besarnya biaya transportasi dan akomodasi (56,75%). Disamping itu, harga ditingkat petani selalu turun pada puncak-puncak panen, ini menunjukkan bahwa distribusi hasil komoditas jagung tidak merata.
- ItemTINGKAT CURAHAN TENAGA KERJA DALAM USAHATANI PADI SAWAH TADAH HUJAN(Balittra, 1996) Rosita Galib, BalittraTingkat curahan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah tadah hujan. Sebagian besar kegiatan usahatani padi dilahan tadah hujan dilaksanakan dengan menggunakan tenaga kerja manusia. Pelaksanaan pola usahatani sangat ditentukan oleh ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga. Dalam kegiatan usahatani padi ada kegiatan-kegiatan tertentu yang memperlukan tenaga kerja lebih banyak dari tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga. Sebaliknya ada kegiatan-kegiatan tertentu yang memerIukan tenaga kerja sedikit dari tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga. Penelitian pada tahun 1988/89 dimaksudkan untuk mengetahui distribusi curahan tenaga kerja keluarga dalam usahatani padi di dua desa di Kabupaten Tapin, yang merupakan sentra produksi padi tadah hujan Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bulan Januari, Maret dan Juli memerlukan curahan tenaga kerja melebihi ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga. Pada bulan-bulan tersebut kegiatan usahatani yang dilakukan adalah; penanaman, penyiangan pemupukan I dan panen serta pasca panen. Sebaliknya pada bulan-bulan lainnya tenaga kerja yang diperlukan dalam usahatani padi tidak meIebihi tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga. Rata-rata tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga adalah 205 jam kerja/bu- Ian. Kelebihan tenaga kerja tersebut dipergunakan untuk meIakukan pekerjaan sebagai buruh tani atau mencari pekerjaan diluar usahatani, baik didalam desa sendiri atau keluar desa.