Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Rahayuningtyas, Irma"

Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Gambaran Seroprevalensi Mycoplasma Gallisepticum pada Ayam Layer dengan Uji RPA dan ELISA
    (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2015) Hayati, Meutia; Astuti, Lilis Sri; Istiyaningsih; Andesfha, Ernes; Rahayuningtyas, Irma; Daulay, Khairul; Amijaya, Deden; Sarji; Atikah, Neneng
  • No Thumbnail Available
    Item
    Isolasi dan Identifikasi Salmonella Sp dan Escherichia Coli dalam Rangka Pemetaan Resistensi Antimikroba di Peternakan Ayam Petelur dan Pedaging di 5 Provinsi di Pulau Jawa
    (Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Rahayuningtyas, Irma; Astuti, Lilis Sri; Istiyaningsih; Andesfha, Ernes; Atikah, Neneng
    Penyakit enteritis banyak disebabkan oleh Salmonella sp. dan E. coli yang menginfeksi unggas, mamalia, dan manusia. Bakteri tersebut sangat berbahaya bilamana resisten terhadap antimikroba dan mempunyai gen yang dapat menyebarkan sifat resistensinya ke manusia melalui konsumsi produk unggas yang tercemar bakteri tersebut. Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat Salmonella sp. dan E. coli dalam rangka pemetaan AMR di peternakan ayam petelur dan pedaging dari 5 Provinsi di Pulau Jawa. Sampel dari swab kloaka ayam petelur 282, ayam broiler 173, dan pakan ayam 66 yang diambil secara proporsional dengan metode isolasi sesuai SNI 2987:2008. Isolat Salmonella sp. diidentifikasi sampai tingkat serotipe dengan metode PCR dan Sequencing dengan primer spesifik Salmonella enteritidis dan Salmonella thyphimurium, sedangkan isolat E. coli dilakukan uji patogenitas secara invitro dengan media congo red. Hasil isolasi dari 282 swab kloaka ayam petelur diperoleh 9 (3,2%) isolat Salmonella sp. dan 268 (95%) isolat E. coli, dari 273 swab kloaka ayam pedaging diperoleh 34 (12,4%) isolat Salmonella sp. dan 258 (94,5%) isolat E. coli, sedangkan dari 66 pakan tidak diperoleh isolat Salmonella sp. tetapi diperoleh 25 (37,9%) isolat E. coli. Hasil uji serotipe 43 isolat Salmonella sp. dinyatakan : 21 isolat Salmonella enteritidis, 19 isolat Salmonella thyphimurium, 2 isolat Salmonella waycross, dan 1 isolat Salmonella typhi. Hasil uji patogenitas 268 isolat E. coli, yang bersifat patogen sebanyak 48 (17,9%) berasal dari ayam petelur, 39 (15,1%) berasal dari ayam pedaging, dan 1 (4%) dari pakan. Semua isolat selanjutnya akan dilakukan uji resistensi antimikroba oleh Unit Uji Farmasetik dan Premiks. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa beberapa peternakan ayam petelur dan pedaging sudah terinfeksi oleh S. enteritidis, S. typhimurium, dan E. coli patogen yang sangat berbahaya bagi manusia, hal ini perlu ditindaklanjuti dengan perbaikan sistem biosekuriti pada peternakan ayam dibawah pengawasan Dinas terkait, serta program monitoring untuk mengontrol cemaran di peternakan ayam tersebut.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Isolasi dan Identifikasi Salmonella sp. pada Ayam Petelur di Indonesia dengan Teknik Kultur dan Serotyping menggunakan PCR
    (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2017) Rahayuningtyas, Irma; Andesfha, Ernes; Istiyaningsih; Astuti, Lilis Sri; Atikah, Neneng
    Pengkajian ini dilakukan selain untuk memperoleh isolat salmonella dari feses ayam di beberapa peternakan Indonesia, juga dalam rangka pemetaan anti-microbial resistance yang bermanfaat untuk kesehatan manusia, mengembangan teknik dan metoda dalam pengujian isolasi salmonella.sp dengan metoda SNI 2987:2008 dan metoda baru dengan menggunakan media kromogenik (rapid salmonella, BioRad), serta penentuan serotipe salmonella dengan teknik PCR. Sampel berasal 310 feses ayam petelur yang berasal dari 60 peternakan di 15 provinsi di indonesia. Primer yang digunakan adalah primer spesifik serotipe Salmonella enteritidis dan salmonella gallinarum-pollorum. Hasil isolasi secara kultur menunjukan 27 isolat positif salmonella sp. Hasil uji serotipe dengan PCR diperoleh 22 isolat positif serotipe Salmonella enteritidis dan 5 isolat negatif terhadap S. Enteritidis dan S. gallinarum-pullorum. Hasil sequencing terhadap 5 isolat negatif menunjukan serotipe Salmonella anatum (3 isolat) dan serotipe Salmonella moscow (2 isolat).
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Kajian Korelasi Antara Uji Kelembaban Terhadap Kandungan Virus Dari Sampel Vaksin Aktif (Newcastle Disease) ND Hasil Pemantauan dari Lapangan
    (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2022-12) Istiyaningsih; Natih, Ketut Karuni Nyanakumari; Rahayuningtyas, Irma; Peranginangin, Joen Firmanta; Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH)
    Artikel ini berisikan kajian korelasi antara angka uji kelembapan terhadap kandungan virus sampel vaksin aktif Newcastle Disease (ND) dari hasil pemnatauan dilapangan. Saat ini penyakit ND di Indonesia masih di cegah dengan program vaksinasi ND. penyakit ND ini menular begitu cepat dikalangan peternak ayam. Untuk peternak yang dengan lokasi wilayah jauh di derah terpencil moda transportasi untuk pengiriman atau pengambilan vaksin sangat dibutuhkan, sehingga kualitas rantai dingin vaksin ND sangat diperlukan untuk menjamin kualitas mutu vaksin ND. Melalui tulisan ini dikaji stabilitas kandungan virus melalui uji korelasi terhafdap parameter nilai kelembapan dan uji kandungan virus.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Karakteristik Molekular Pathotype Virus Vaksin Infectious Bursal Disease (IBD) Menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan DNA Sequencing
    (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2017) Andesfha, Ernes; Rahayuningtyas, Irma; Setiawaty, Rahajeng; Natih, Ketut Karuni Nyanakumari; Suryati, Yati
    artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pathotype dan hubungan kekerabatan Virus IBD yang digunakan di indonesia terhadap isolat Indonesia dan reference virus IBD di genbank menggunakan metode PCR dan DNA Sequencing degan target gen PV2. Sampel diambil dari 14 provinsi di Indonesia pada tahun 2015. Hasil uji PCR menunjukan 13 sampel positif gen PV2 pada panjang amplikon 723 bp sedangkan 1 sampel negatif disebabkan konsentrasi hasil RNA virus IBD sangaat rendah. Dan hasil uji DNA sequencing terhadap asam amino esensial pada gen PV2 menunjukan 5 sampel termasuk strain vaksin attenuated, 6 sampel very virulent pathotype, 1 sampel classical pathotype dan 1 sampel atypical pathotype.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Kasus Pertama Low Pathogenic Avian Influenza Subtipe H9N2 pada Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan Indonesia
    (Balai Besar Veteriner Maros, 2017) Muflihanah; Andesfha, , Ernes; Wibawa, Hendra; Zenal, Farida Camallia; Hendrawati, Ferra; Siswani; Wahyuni; Kartini, Dina; Rahayuningtyas, Irma; Hadi, Sulaxono; Mukartini, Sri; Poermadjaja, Bagoes; Rasa, Fadjar Sumping Tjatur; Ramlan
    Low pathogenic avian influenza subtiype H9N2 virus pertama kali didiagnosa pada peternakan ayam layer di Kabupaten Sidrap Propinsi Sulawesi Selatan Indonesia pada Desember 2016 dengan gejala klinis berupa gangguan pada saluran pernafasan yang ditandai dengan muka bengkak, sesak nafas, discharge dari hidung, kurang nafsu makan dan feses berwarna kehijauan. Kejadian penyakit terjadi dalam kurun waktu 3 – 14 hari dengan tingkat mortalitas rata-rata dibawah 5 % dan terjadi penurunan produksi telur sebanyak 50 - 80%. Dari hasil pengujian laboratorium dengan real time PCR menunjukkan positif Avian Influeza Type A, negatif subtype H5 dan H7 serta positif H9. Hasil isolasi virus pada Telur Embrio Bertunas (TAB) dengan uji rapid aglutinasi hasilnya tidak mengaglutinasi sel darah merah. Hasil histopatologi pada jaringan organ menunjukkan hasil suspect terhadap virus. Pengujian laboratorium dengan menggunakan teknik isolasi virus dan real time PCR. Dari isolasi virus setelah dilakukan penanaman di telur embrio, menunjukkan terjadi kematian embrio, seluruh organ embrio mengalami pendarahan, tetapi cairan allantois tidak mengaglutinasi sel darah merah ayam. Kemudian cairan allantois diambil untuk pengujian real time PCR menunjukkan hasil positif tipe A, negatif H5, negatif H7 dan positif H9. Hasil Sequencing terhadap tiga isolat A/Chicken/Sidrap/07161511-1/2016, A/Chicken/Sidrap/07161511-61/2016, A/Chicken/Sidrap/07170094-44OA/2017 memiliki kesamaan genetik 98% H9N2. Hasil pohon filogentik menunjukkan sampel yang diuji nampak dari kelompok atau lineage Asia Y280-H9N2
  • No Thumbnail Available
    Item
    Kasus Pertama Low Pathogenic Avian Influenza Subtipe H9N2 pada Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan Indonesia
    (Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Muflihanah; Andesfha, Ernes; Wibawa, Hendra; Zenal, Farida Camallia; Hendrawati, Ferra; Siswani; Wahyuni; Kartini, Dina; Rahayuningtyas, Irma; Hadi, Sulaxono; Mukartini, Sri; Poermadjaja, Bagoes; Rasa, Fadjar Sumping Tjatur
    Low pathogenic avian influenza subtiype H9N2 virus pertama kali didiagnosa pada peternakan ayam layer di Kabupaten Sidrap Propinsi Sulawesi Selatan Indonesia pada Desember 2016 dengan gejala klinis berupa gangguan pada saluran pernafasan yang ditandai dengan muka bengkak, sesak nafas, discharge dari hidung, kurang nafsu makan dan feses berwarna kehijauan. Kejadian penyakit terjadi dalam kurun waktu 3 – 14 hari dengan tingkat mortalitas rata-rata dibawah 5 % dan terjadi penurunan produksi telur sebanyak 50 - 80%. Dari hasil pengujian laboratorium dengan real time PCR menunjukkan positif Avian Influeza Type A, negatif subtype H5 dan H7 serta positif H9. Hasil isolasi virus pada Telur Embrio Bertunas (TAB) dengan uji rapid aglutinasi hasilnya tidak mengaglutinasi sel darah merah. Hasil histopatologi pada jaringan organ menunjukkan hasil suspect terhadap virus. Pengujian laboratorium dengan menggunakan teknik isolasi virus dan real time PCR. Dari isolasi virus setelah dilakukan penanaman di telur embrio, menunjukkan terjadi kematian embrio, seluruh organ embrio mengalami pendarahan, tetapi cairan allantois tidak mengaglutinasi sel darah merah ayam. Kemudian cairan allantois diambil untuk pengujian real time PCR menunjukkan hasil positif tipe A, negatif H5, negatif H7 dan positif H9. Hasil Sequencing terhadap tiga isolat A/Chicken/Sidrap/07161511-1/2016, A/Chicken/ Sidrap/07161511-61/2016, A/Chicken/Sidrap/07170094-44OA/2017 memiliki kesamaan genetik 98% H9N2. Hasil pohon filogentik menunjukkan sampel yang diuji nampak dari kelompok atau lineage Asia Y280-H9N2.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Pengujian Mutu Vaksin Infectious Laryngotracheitis (ILT) Dalam Rangka Pemantauan di Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2021
    (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2022-12) Natih, Ketut Karuni Nyanakumari; Rahayuningtyas, Irma; Alam, Jarul; Hidayanto, Nur Khusni; Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH)
    Penyakit Infectious Laryngotracheitis (ILT) menyerang industri perunggasan di Indonesia. Hingga saat ini biosekuriti dan program vaksinasi adalah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Adapun artikel ini menunjukkan data tentang kualitas vaksin Infectious Laryngotracheitis (ILT) di beberapa provinsi di Indonesia. Kualitas sebuah vaksin sangat penting untuk menjamin keberhasilan program vaksinasi. Apabila kandungan dalam sebuah vaksin rusak maka dipastikan vaksinasi akan gagal karena tidak dapat menimbulkan kekebalan tubuh. Sampel vaksin ILT diambil di delapan provinsi di Indonesia yaitu Jawa Timur, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa barat, DKI Jakarta, Bali, Lampung dan Sulawesi Selatan. Pengujian mutu vaksin ILT dilaksaknakan dengan mengikuti standard dari Farmakope Obat Hewan Indonesia (FOHI) sediaan Biologik Jilid 2 Edisi 5 tahun 2018.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Pengujian Mutu Vaksin Mycoplasma gallisepticum strain F, ts11, 104, dan R-980 pada Ayam SPF Menggunakan Metode uji ELISA, SPA, Kandungan Bakteri, dan Analisis Koefisien Kappa
    (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, 2018) Andesfha, Ernes; Rahayuningtyas, Irma; Istiyaningsih; Atikah, Neneng; Sarji
  • No Thumbnail Available
    Item
    Transfer Gen Mobilized Colistin Resistance (MCR)-1 dari Escherichia Coli Resistan Kolistin ke Salmonella Enteritidis ATCC 13076
    (Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Palupi, Maria Fatima; Wibawan, I Wayan Teguh; Sudarnika, Etih; Maheshwari, Hera; Darusman, Huda S.; Andhesfa, Ernes; Rahayuningtyas, Irma; Atikah, Neneng
    Risiko kegagalan kolistin sebagai last drug choice untuk pengobatan infeksi gram negatif patogen multiresistansi semakin besar ketika ditemukan adanya gen mobilized colistin resistance (mcr)-1. Gen ini dengan mudah berpindah antarspesies bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transfer gen mcr-1 dari Escherichia coli resistan kolistin ke bakteri zoonosis Salmonella enteritica serotype Enteritidis ATCC 13076 yang peka terhadap kolistin. Transfer gen mcr-1 dilakukan dengan konjugasi. Sebanyak 68 isolat E. coli resistan kolistin digunakan sebagai donor. Uji kepekaan kolistin sulfat dilakukan dengan menggunakan metode agar dilution. Uji identifi kasi gen mcr-1 dan S. Enteritidis setelah konjugasi dilakukan dengan polymerase chain reaction (PCR). Transfer gen mcr-1 melalui konjugasi berhasil dilakukan dari donor isolat E. coli DI15 ke S. Enteritidis. Hasil uji kepekaan atau resistansi dan PCR menunjukkan resipien S. Enteritidis yang menjadi resistan kolistin memiliki gen mcr-1 dan juga menjadi resistan terhadap doksisiklin sebagaimana sifat multiresistansi dari donor, E. coli DI15, yang juga resistan terhadap doksisiklin. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu dilakukan evaluasi mendalam untuk mengurangi penggunaan kolistin sulfat pada hewan produksi guna mengurangi risiko resistansi terhadap kolistin pada hewan maupun manusia.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback