Browsing by Author "Puspitasari, Yanita Anjar"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIII Nomor 2 Tahun 2016(Pusat Veteriner Farma, 2016) Wisindie, Rosmiati; Agustini, Ni Luh Putu; Sjolichah, Nur; Lingga K., Firdaus; Puspitasari, Yanita Anjar; Sugiharti, Sri; Erwan, Bambang; Nalurita, Nidya; Lestari, Dwi Kurnia; Estikoma, Dyah; Susila A., Sri; Hanifah, Siti; Kusumastuti, Murtining Dyah; Wriningati; Lestari, Noning; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 1 Tahun 2023: Pengembangan Produksi Vaksin Avian Influenza Bivalen HPAI H5N1 dan LPAI H9N2(Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, 2023) Puspitasari, Yanita Anjar; Saputri, Petri Nandatina; Kusumastuti, Murtining Dyah; Erwan, BambangObjek penelitian ini adalah pengembangan pembuatan vaksin High Pathogenic Avian Influenza H5N1 strain Tanggamus dan Low Pathogenic Avian Influenza H9N2 Strain South Sulawesi untuk menjawab tantangan perkembangan penyakit unggas di Indonesia. Uji keamanan dan uji potensi menggunakan 40 ekor ayam SAN (Specific Antibody Negatif) umur 21-28 hari. Uji keamanan menggunakan 20 ekor ayam, 10 ekor ayam dilakukan vaksinasi masing-masing 2 dosis secara intra muskular (IM).Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Sepuluh ekor ayam yang lainnya tidak dilakukan vaksinasi sebagai kelompok kontrol. Uji potensi menggunakan 10 ekor ayam divaksinasi masing-masing 1 dosis secara intra muskular (IM), 10 ekor ayam lainnya yang tidak divaksinasi merupakan kelompok kontrol. Pengambilan darah dilakukan pada minggu ke-3 dan ke-4 pasca vaksinasi. Hasil uji keamanan menunjukkan 100% hewan tidak menunjukkan gejala AI spesifik. Hasil uji potensi dilihat dari uji HI serum ayam yang diambil 3 minggu paska vaksinasi, diperoleh hasil 100% titer antibodi terhadap H9N2 lebih besar sama dengan 128 (27) dan titer antibodi terhadap H5N1 4 minggu paska vaksinasi 100% lebih besar sama dengan 16 (24). Hasil penelitian ini menunjukkan pemeriksaan respon imun pada ayam SAN yang divaksin dengan vaksin HiLow AI H5N1 isolat Tanggamus-AI H9N2 isolat South Sulawesi dapat memberikan respon imun terhadap AI H5N1 isolat tanggamus dan juga terhadap AI H9N2 isolat South Sulawesi
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Pengembangan Vaksin Afluvet Hilow, Kombinasi Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1 dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) H9N2(Pusat Veteriner Farma, 2020) Kusumastuti, Murtining Dyah; Puspitasari, Yanita Anjar; Pangesti, Rinasti Rida; Erwan, Bambang
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Pengkajian Pembuatan Kit Eliza Jembrana(Pusat Veteriner Farma, 2020) Hartanti, Febri; Sjolichah, Nur; Mashelli, Ekky Valinia Devia; Puspitasari, Yanita Anjar
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Uji Stabilitas Vaksin Septivet(Pusat Veteriner Farma, 2020) Puspitasari, Yanita Anjar; Kusumastuti, Murtining Dyah; Lestari, Noning
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVIII Nomor 1 Tahun 2022: Pengkajian Stabilitas Vaksin Anthravet® pada Berbagai Suhu (Berdasarkan Jumlah Kandungan Spora dalam Vaksin)(Pusat Veteriner Farma, 2022) Ristiana, Dina; Puspitasari, Yanita Anjar; Susanto, EdiAnthraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Bacillus anthracis. Vaksin Antraks adalah vaksin aktif yang setiap dosisnya mengandung tidak kurang dari 2 juta spora bakteri Bacillus anthracis strain 34 F2 Weybridge aktif/hidup yang avirulen dan tidak berkapsul di dalam campuran garam faali dengan gliserin yang sama banyak, serta mengandung tidak lebih dari 0,03% saponin. Vaksin yang telah memperoleh lisensi diperlukan pemantauan stabilitas vaksin yang berkelanjutan. Penelitian ini untuk mengetahui stabilitas vaksin tersebut pada beberapa perlakuan penyimpanan suhu, yaitu suhu lemari pendingin (2-8°C), suhu ruang (± 25°C) dan suhu 37°C dalam jangka waktu 18 bulan dengan dilakukan uji fisik dan uji kandungan spora dalam vaksin. Hasil yang didapatkan adalah vaksin Antraks yang disimpan pada suhu yang berbeda yaitu pada suhu 2-8°C, suhu ruang (25°C) dan suhu 37°C masih memenuhi syarat jumlah kandungan spora, namun belum ada data tentang potensinya. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengujian potensi vaksin yang disimpan dengan jumlah perbedaan suhu yang lebih besar dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dari beberapa batch.