Browsing by Author "Pusat Penelitian Tanaman Industri"
Now showing 1 - 20 of 57
Results Per Page
Sort Options
- ItemA study of optimum croppping pattern and irrigation system on cotton+soybean cropping at lowland of rainfed area(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriCotton (Gossypium hirsutum L.) is the main raw material for textile industry and textile products. According to WORSHAM (1989), 90% of world requirement is obtained from cotton fiber and the rest (10%) from synthetic fibers. In Indo-nesia cotton demand increases every year propor-tionally to the demand of textile and textile pro-ducts.
- ItemAnalisis Harga pala Di Pasar Internasional(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriIndonesia adalah negara produsen pala terbe-sar di dunia, yang memiliki pangsa pasar sekitar 70%. Negara produsen lain adalah Grenada de-ngan pangsa pasar sekitar 25% dan sisanya dipa-sok oleh beberapa negara, antara lain India dan Madagaskar (ANON, 1992). Negara pengimpor adalah negara-negara di Eropa sebagai pengimpor utama dan negara-negara di Amerika Utara.
- ItemAnalisis kelayakan usahatni iles-iles pada lahan hutan produksi di kabupaten Madium(1996) Pusat Penelitian Tanaman IndustriIles-iles merupakan salah satu tanaman indus-tri yang menghasilkan umbi dan mempunyai nilai ekonomi. Peluang pengembangannya cukup cerah, ditunjukkan oleh pertumbuhan dan nilai ekspornya yang meningkat. Rata-rata peningkatan volume ekspor dari tahun 1985 sampai 1995 adalah 58.59 persen tiap tahun, sedang nilai ekspornya rata-rata meningkat 34.78 persen tiap tahun (ANON, 1985-1994) data diolah. Berarti permintaan iles-iles un-tuk ekspor dapat ditingkatkan dengan memperhati-kan mutu maupun kontinuitas penyediaannya. Penanamannya masih terbatas yaitu dikawasan hu-tan produksi, sebagai tanaman sela dengan teknik budidaya yang sangat sederhana
- ItemAnalisis keragaman fenotipik dan heritabilitas 3 kultivar kelapa dalam unggul(1996) Pusat Penelitian Tanaman IndustriKeberhasilan suatu program pemuliaan tanaman sangat bergantung pada variasi genetik yang diturunkan. Karena tanpa variasi genetik ti-dak akan terjadi perbaikan sifat tanaman (POEHLMAN, 1983). Apabila suatu sifat memiliki keragaman genetik rendah, maka setiap individu dalam populasi tersebut secara teoritis sama se-hingga tidak akan diperoleh perbaikan sifat melalui kegiatan pemuliaan, kecuali melalui tin-dakan kultur teknis, seperti pemupukan, dan lain-lain. Oleh karenanya informasi mengenai besarnya nilai pendugaan parameter (variasi genetik, variasi fenotipik, heritabilitas dan sebagainya) untuk ber-bagai sifat tanaman sangat diperlukan dalam pro-gram pemuliaan untuk memperoleh kultivar yang diharapkan (MURDININGSIH et al, 1990).
- ItemAnalisis pemasaran jahe di Jawa tengah dan ekspor jahe Indonesia(1996) Pusat Penelitian Tanaman IndustriPermintaan jahe untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor terus meningkat dengan trend peningkatan konsumsi 18.71% tiap tahun selama periode 1984-1990 (KEMALA, et al., 1993). Sedangkan data dari BPEN memperlihatkan trend peningkatan ekspor jahe Indonesia 101.8% selama periode 1986-1990, Peningkatan ekspor jahe In-donesia ini meningkatkan pangsa pasar jahe Indo-nesia di pasar Internasional dari 2.4% tahun 1988 menjadi 12.9% tahun 1991 walaupun pada saat itu permintaan jahe di pasar internasional meningkat 9% tiap tahun.
- ItemAnalisis usahatani kapas+kedelai menurut jumlah barisan dan sistem pemberian air dilahan sawah tadah hujan(1996) Pusat Penelitian Tanaman IndustriUsahatani kapas+kedelai cukup mengun-tungkan, selain memberikan kesempatan kerja di pedesaan, juga dapat mendukung pertumbuhan in-dustri-industri makanan, pertenunan, dan tekstil (IHASNAM, dan ADISARWANTO, 1992). Pola usa-hatani kapas + kedelai sudah diperkenalkan oleh Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat, baik melalui penelitian maupun pengembangan misalnya kegiatan On Farm Research (OFR). Hasil penelitian HARTINIADI, et al. (1990) menunjukkan bahwa kapas yang ditumpangsarikan dengan kede-lai, memberikan keuntungan ganda dari hasil ka-pas dan kedelai yang cukup tinggi.
- ItemBiology of Botryodiplodia theobromae of cashew(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriBotryodiplodia theobromae Pat. Lasio-diplodia theobromae merupakan penyebab penyakit gumming pada tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.), dan berhubungan dengan kematian ranting dan hawar bunga (SUPRIADI et al., 1994). Penyakit ini tersebar luas di perkebunan jambu mete di Jawa, Bali, Kupang dan Sumbawa
- ItemCotton and sesame intercropping on dry land(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriThe cultivation of several annual crops under single cropping system will narrow the units of the farming. As a result the level of land produc tivity and farmer's income per unit area is low. One of the efforts to overcome this problem is to apply intercropping systems (SAHID et al, 1994).
- ItemDevelopment of cotton pest helicoverpa armigera hubner on several alternate hosts(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriHelicoverpa armigera is the major cotton pest which has several alternative host plants. The larvae are the damaging stadium. The colour of the larvae vary from greenish yellow, green, yel-lowish or a little bit blackish brown. This insect has body hair or fine hair (METCALF and LUCK. MANN, 1982; JOHNSON, 1992). The insects lay their eggs at the one-third upper part of the plant and 70% of the eggs are laid on the shoot tip, bud, and upper leaf surface (KARMAWATI, 1988). The pupae can diapause.
- ItemDistribusi pendapatan Usahatani lada(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriAspek distribusi/pemerataan pendapatan ternyata makin timpang dalam tahun-tahun belakangan ini. Dengan semakin kompleksnya masyarakat karena perbedaan kekayaan alam sekitar, perbedaan motivasi usaha karena ber-bagai tingkat dan macam kebutuhan, perbedaan bakat, keahlian, keterampilan, pendidikan dan sebagainya maka distribusi pendapatan menjadi semakin tidak merata. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1983 dinyatakan bahwa selama 15 tahun terakhir (1968-1982) diperkira-kan pendapatan nyata rata-rata (produk nasional netto) penduduk telah meningkat lebih dari 75%, namun sebaliknya dalam tingkat kesenjangan pendapatan tetap dalam kecenderungan mening-kat (HASIBUAN, 1993). Banyak orang merasa bahwa pertumbuhan ekonomi telah gagal mem-berantas atau mengurangi kesenjangan pen-dapatan sekalipun, kemiskinan absolut yang begitu meluas (TODARO, 1994).
- ItemEfisiensi biaya pengendalian Helicoverpa argigera dan Shodoptera litura dengan patogen serangga pada tumpangsari kapas+kedelai(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriPengembangan kapas mula-mula dipusatkan di daerah tadah hujan dengan pola monokultur, tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha tani kapas+palawija dapat mengurangi risiko kega-galan, serta meningkatkan pendapatan peta-ni, maka pada tahun 1988 diperkenalkan sistem tumpangsari kapas + kacang hijau di lahan tadah hujan dan kapas kedelai di lahan sawah (HAS-NAM dan ADISARWANTO, 1993).
- ItemEfisiensi usahatani dan masalah pengembangan panili di propisnsi Bali(1996) Pusat Penelitian Tanaman IndustriSebagai salah satu komoditas ekspor komodi-tas sub sektor perkebunan, maka panili mempu-nyai peranan yang cukup berarti dalam penerima-an devisa negara. Pada tahun 1992 penerimaan devisa dari komoditas ini mencapai US $22.68 juta (BIRO PUSAT STATISTIK, 1993). Selain itu komodi-tas panili juga memberikan peranan yang penting dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan petani.
- ItemFarming system research on madura tobacco(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriUntil now, there is still a gap between the technology produced by research institute and the technology used by the farmers. One of the me-thods which is expected to lessen the techno-logical gap is farming system research (FSR).
- ItemHasil kapas berbiji dan indeks kepekaan terhadap kekeringan beberapa galur kapas(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriKekeringan atau kekurangan air merupakan kendala utama produksi kapas di lahan kering. Kapas kebanyakan di tanam setelah panen jagung. Pada saat tersebut, curah hujan biasanya tidak mencukupi kebutuhan, sehingga produktivitas menurun hingga 30-60% tergantung pada persediaan air (AΝΟΝ, 1973).
- ItemIdentifikasi kesesuaian lahan untuk kapas dan kedelai di lahan sawas sesudah padi di Jawa timur(1996) Pusat Penelitian Tanaman IndustriPenanaman kapas pada lahan sawah sudah mendapat ijin dari Menteri Pertanian dengan syarat tidak mengganggu kelestarian produksi tanaman kedelai (HASNAM dan ADISARWANTO, 1992). Po ngalihan kebijaksanaan pengembangan kapas ini antara lain didasarkan atas kondisi kesuburan lahan sawah lebih baik dibandingkan dengan lahan ke-ring (SUTRISNO, 1991) sehingga produktivitas ka-pas dan pendapatan petani dapat ditingkatkan.
- ItemIntensitas serangan hama pada beberapa kombinasi pupuk NPK pada tanaman mentha arvensis(1996) Pusat Penelitian Tanaman IndustriTanaman mentha merupakan tanaman intro-duksi, yang tergolong sebagai tanaman atsiri yang baru dikembangkan di Indonesia. Untuk menun-jang pengembangan tanaman tersebut masih ba-nyak diperlukan penelitian dasar menyangkut ber-bagai disiplin ilmu, seperti pemupukan maupun pengendalian hama.
- ItemIsolasi bakteri Pseudomonas syzygii dari tubuh Bachtracomorphus cicles sehingga berpotensi vektor penyakit BPKC(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriGangguan penyakit bakteri pembuluh kayu (PKC) yang disebabkan oleh bakteri Parado monas syzygii masih mengancam tanaman cengkeh di Indonesia, yang terlihat dari makin luasnya daerah serangan dan jumlah tanaman ter infeksi. Menurut ASMAN (1988), sebaran BPKC sudah mencapai propinsi Jawa Tengah,
- ItemIsolation of Pseudomonas syzygi bacterium from bactracomorphus cocles a potential insect vector of xylem limited bacterium in clove(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriThe infection of xylem limited bacterium disease in clove (local term BPKC) which is cau-ced by Pseudomonas syzygii is still a problem in the clove plants in Indonesia, which is indicated from the increasing attacked area and number of infected plants. According to Asman (1988), BP-KC distribution had already reached Central JavaProvince, formerly it was only found in Sumatera and West Java. Others (ANON., 1991)
- ItemKajian pola bertanam dan sistem pengairan yang optimal bagi usahatani kapas+kedelai di lahan sawah tadah hujan(1995) Pusat Penelitian Tanaman IndustriKapas (Gossypium hirsutum L.) adalah ba-han baku industri tekstil dan produk tekstil. Menurut WORSHAM (1989) 90% bahan baku un-tuk kebutuhan dunia diperoleh dari serat kapas, dan sisanya 10% diperoleh dari serat sintetis Permintaan kapas di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat sejalan dengan meningkat-nya permintaan tekstil dan produk tekstil.
- ItemKarakteristik kurva erapan P pada beberapa jenis buah(1996) Pusat Penelitian Tanaman Industrilon fosfat bergerak menuju perakaran tanaman melalui proses difusi, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) intensitas (konsen-trasi P di dalam larutan tanah), 2) kuantitas (jumlah labil P), 3) kapasitas (P metastabil dan P stabil), dan 4) mobilitas P (serapan P oleh tanaman, pela-rutan P dari fase padat, dan transportasi p) (STEVENSON, 1986). Untuk mempertahankan kon-sentrasi gradient P yang diperlukan bagi berlang sungnya proses difusi tersebut, diperlukan konsentrasi P yang tertentu di dalam larutan tanah. FOX et al., (1975) mengemukakan bahwa konsen-trasi P yang optimum pada larutan tanah (kebu-tuhan eksternal tanaman) berpengaruh terhadap pertumbuhan maksimum pada banyak spesies tanaman, dan untuk setiap tanaman nilainya sangat bervariasi. Sebagai contoh pada tanaman jagung yang tumbuh pada tanah Ultisol dan Oxisol, pro-duksi maksimum di dapat pada konsentrasi 0.05 sampai 0.07 ppm P, sedangkan untuk tanaman kol, ubi jalar dan lettuce produksi maksimumnya pada 0.2, 0.3 dan 0.1 ppm P
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »