Browsing by Author "Nurmiaty, Yayuk"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemPENGARUH WAKTU PELEMBABAN PADA VIGOR BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) ASAL PEMUPUKAN NPK SUSULAN SAAT R1 PASCA SIMPAN 7 BULAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Anggun; Nurmiaty, Yayuk; Nurmauli, Niar; Balai Pengkajian Teknologi PertanianBenih kedelai yang tidak tahan disimpan lama menyebabkan ketersediaan benih kedelai sedikit. Penyimpanan yang lama berdampak pada penurunan viabilitas dan vigor benih, sehingga kemampuan tumbuh benih kedelai menurun saat ditanam. Upaya untuk mengembalikan performa kedelai yang sudah mengalami penyimpanan dapat dilakukan dengan pelembaban benih. Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui waktu pelembaban yang menghasilkan vigor benih terbaik, (2) mengetahui lot benih kedelai asal pemupukan NPK susulan saat R1 pascasimpan 7 bulan yang menghasilkan vigor benih terbaik, dan (3) mengetahui interaksi antara waktu pelembaban dan lot benih kedelai asal pemupukan NPK susulan saat R1 pada vigor benih kedelai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor yang disusun secara faktorial (3x5) dan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) waktu pelembaban 24 jam lebih tinggi dibandingkan 12 jam dalam meningkatkan vigor benih kedelai pasca simpan 7 bulan berdasarkan persentase kotiledon yang membuka, persentase daun pertama yang muncul, persentase kotiledon yang gugur, dan panjang kecambah, (2) lot benih asal pemupukan NPK susulan saat R1 dosis 25 hingga 100 kg.ha-1 meningkatkan persentase kotiledon yang membuka, persentase daun pertama yang muncul, persentase kotiledon yang gugur, panjang kecambah, dan panjang akar, dan (3) pelembaban 12 jam pada lot benih asal pemupukan NPK susulan 100 kg.ha-1 menghasilkan vigor benih terbaik berdasarkan persentase perkecambahan dan kecepatan perkecambahan. Sementara itu pelembaban 24 jam pada lot benih asal pemupukan NPK susulan 100 kg.ha-1 menghasilkan bobot kering kecambah paling tinggi.
- ItemPENGARUH WAKTU PELEMBABAN PADA VIGOR BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) ASAL PEMUPUKAN NPK SUSULAN SAAT R1 PASCA SIMPAN 7 BULAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Anggun; Nurmiaty, Yayuk; Nurmauli, Niar; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungBenih kedelai yang tidak tahan disimpan lama menyebabkan ketersediaan benih kedelai sedikit. Penyimpanan yang lama berdampak pada penurunan viabilitas dan vigor benih, sehingga kemampuan tumbuh benih kedelai menurun saat ditanam. Upaya untuk mengembalikan performa kedelai yang sudah mengalami penyimpanan dapat dilakukan dengan pelembaban benih. Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui waktu pelembaban yang menghasilkan vigor benih terbaik, (2) mengetahui lot benih kedelai asal pemupukan NPK susulan saat R1 pascasimpan 7 bulan yang menghasilkan vigor benih terbaik, dan (3) mengetahui interaksi antara waktu pelembaban dan lot benih kedelai asal pemupukan NPK susulan saat R1 pada vigor benih kedelai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor yang disusun secara faktorial (3x5) dan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) waktu pelembaban 24 jam lebih tinggi dibandingkan 12 jam dalam meningkatkan vigor benih kedelai pasca simpan 7 bulan berdasarkan persentase kotiledon yang membuka, persentase daun pertama yang muncul, persentase kotiledon yang gugur, dan panjang kecambah, (2) lot benih asal pemupukan NPK susulan saat R1 dosis 25 hingga 100 kg.ha-1 meningkatkan persentase kotiledon yang membuka, persentase daun pertama yang muncul, persentase kotiledon yang gugur, panjang kecambah, dan panjang akar, dan (3) pelembaban 12 jam pada lot benih asal pemupukan NPK susulan 100 kg.ha-1 menghasilkan vigor benih terbaik berdasarkan persentase perkecambahan dan kecepatan perkecambahan. Sementara itu pelembaban 24 jam pada lot benih asal pemupukan NPK susulan 100 kg.ha-1 menghasilkan bobot kering kecambah paling tinggi.
- ItemVIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING1 PASCASIMPAN 5 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN NPK MAJEMUK SAAT R 3(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Novia Nissa, Rizki; Nurmiaty, Yayuk; Ermawat; Balai Pengkajian Teknologi PertanianBenih kedelai tidak tahan disimpan lama menyebabkan ketersediaan benih berkurang, dengan pemberian pupuk susulan NPK majemuk yang tepat diharapkan viabilitas benih kedelai tetap tinggi sehingga benih memiliki daya simpan yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk susulan menghasilkan viabilitas benih yang lebih tinggi daripada kontrol dan mengetahui dosis optimum pupuk pada viabilitas benih kedelai pasacasimpan 5 bulan. Penelitian menggunakan RKTS dengan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari lima taraf dosis pupuk yaitu 0 (d 0 ), 25 (d 1 ), 50 (d 2 ), 75 (d 3 ), dan 100 (d 4 ) kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk susulan saat R 3 menghasilkan viabilitas benih yang lebih tinggi dibandingkan kontrol berdasarkan persentase perkecambahan, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, panjang tajuk, panjang akar primer, dan bobot kering kecambah normal, sedangkan daya hantar listrik rendah.Respon viabilitas benih terhadap dosis pupuk susulan 25 kg/ha sampai 100 kg/ha masih linier pada semua variabel.
- ItemVIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING1 PASCASIMPAN 5 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN NPK MAJEMUK SAAT R3(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Nissa, Rizki Novia; Nurmiaty, Yayuk; Ermawati; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungBenih kedelai tidak tahan disimpan lama menyebabkan ketersediaan benih berkurang, dengan pemberian pupuk susulan NPK majemuk yang tepat diharapkan viabilitas benih kedelai tetap tinggi sehingga benih memiliki daya simpan yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk susulan menghasilkan viabilitas benih yang lebih tinggi daripada kontrol dan mengetahui dosis optimum pupuk pada viabilitas benih kedelai pasacasimpan 5 bulan. Penelitian menggunakan RKTS dengan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari lima taraf dosis pupuk yaitu 0 (d0), 25 (d1), 50 (d2), 75 (d3), dan 100 (d4) kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk susulan saat R3 menghasilkan viabilitas benih yang lebih tinggi dibandingkan kontrol berdasarkan persentase perkecambahan, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, panjang tajuk, panjang akar primer, dan bobot kering kecambah normal, sedangkan daya hantar listrik rendah.Respon viabilitas benih terhadap dosis pupuk susulan 25 kg/ha sampai 100 kg/ha masih linier pada semua variabel.
- ItemVIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING1 PASCASIMPAN 5 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN SAAT AWAL BERBUNGA (R 1 )(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Erna Sari, Sinta; Nurmiaty, Yayuk; Nurmauli, Niar; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKebutuhan kedelai akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga diperlukan suatu usaha seperti penggunaan benih bermutu dan pemberian pupuk susulan. Salah satu kendala dalam penyediaan benih bermutu adalah penyimpanan. Pemberian pupuk susulan saat awal berbunga dapat mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbandingan viabilitas benih kedelai asal pemupukan susulan dan tanpa pupuk susulan pascasimpan 5 bulan (2) mengetahui pengaruh dosis optimum pada benih asal pemupukan susulan dengan dosis 25 sampai 100 kg/ha saat R 1 dapat menghasilkan viabilitas yang lebih tinggi pada benih kedelai Varietas Dering-1 pascasimpan 5 bulan. Penelitian menggunakan RKTS yang diulang tiga kali. Rancangan perlakuan tunggal yaitu dosis pupuk susulan NPK majemuk yang terdiri dari 5 taraf, 0 kg/ha (d 0 ), 25 kg/ha (d 1 ), 50 kg/ha (d 2 ), 75 kg/ha (d 3 ) dan 100 kg/ha (d 4 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) benih kedelai asal pemupukan susulan (25 sampai 100 kg/ha) menghasilkan viabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pupuk susulan (0 kg/ha) (2) benih kedelai asal pemupukan susulan saat R 1 pascasimpan 5 bulan menghasilkan respon viabilitas benih terhadap dosis pupuk susulan 25 sampai 100 kg/ha masih linear berdasarkan persentase perkecambahan, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, panjang kecambah normal, panjang akar kecambah normal, bobot kering kecambah normal, dan daya hantar listrik.
- ItemVIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING1 PASCASIMPAN 5 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN SAAT AWAL BERBUNGA (R1)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Sari, Sinta Erna; Nurmiaty, Yayuk; Nurmauli, Niar; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKebutuhan kedelai akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga diperlukan suatu usaha seperti penggunaan benih bermutu dan pemberian pupuk susulan. Salah satu kendala dalam penyediaan benih bermutu adalah penyimpanan. Pemberian pupuk susulan saat awal berbunga dapat mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbandingan viabilitas benih kedelai asal pemupukan susulan dan tanpa pupuk susulan pascasimpan 5 bulan (2) mengetahui pengaruh dosis optimum pada benih asal pemupukan susulan dengan dosis 25 sampai 100 kg/ha saat R1 dapat menghasilkan viabilitas yang lebih tinggi pada benih kedelai Varietas Dering-1 pascasimpan 5 bulan. Penelitian menggunakan RKTS yang diulang tiga kali. Rancangan perlakuan tunggal yaitu dosis pupuk susulan NPK majemuk yang terdiri dari 5 taraf, 0 kg/ha (d0), 25 kg/ha (d1), 50 kg/ha (d2), 75 kg/ha (d3) dan 100 kg/ha (d4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) benih kedelai asal pemupukan susulan (25 sampai 100 kg/ha) menghasilkan viabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pupuk susulan (0 kg/ha) (2) benih kedelai asal pemupukan susulan saat R1 pascasimpan 5 bulan menghasilkan respon viabilitas benih terhadap dosis pupuk susulan 25 sampai 100 kg/ha masih linear berdasarkan persentase perkecambahan, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, panjang kecambah normal, panjang akar kecambah normal, bobot kering kecambah normal, dan daya hantar listrik.
- ItemVIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) VARIETAS DERING-1 PASCASIMPAN 4 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN SAAT MULAI BERBUNGA (R 1 )(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Nurmala Syahidah, Nia; Nurmiaty, Yayuk; Ermawati; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas benih kedelai yang diberi pupuk NPK majemuk susulan saat mulai berbunga (R 1 ) lebih besar daripada tidak diberi pupuk susulan pascasimpan 4 bulan dan mendapatkan dosis pupuk NPK majemuk optimum yang diaplikasikan saat mulai berbunga (R 1 ) pada viabilitas benih kedelai pascasimpan 4 bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai dengan Oktober 2015 di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemulian Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga kelompok. Rancangan perlakuan disusun secara faktor tunggal terstruktur bertingkat. Faktor dari NPK majemuk susulan terdiri dari lima taraf dosis pupuk NPK yaitu 0 (d 0 ), 25 (d 1 ), 50 (d 2 ), 75 (d 3 ), 100 (d 4 ) kg/ha. Homogenitas ragam perlakuan diuji dengan uji Bartlett, sedangkan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey sebagai asumsi analisis ragam. Asumsi analisis ragam terpenuhi, pengujian pemisahan nilai tengah perlakuan menggunakan perbandingan ortogonal pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK majemuk susulan pada saat mulai berbunga (R 1 ) menghasilkan viabilitas benih lebih besar daripada tanpa pemupukan susulan berdasarkan persentase kecambah normal, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, bobot kering kecambah normal, panjang tajuk kecambah normal dan panjang akar primer kecambah normal; sedangkan daya hantar listrik yang rendah. Pemberian pupuk NPK majemuk susulan saat mulai berbunga (R 1 ) menunjukkan respon viabilitas benih mengalami peningkatan yang masih linier berdasarkan persentase kecambah normal, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan bobot kering kecambah normal, panjang tajuk kecambah normal, panjang akar primer kecambah normal, dan daya hantar listrik.
- ItemVIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) VARIETAS DERING-1 PASCASIMPAN 4 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN SAAT MULAI BERBUNGA (R 1 )(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Syahidah, Nia Nurmala; Nurmiaty, Yayuk; Ermawati; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas benih kedelai yang diberi pupuk NPK majemuk susulan saat mulai berbunga (R 1 ) lebih besar daripada tidak diberi pupuk susulan pascasimpan 4 bulan dan mendapatkan dosis pupuk NPK majemuk optimum yang diaplikasikan saat mulai berbunga (R 1 ) pada viabilitas benih kedelai pascasimpan 4 bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai dengan Oktober 2015 di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemulian Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga kelompok. Rancangan perlakuan disusun secara faktor tunggal terstruktur bertingkat. Faktor dari NPK majemuk susulan terdiri dari lima taraf dosis pupuk NPK yaitu 0 (d 0 ), 25 (d 1 ), 50 (d 2 ), 75 (d 3 ), 100 (d 4 ) kg/ha. Homogenitas ragam perlakuan diuji dengan uji Bartlett, sedangkan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey sebagai asumsi analisis ragam. Asumsi analisis ragam terpenuhi, pengujian pemisahan nilai tengah perlakuan menggunakan perbandingan ortogonal pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK majemuk susulan pada saat mulai berbunga (R 1 ) menghasilkan viabilitas benih lebih besar daripada tanpa pemupukan susulan berdasarkan persentase kecambah normal, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, bobot kering kecambah normal, panjang tajuk kecambah normal dan panjang akar primer kecambah normal; sedangkan daya hantar listrik yang rendah. Pemberian pupuk NPK majemuk susulan saat mulai berbunga (R 1 ) menunjukkan respon viabilitas benih mengalami peningkatan yang masih linier berdasarkan persentase kecambah normal, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan bobot kering kecambah normal, panjang tajuk kecambah normal, panjang akar primer kecambah normal, dan daya hantar listrik.
- ItemVIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) VARIETAS DERING-1 PASCASIMPAN 4 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN SAAT MULAI BERBUNGA (R1)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Syahidah, Nia Nurmala; Nurmiaty, Yayuk; Ermawati; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas benih kedelai yang diberi pupuk NPK majemuk susulan saat mulai berbunga (R1) lebih besar daripada tidak diberi pupuk susulan pascasimpan 4 bulan dan mendapatkan dosis pupuk NPK majemuk optimum yang diaplikasikan saat mulai berbunga (R1) pada viabilitas benih kedelai pascasimpan 4 bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai dengan Oktober 2015 di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemulian Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga kelompok. Rancangan perlakuan disusun secara faktor tunggal terstruktur bertingkat. Faktor dari NPK majemuk susulan terdiri dari lima taraf dosis pupuk NPK yaitu 0 (d0), 25 (d1), 50 (d2), 75 (d3), 100 (d4) kg/ha. Homogenitas ragam perlakuan diuji dengan uji Bartlett, sedangkan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey sebagai asumsi analisis ragam. Asumsi analisis ragam terpenuhi, pengujian pemisahan nilai tengah perlakuan menggunakan perbandingan ortogonal pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK majemuk susulan pada saat mulai berbunga (R1) menghasilkan viabilitas benih lebih besar daripada tanpa pemupukan susulan berdasarkan persentase kecambah normal, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, bobot kering kecambah normal, panjang tajuk kecambah normal dan panjang akar primer kecambah normal; sedangkan daya hantar listrik yang rendah. Pemberian pupuk NPK majemuk susulan saat mulai berbunga (R1) menunjukkan respon viabilitas benih mengalami peningkatan yang masih linier berdasarkan persentase kecambah normal, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan bobot kering kecambah normal, panjang tajuk kecambah normal, panjang akar primer kecambah normal, dan daya hantar listrik.
- ItemVIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merill) VARIETAS DERING-1 PASCASIMPAN 4 BULAN ASAL(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Daryati; Nurmiaty, Yayuk; Ermawati; Balai Pengkajian Teknologi PertanianUsaha untuk memenuhi kebutuhan serta menekan impor kedelai dengan penggunaan benih bermutu. Benih bermutu dapat didapatkan dengan pemupukan susulan yaitu pada saat awal pembentukan polong (R3). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui benih kedelai dari hasil pemupukan susulan pascasimpan empat bulan memiliki viabilitas lebih tinggi daripada benih tanpa pemupukan susulan, (2) mengetahui dosis optimum pupuk susulan NPK majemuk saat R3 dalam menghasilkan viabilitas benih yang baik pascasimpan empat bulan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan perlakuan dosis pupuk NPK majemuk (16:16:16) diaplikasikan saat R3 (mulai pembentukan polong), diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pemupukan susulan menghasilkan viabilitas benih yang lebih baik pascasimpan empat bulan daripada tanpa pemupukan susulan, berdasarkan semua variabel. (2) pemberian dosis pupuk susulan NPK majemuk masih meningkatkan viabilitas benih secara linier, berdasarkan tolok ukur persentase perkecambahan benih, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, panjang tajuk kecambah normal, panjang akar primer kecambah normal, dan bobot kering kecambah normal serta menurunkan daya hantar listrik.
- ItemVIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merill) VARIETAS DERING-1 PASCASIMPAN 4 BULAN ASAL(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Daryati; Nurmiaty, Yayuk; Ermawati; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungUsaha untuk memenuhi kebutuhan serta menekan impor kedelai dengan penggunaan benih bermutu. Benih bermutu dapat didapatkan dengan pemupukan susulan yaitu pada saat awal pembentukan polong (R3). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui benih kedelai dari hasil pemupukan susulan pascasimpan empat bulan memiliki viabilitas lebih tinggi daripada benih tanpa pemupukan susulan, (2) mengetahui dosis optimum pupuk susulan NPK majemuk saat R3 dalam menghasilkan viabilitas benih yang baik pascasimpan empat bulan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan perlakuan dosis pupuk NPK majemuk (16:16:16) diaplikasikan saat R3 (mulai pembentukan polong), diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pemupukan susulan menghasilkan viabilitas benih yang lebih baik pascasimpan empat bulan daripada tanpa pemupukan susulan, berdasarkan semua variabel. (2) pemberian dosis pupuk susulan NPK majemuk masih meningkatkan viabilitas benih secara linier, berdasarkan tolok ukur persentase perkecambahan benih, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, panjang tajuk kecambah normal, panjang akar primer kecambah normal, dan bobot kering kecambah normal serta menurunkan daya hantar listrik.