Browsing by Author "Nurjaya"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemPEMBANDINGAN BERBAGAI SISTEM PENGELOLAAN HARA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL PADI SAWAH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Nurjaya; A. Sipahutar, Ibrahim; Rochayati, Sri; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPengelolaan hara melalui pemupukan berimbang spesifik lokasi merupakan kunci untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemupukan yang berlebihan dapat menurunkan efisiensi pupukdan berdampak negatif terhadap lingkungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui dinamika hara N, P, K, dan Zn tanah sawah; pertumbuhan, hasil tanaman, dan nilai Relative Agronomic Effectiveness (RAE). Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Rancangan yang digunakan Split Plot, sebagai petak utama adalahtingkatpengolahantanah yang terdiridari: (1) olah tanah sempurna (OTS) dan (2) olah tanah tidak sempurna (OTTS). Sebagai anak petak 4 perlakuan diulang 3 kali yaitu: (1) perlakuan Petani, (2) PTT, (3) SRI, dan (4) Semi Organik (SPH-1). Parameter yang diamati: dinamika hara N, P, K, dan Zn; tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot gabah dan jerami dan nilai RAE. Hasil penelitian menunjukkan kadar N-total, P-potensial, P-tersedia, dan K-potensial menurun pada minggu ke 6, K-tersedia (K-dd) menurun tajam mulai minggu ke 4 dan kandungannya lebih rendah dari tanah awal pada minggu ke 6, sedangkan kadar Zn meningkat pada semua perlakuan sampai minggu 2 dan fluktuatif sampai minggu ke 6. Nilai RAE tertinggi diperolehpadaperlakuan PTT mencapai 174% dan terendah pada perlakuan SRI hanya mencapai 71%, dan sebagai pembanding adalahperlakuan petani dengan nilai RAE 100%.
- ItemPetunjuk Teknis Pengambilan Contoh Pupuk dan Pembenah Tanah(Balai Penelitian Tanah, 2020) Nurjaya; Setyorini, Diah; Kasno, A.; Widowati, Ladiyani RetnoPupuk dan pembenah tanah merupakan salah satu sarana produksi pertanian yang berperan penting dalam meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman. Pupuk berperan 25-40% dalam sistem produksi tanaman. Agar pupuk dan pembenah tanah yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor tetap terjamin mutunya, perlu dilakukan pengujian mutu dan uji efektivitas sehingga pupuk dan pembenah tanah yang beredar di pasaran terjamin mutunya dan efektif dapat meningkatkan hasil tanaman dan kesuburan tanah. Mutu pupuk dan pembenah tanah yang beredar di pasaran harus terjamin sesuai dengan labelnya, untuk itu sistem pengawasan pupuk dan pembenah tanah harus ketat sesuai tatacara dan ketentuan yang berlaku. Teknik pengambilan contoh pupuk dan pembenah tanah yang mewakili komoditas dan populasi harus diambil dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk contoh padatan maupun cairan. Untuk menjamin ketepatan dan keterwakilan pengambilan contoh maka sampling dilakukan oleh petugas pengambil contoh (PPC) pupuk yang tersertifikasi. Buku petunjuk teknis ini merupakan panduan bagi PPC dalam pengambilan contoh pupuk dan pembenah tanah baik berbentuk padatan maupun cairan terutama sebagai quality control untuk produk yang akan dipasarkan. Diharapkan buku ini juga tidak hanya menjadi panduan bagi PPC, tetapi juga para produsen pupuk dan pembenah tanah serta stakeholder terkait.
- ItemPROBLEM FIKSASI FOSFOR PADA TANAH BERKEMBANG LANJUT (ULTISOLS DAN OXISOLS) DAN ALTERNATIF MENGATASINYA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Nurjaya; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPenyebaran tanah Ultisol dan Oxisol di Indonesia cukup luas, antara lain di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Tanah didominasi oleh gibsit, kaolinit dan oksida-oksida besi dan aluminium. Kekahatan unsur hara P, K, Ca dan Ca serta kemasaman tinggi dan kadar bahan organik rendah merupakan pembatas kesuburan tanah. Poduktivitas tanah Ultisol/Oxisol yang rendah karena fiksasi P yang tinggi yang dipengaruhi diantaranya oleh jenis mineral sekunder geotite dan gibsit, serta kandungan mineral liat 1:1. Pada tanah Ultisol/Oxisol ketersediaan P terdapat pada kisaran antara 0,07 – 0,2 ppm. Upaya untuk mengatasi fiksasi P yang tinggi adalah dengan cara pemberian bahan organik, baik dalam bentuk segar, pupuk kandang atau kompos. Kandungan asam-asam organik di dalamnya mempunyai gugus yang sangat reaktif terhadap komplek jerapan P dapat mengatasi fiksasi P oleh tanah. Pemberian bahan organik dapat memperbaiki sifat-sifat kimia tanah seperti C-organik, N-total, K-total dan meningkatkan ketersediaan hara P dalam tanah sehingga dapat meningkatkan produtivitas tanaman.
- ItemSTATUS DAN SEBARAN LOGAM BERAT Cd PADA LAMAN SENTRA BAWANG MERAH DI KABUPATEN TEGAL DAN BREBES(Balai Pengunjian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2005) Nurjaya; Jatmiko Sigit Yuli; Dwiningsih SutisniLogam berat Cd pada lahan pertanian bisa berasal dari dałam tanah iłu sendiri (bahan induk) atau berasal dari luar seperti pupuk, pestisida dan limbah industri. Sumber logam berat Cd terutama terdapat dałam pupuk TSP/SP36 dan batuan fosfat. Penggunaan pupuk P takaran tinggi pada lahan intesifikasi di sentra sayuran dałam jangka waktu lama ditengarai sebagai penyebab terjadi akumulasi logam berat Cd dałam tanah. Melalui serapan tanaman, logam berat Cd dapat masuk ke dałam tubuh manusia. Tujuan penelitian yaitu mengetahui sebaran logam berat Cd dałam tanah dan tanaman di lahan idensifikasi sentra bawang merah. Untuk mengetahui sebaran logam berat dałam tanah dan tanaman di sentra bawang merah di Kabupaten Tegal dan Brebes, telah dilakukan pengambilan contoh tanah dan tanaman bawang merah secara grid system masing-masing sebanyak 52 contoh di lahan—lahan petani. Hasil identifikasi diperoleh kadar Cd-total dałam tanah berkisar 0,13-0,46 ppm. Menurut kriteria umum nilai ambang batas untuk lahan pertanian sebesar 2 ppm kandungan kadar Cd dałam tanah łokasi penelitian masih di bawah ambang batas. Sedangkan kadar Cd bawang merah berkisar 0, 05-0,34 ppm dikategorekan sudah melampaui nilai ambang batas yang diperkenankan sebesar 0, 05 ppm. Demikian pula denga: kadar Cd dałam air irigasi di beberapa tempat sudah mencapai nilai ambang batas yang diperkenankan. Dałam jangka panjang perlu mendapat perhatian serius dari institusi terkait karena pencemaran Cd dałam tanahdapat membahayakan kesehatan manusia.