Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Nurjaya"

Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PEMBANDINGAN BERBAGAI SISTEM PENGELOLAAN HARA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL PADI SAWAH
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Nurjaya; A. Sipahutar, Ibrahim; Rochayati, Sri; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
    Pengelolaan hara melalui pemupukan berimbang spesifik lokasi merupakan kunci untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemupukan yang berlebihan dapat menurunkan efisiensi pupukdan berdampak negatif terhadap lingkungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui dinamika hara N, P, K, dan Zn tanah sawah; pertumbuhan, hasil tanaman, dan nilai Relative Agronomic Effectiveness (RAE). Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Rancangan yang digunakan Split Plot, sebagai petak utama adalahtingkatpengolahantanah yang terdiridari: (1) olah tanah sempurna (OTS) dan (2) olah tanah tidak sempurna (OTTS). Sebagai anak petak 4 perlakuan diulang 3 kali yaitu: (1) perlakuan Petani, (2) PTT, (3) SRI, dan (4) Semi Organik (SPH-1). Parameter yang diamati: dinamika hara N, P, K, dan Zn; tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot gabah dan jerami dan nilai RAE. Hasil penelitian menunjukkan kadar N-total, P-potensial, P-tersedia, dan K-potensial menurun pada minggu ke 6, K-tersedia (K-dd) menurun tajam mulai minggu ke 4 dan kandungannya lebih rendah dari tanah awal pada minggu ke 6, sedangkan kadar Zn meningkat pada semua perlakuan sampai minggu 2 dan fluktuatif sampai minggu ke 6. Nilai RAE tertinggi diperolehpadaperlakuan PTT mencapai 174% dan terendah pada perlakuan SRI hanya mencapai 71%, dan sebagai pembanding adalahperlakuan petani dengan nilai RAE 100%.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Petunjuk Teknis Pengambilan Contoh Pupuk dan Pembenah Tanah
    (Balai Penelitian Tanah, 2020) Nurjaya; Setyorini, Diah; Kasno, A.; Widowati, Ladiyani Retno
    Pupuk dan pembenah tanah merupakan salah satu sarana produksi pertanian yang berperan penting dalam meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman. Pupuk berperan 25-40% dalam sistem produksi tanaman. Agar pupuk dan pembenah tanah yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor tetap terjamin mutunya, perlu dilakukan pengujian mutu dan uji efektivitas sehingga pupuk dan pembenah tanah yang beredar di pasaran terjamin mutunya dan efektif dapat meningkatkan hasil tanaman dan kesuburan tanah. Mutu pupuk dan pembenah tanah yang beredar di pasaran harus terjamin sesuai dengan labelnya, untuk itu sistem pengawasan pupuk dan pembenah tanah harus ketat sesuai tatacara dan ketentuan yang berlaku. Teknik pengambilan contoh pupuk dan pembenah tanah yang mewakili komoditas dan populasi harus diambil dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk contoh padatan maupun cairan. Untuk menjamin ketepatan dan keterwakilan pengambilan contoh maka sampling dilakukan oleh petugas pengambil contoh (PPC) pupuk yang tersertifikasi. Buku petunjuk teknis ini merupakan panduan bagi PPC dalam pengambilan contoh pupuk dan pembenah tanah baik berbentuk padatan maupun cairan terutama sebagai quality control untuk produk yang akan dipasarkan. Diharapkan buku ini juga tidak hanya menjadi panduan bagi PPC, tetapi juga para produsen pupuk dan pembenah tanah serta stakeholder terkait.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PROBLEM FIKSASI FOSFOR PADA TANAH BERKEMBANG LANJUT (ULTISOLS DAN OXISOLS) DAN ALTERNATIF MENGATASINYA
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Nurjaya; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
    Penyebaran tanah Ultisol dan Oxisol di Indonesia cukup luas, antara lain di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Tanah didominasi oleh gibsit, kaolinit dan oksida-oksida besi dan aluminium. Kekahatan unsur hara P, K, Ca dan Ca serta kemasaman tinggi dan kadar bahan organik rendah merupakan pembatas kesuburan tanah. Poduktivitas tanah Ultisol/Oxisol yang rendah karena fiksasi P yang tinggi yang dipengaruhi diantaranya oleh jenis mineral sekunder geotite dan gibsit, serta kandungan mineral liat 1:1. Pada tanah Ultisol/Oxisol ketersediaan P terdapat pada kisaran antara 0,07 – 0,2 ppm. Upaya untuk mengatasi fiksasi P yang tinggi adalah dengan cara pemberian bahan organik, baik dalam bentuk segar, pupuk kandang atau kompos. Kandungan asam-asam organik di dalamnya mempunyai gugus yang sangat reaktif terhadap komplek jerapan P dapat mengatasi fiksasi P oleh tanah. Pemberian bahan organik dapat memperbaiki sifat-sifat kimia tanah seperti C-organik, N-total, K-total dan meningkatkan ketersediaan hara P dalam tanah sehingga dapat meningkatkan produtivitas tanaman.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K UNTUK PERKEBUNAN DAN BIOFARMAKA Edisi 2
    (2024-11) Ladiyani Retno Widowati; Nurjaya; Adha Fatmah Siregar; Linca Anggria; Heri Wibowo; Ibrahim Adamy Sipahutar; Tia Rostaman; Arif Budiyanto; Kiki Zakiah; Ratri Ariyani; Jelly Amalia Santri; Ema Lindawati; Dinihari Indah K; A. Kasno; Sri Rochayati
    Pupuk merupakan sarana produksi yang berperan penting terhadap peningkatan produktivitas dan kualitas hasil tanaman, sehingga ketersediaan pupuk ditingkat petani perlu menjadi perhatian dalam menyusun kebijakan kebutuhan subsidi untuk petani perkebunan rakyat. Selain itu pemahaman petani tentang pentingnya pupuk terhadap peningkatan produksi perlu terus disosialisasikan. Dengan keterbatasan alokasi anggaran subsidi pupuk khususnya untuk petani perkebunan rakyat, maka rekomendasi pemupukan harus efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhanan. Perlu disiapkan panduan rekomendasi pemupukan untuk setiap wilayah pengembangan komoditas perkebunan rakyat dan biofarmaka untuk masing-masing komoditas baik dalam bentuk pupuk tunggal atau majemuk dengan formula 15-10-12 berdasarkan komoditas dan status kesuburan tanah. Rekomendasi pemupukan untuk tanaman perkebunan seperti vanilli, pala, tembakau, teh, jambu mete dan stevia serta tanaman biofarmaka seperti jahe, kunyit, lengkuas, kencur, kapulaga, temulawak dan mengkudu berdasarkan status hara P dan K rendah, sedang dan tinggi telah disusun menggunakan pilihan pupuk tunggal dan NPK 15-10-12. Daftar rekomendasi pemupukan untuk perkebunan rakyat per kabupaten untuk masing-masing komoditas dapat digunakan sebagai acuan untuk menghitung alokasi kebutuhan subsidi pupuk perkebunan rakyat. Dengan terbitnya Buku Acuan Rekomendasi Pupuk N, P, dan K untuk komoditas tanaman perkebunan dan biofarmaka per Kabupaten dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam mengambil kebijakan pengalokasian pupuk subsidi pada masa yang akan datang.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K UNTUK TANAMAN HORTIKULTURA BUAH PER KABUPATEN EDISI 2
    (2024-11) Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati; Dr. Adha Fatmah Siregar; Dr. Linca Anggria; Heri Wibowo; Ibrahim Adamy Sipahutar; Tia Rostaman; Arif Budiyanto; Kiki Zakiah; Ratri Ariyani; Jelly Amalia Santri; Ema Lindawati; Dinihari Indah K; Firman Fermana Agung; A. Kasno; Sri Rochayati; Nurjaya
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K UNTUK TANAMAN HORTIKULTURA SAYUR Edisi 2
    (2024-11) Ladiyani Retno Widowati; Adha Fatmah Siregar ,; Linca Anggria; Heri Wibowo; Ibr ahim Adamy Sipahutar; Tia Rostaman; Kiki Zakiah; Ratri Ariyani; Arif Budiyanto; Jelly Amalia Santri; Ema Lindawati; D inihari Indah K usumawati ,; Firman Fermana Agung; Nurjaya; A. Kasno; Sri Rochayati; Ulfa Mutammimah
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K UNTUK TANAMAN PANGAN Edisi 2
    (2024-11) Ladiyani Retno Widowati; A. Kasno; Sri Rochayati; Nurjaya; Adha Fatmah Siregar; Linca Anggria; Heri Wibowo; Ibrahim Adamy Sipahutar; Tia Rostaman; Arif Budiyanto; Kiki Zakiah; Ratri Ariyani; Jelly Amalia Santri; Ema Lindawati; Dinihari Indah k; Sarmah; Septiyana; Arif Budiyanto; Laili Purnamasari; Ulfa Mutammimah; Roza Rahmayeni
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    STATUS DAN SEBARAN LOGAM BERAT Cd PADA LAMAN SENTRA BAWANG MERAH DI KABUPATEN TEGAL DAN BREBES
    (Balai Pengunjian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2005) Nurjaya; Jatmiko Sigit Yuli; Dwiningsih Sutisni
    Logam berat Cd pada lahan pertanian bisa berasal dari dałam tanah iłu sendiri (bahan induk) atau berasal dari luar seperti pupuk, pestisida dan limbah industri. Sumber logam berat Cd terutama terdapat dałam pupuk TSP/SP36 dan batuan fosfat. Penggunaan pupuk P takaran tinggi pada lahan intesifikasi di sentra sayuran dałam jangka waktu lama ditengarai sebagai penyebab terjadi akumulasi logam berat Cd dałam tanah. Melalui serapan tanaman, logam berat Cd dapat masuk ke dałam tubuh manusia. Tujuan penelitian yaitu mengetahui sebaran logam berat Cd dałam tanah dan tanaman di lahan idensifikasi sentra bawang merah. Untuk mengetahui sebaran logam berat dałam tanah dan tanaman di sentra bawang merah di Kabupaten Tegal dan Brebes, telah dilakukan pengambilan contoh tanah dan tanaman bawang merah secara grid system masing-masing sebanyak 52 contoh di lahan—lahan petani. Hasil identifikasi diperoleh kadar Cd-total dałam tanah berkisar 0,13-0,46 ppm. Menurut kriteria umum nilai ambang batas untuk lahan pertanian sebesar 2 ppm kandungan kadar Cd dałam tanah łokasi penelitian masih di bawah ambang batas. Sedangkan kadar Cd bawang merah berkisar 0, 05-0,34 ppm dikategorekan sudah melampaui nilai ambang batas yang diperkenankan sebesar 0, 05 ppm. Demikian pula denga: kadar Cd dałam air irigasi di beberapa tempat sudah mencapai nilai ambang batas yang diperkenankan. Dałam jangka panjang perlu mendapat perhatian serius dari institusi terkait karena pencemaran Cd dałam tanahdapat membahayakan kesehatan manusia.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback