Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Nugraha, Sigit"

Now showing 1 - 15 of 15
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Analisis Model Pengolahan Padi (Studi Kasus di Kabipaten Lombok Timur, NTB)
    (Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-04) Nugraha, Sigit; Thahir, Ridwan; Lubis, Safaruddin; Sutrisno, Sutrisno; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
    Analisis model pengolahan padi dilakukan di desa Selubung Ketangga, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada lokasi Proyek Poor Farmer Income Improvement Trough Innovation (PFI3P). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan kualitas beras dan meningkatkan rendemen giling. Kegiatan penelitian dimulai dengan identifikasi lokasi untuk penempatan model pengolahan padi dan pemasangan alat pengering gabah dengan bahan bakar sekam. Tahun 2004 install model pemasangan 1 unit penyosoh ICHI N-70 dan 1 unit mesin penggerak RINO S 115, 24 HP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan padi menggunakan mesin pengering bahan bakar sekam dapat menghasilkan gabah kering giling lebih baik dengan rendemen giling yang tinggi (65,7 %), sehingga dapat meningkatkan rendemen giling gabah petani antara 2-3 % dibanding dengan rendemen giling petani sebelumnya antara 60-63 %. Penyosohan dengan ICHI N-70 yang dilengkapi dengan pencucian sistem pengkabut air dapat menghasilkan beras yang lebih baik, putih, bersih, cerah, dan dapat meningkatkan harga jual sebesar Rp 300,-/kg. Analisis model penggilingan padi secara menyeluruh dapat meningkatkan pendapatan petani dari kehilangan hasil sebesar 5, 65 %, meningkatkan rendemen giling antara 2- 3 % dan meningkatkan harga jual beras sebesar Rp 300,- /kg. Peningkatan pendapatan petani mencapai Rp 1.630.290,- per hektar.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Evaluasi Mutu Beras di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Hasil Panen Musim Kemarau 2007
    (Buletin Teknologi Pasca Panen, ) Nugraha, Sigit
  • No Thumbnail Available
    Item
    Evaluasi Susut Panen Dengan Metode Konvensional dan Metode Papan
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Nugraha, Sigit
    Abstract Evaluation of Yield Lost at Harvest through Conventional and Wooden Plate Methods. Harvesting lost value is very important in relation to production value either in the farmer level, regional level, or national level. An accurate harvesting lost value also will affect very much to the national food stock of the country. During the period of 1985-2000, harvesting lost value was predicted by comparing the yields of the control plots and that of the treatment plots. Currently, the value was being evaluated to be estimated through the method of nine wooden plates. An experiment to evaluate methods of harvesting lost values in rice yields was conducted in irrigated and rainfed rice ecosystems in dry season of 2005 and wet season of 2005/2006. In each location, three farmers were involved in the evaluation of the tested methods which were replicated 5 times. Results of the experiment indicated that the nine-wooden plate method was observed to be the best method to estimate the harvesting lost values. It was shown by the value of the harvesting loss of 1.18-1.52% and 1.37-1.54%, during the dry and wet season, respectively. Abstrak Berkaitan dengan produksi per satuan luas, angka susut panen memiliki arti yang sangat penting, baik untuk skala petani, skala regional, maupun skala nasional. Akurasi angka susut panen sangat berpengaruh terhadap prediksi ketersediaan stok pangan nasional dan kebijakan pangan oleh pemerintah. Pada periode 1985-2000, angka susut panen dihitung sebagai selisih hasil petak kontrol dengan hasil petak perlakuan. Untuk meningkatkan akurasi angka susut panen yang tersedia telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan metode yang tepat dalam pengukuran angka susut panen. Penelitian dilakukan di lahan sawah irigasi dan lahan sawah tadah hujan pada MK 2005 dan MH 2005/2006. Di tiap lokasi dipilih tiga petani untuk melakukan lima kali pengukuran hasil panen dengan menggunakan metode 9 papan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran susut panen karena gabah rontok dengan menggunakan metode 9 papan menghasilkan angka susut antara 1,18-1,52% pada kadar air panen antara 20,50-22,48% yang dilakukan pada panen musim kemarau dan antara 1,37-1,54% pada kadar air panen antara 25,30-26,47% yang dilakukan pada panen musim hujan. Metode ini dilaksanakan sangat hati-hati, sehingga tidak dapat digunakan untuk mempraktikkan kehilangan hasil secara realistik.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Identifikasi Kadar Silika Pada Sekam Padi Dari Berbagai Varietas Unggul Baru
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Setia Adiandri, Resa; Nugraha, Sigit; Hidayah, Nikmatul; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
    Sekam merupakan hasil samping dari proses pecah kulit dari rangkaian proses penggilingan padi dengan rendemen sekitar 20% yang belum banyak dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Tujuan dari penelitian in adalah untuk mengidentifikasi sekam dari berbagai varietas padi untuk mengetahui potensi peningkatan nilai tambah sebagai bahan baku pembuatan nano silica dalam rangka mendukung bioindustri padi berkelanjutan. Sampel yang digunakan merupakan gabah dari 52 varietas. Pengujian dilakukan terhadap sekam yang dihasilkan dari proses pecah kulit dengan kondisi proses yang sama antar sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen sekam dan kandungan silika pada sekam dari 52 varietas padi cukup tinggi dengan jumlah rendemen berkisar 18,45-26,68% dan kandungan silika 23,40-37,56%. Rendemen sekam tertinggi ditunjukkan oleh padi varietas Situ Patenggang, sedangkan kandungan sillika tertinggi ditunjukkan oleh padi varietas Ciherang. Selain Ciherang ada beberapa varietas padi yang menunjukkan kadar silika cukup tinggi di atas 35 % yaitu varietas Inpari 18, Inpari 21, Inpari 24, Inpari 31, dan Situ Patenggang. Keenam varietas padi dengan kadar silika tinggi tersebut sangat berpotensi dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan nano silika.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Inovasi Teknologi Pascapanen Untuk Mengurangi Susut Hasil dan Mempertahankan Mutu Gabah/Beras di Tingkat Petani
    (Buletin Teknologi Pasca Panen, ) Nugraha, Sigit
  • No Thumbnail Available
    Item
    Karakteristik Mutu Fisikokimia Jamur Merang (Volvarella Volvacea) Selama Penyimpanan Dalam Berbagai Jenis Larutan Dan Kemasan
    (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, ) Adiandri, Resa Setia; Nugraha, Sigit; Rachmat, Ridwan
  • No Thumbnail Available
    Item
    Keragaan Kehilangan Hasil Pascapanen Padi pada 3 (Tiga) Agroekosistem
    (Buletin Teknologi Pasca Panen, ) Nugraha, Sigit; Thahir, Ridwan; Sudaryono, nFN
  • No Thumbnail Available
    Item
    Mutu Beras dan Rendemen Giling di Penggilingan Padi Kecil Pada Beberapa Daerah Sentra Produksi Padi
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Eka, Rahayu; Nugraha, Sigit; Suismono; Rachmat, Ridwan; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
    Penggilingan padi kecil (PPK) masih mendominasi proses penggilingan padi di Indonesia. Beragamnya kondisi bahan baku di PPK dapat menyebabkan beragamnya mutu beras giling yang dihasilkan. Tulisan ini membahas tentang gambaran mutu beras dan rendemen giling yang dihasilkan di PPK pada beberapa daerah sentra produksi padi. Penelitian dilakukan dengan metode survei lapang. Survei dilakukan di tiga PPK yang ditentukan secara acak di enam daerah sentra produksi padi yaitu Sleman, Garut, Klaten, Lamongan, Palembang, dan Makasar. Pada masing-masing PPK dilakukan pengamatan terhadap proses penggilingan padi untuk mengetahui persentase rendemen dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel dari setiap tahap penggilingan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa beragamnya mutu gabah yang ada di setiap penggilingan padi menghasilkan beragamnya rendemen giling dan mutu beras yang dihasilkan. Rata-rata rendemen giling pada PPK pengamatan berkisar antara 55,83 – 64,74%. Berdasarkan SNI 6128 : 2008, rata-rata mutu fi sik beras giling di PPK pengamatan di Palembang, Yogyakarta, Lamongan, Makasar, dan Klaten belum sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan SNI. Sedangkan rata-rata mutu fi sik beras giling hasil penggilingan PPK pengamatan di Garut termasuk dalam mutu V.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pelayuan dan Pengeringan Bawang Merah Menggunakan Instore Drying Untuk Mempertahankan Mutu Dan Mengurangi Tingkat Kerusakan
    (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, ) Nugraha, Sigit; Adiandri, Resa Setia; Yulianingsih, nFN
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pengaruh Enzymatic Pre-Treatment Pada Proses Penyosohan Terhadap Profil Mutu Fisikokimia Beras
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Hidayah, Nikmatul; Setia Adiandri, Resa; Nugraha, Sigit; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh enzymatic pre-treatment pada proses penyosohan beras terhadap mutu fisikokimia beras. Enzim yang digunakan adalah enzim protease, selulase dan xilanase. Penelitian dilakukan dengan menggunakan response surface methodology untuk mendapatkan kondisi proses penyosohan dengan enzymatic pre-treatmentyang paling optimum. Konsentrasi enzim yang digunakan adalah 50 – 100 mg/ml dengan waktu tempering 1-3 menit dan waktu sosoh 30-50 detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzymatic pretreatment pada proses penyosohan beras berpengaruuh terhadap mutu fisikokimia beras yang dihasilkan. Kondisi proses penyosohan dengan enzymatic pre-treatment yang paling optimum adalah konsentrasi enzim 61,54 mg/ml, waktu tempering 3 menit, dan waktu sosoh 30 detik dengan rendemen sebesar 68,67%, whiteness 45,24%, butir kepala 80,98%, butir patah 18,85%, dan menir 0,17%. Proses penyosohan dengan enzymatic pre-treatment pada kondisi optimum diketahui dapat meningkatkan rendemen beras dan megurangi waktu penyosohan.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pengaruh Penyosoh Terhadap Mutu Fisik dan Cemaran Logam Pada Beras Giling
    (Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-04) Thahir, Ridwan; Nugraha, Sigit; Sunarmani, Sunarmani; Yulianingsih, Yulianingsih; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
    Beras giling dengan penampilan yang putih, bersih dan cemerlang semakin menjadi permintaan konsumen. Untuk memenuhi permintaan tersebut, para penggilingan padi melakukan berbagai modifikasi terhadap alat penyosoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat mutu fisik beras giling dan adanya cemaran logam dalam beras yang dihasilkan oleh penggilingan padi. Penelitian dilakukan dengan metode survei terhadap 30 penggilingan padi yang terdiri dari penggilingan padi besar (PPB), menengah (PPM), kecil (PPK) dan keliling (PPKL) di sentra produksi padi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tahun 2002. Pengamatan terhadap alat penyosoh menunjukkan semua penggilingan padi menggunakan tipe friksi, satu atau dua pass dengan komponen lokal. Beras pecah kulit yang dihasilkan oleh PPB, PPM, PPK dan PPKL masih mengandung butir gabah yang tinggi, berturut-turut 2,60; 3,52; 6,76; dan 39,76 %. PPB menghasilkan mutu beras giling paling baik, rata-rata beras kepala, pecah, menir dan kadar abu berturut-turut 80,75; 18,47; 0,78 dan 0,42 %. PPKL menghasilkan mutu beras giling paling rendah. Kandungan logam, baik logam berat maupun logam nutrien masih dibawah ambang batas dari Badan POM 1989. Kandungan logam berat Pb, Sn, Cd dan Ni pada beras giling berturut-turut 0,80; 0,60; 0,08 dan 0,57 mg/kg, sedangkan logam nutrien Cu, Zn dan Fe berturut-turut 2,80; 13,49; 2,46 mg/kg. Proses penyosohan beras tidak mengakibatkan cemaran logam berat dan logam nutrien, bahkan terjadi pengurangan kandungan unsur logam. Penurunan kandungan logam nutrien yang cukup besar ditemukan pada unsur Fe sebesar 79,94% dari beras pecah kulitnya.
  • No Thumbnail Available
    Item
    . Pengaruh Pupuk Terhadap Produksi, Rendemen, dan Mutu Ber Giling, Studi Kasus di Dua Kelompok Tani di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Adiandri, Resa Setia; Nugraha, Sigit
    Abstract The Effect of Fertilizers on the Production, Recovery, and the Quality of Milled Rice: A Case Study of Two Farmer's Group in Grobogan District, Central Java Province. Besides for the food security purpose, increasing rice production was also aimed to improve farmer's income and job opportunity for the people. The efforts to increase rice production done by the GOL, were not only emphasizing the quantity aspect but also the rice quality. Fertilizer is one of the production components that play an important role in increasing rice production and its quality. An experiment to evaluate the effect of fertilizers to the production, recovery, and the quality of milled rice was conducted by involving two groups of farmers, Mergo Utomo and Tani Makmur, in Grobogan District, Central Java. At every location four combinations of NK, NP. PK. and NPK fertilizers were assigned as treatments. Rates of fertilizers applied were 250 kg/ha urea, 100 kg/ha SP36, and 100 or 75 kg/ha KCL Checks were plots fertilized as usually done by farmers. Treatments were carried out in plots of 5 m x 5 m in size. Results of this experiment indicated that the combination of fertilizers significantly affected the rice production, the recovery of milled rice over the rice grain, and the quality of milled rice. The rice quality produced from all of the treatments was still below the SNIS standard. When related to the Indonesian rice quality standard (SNI 6128:2008), the rice quality produced by the Margo Utomo farmer's group, from plots fertilized with the combination of NPK and NK, was classified as quality IV and those from plots fertilized with the combination of PK, NP, and farmers practice, were classified as quality V. While those produced by Tani Makmur farmer's group. from all of the treatments combination were classified as quality V. Abstrak Peningkatan produksi padi yang selama ini diupayakan oleh pemerintah, tidakl tidak hanya ditekankan pada aspek kuantitas, tetapi juga terhadap kualitas beras yang dihasilkan. Pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas beras. Percobaan untuk mengevaluasi pengaruh kombinasi pupuk terhadap produksi, rendemen, dan mutu beras giling telah dilakukan dengan melibatkan dua kelompok tani di Kabupaten Grobogan, Jawa Terah, yaitu Kelompok Tani Margo Utomo di Dusun Krajan dan Kelompok Tani Tani Makmur di Dusun Dublong. Di tiap kelompok tani dilakukan 4 perlakuan kombinasi pemupukan, yaitu kombinasi NK, NP, PK, dan NPK dengan dosis rekomendasi 250 kg/ha urea, 100 kg/ha SP36, dan 75 atau 100 kg/ha KC1. Sebagai pembanding adalah pemupukan pola petani. Masing-masing perlakuan dilaksanakan pada petak dengan ukuran 5 m x 5 m. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi pemupukan berpengaruh nyata terhadap produksi, rendemen, dan mutu beras giling. Namun, mutu beras yang dihasilkan dari semua perlakuan belum memenuhi standar yang berlaku di Indonesia. Bila dikaitkan dengan syarat mutu beras SNI 6128:2008 menunjukkan bahwa kombinasi NPK dan NK di Kelompok Tani Margo Utomo. menghasilkan beras kelas mutu IV, dan kombinasi PK, NP, dan pola petani menghasilkan beras kelas mutu V. Sedangkan di Kelompok Tani Tani Makmur, semua kombinasi pemupukan menghasilkan beras kelas mutu.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pola Konfigurasi Penggilingan Padi Kecil dan Implikasi terhadap Rendemen dan Mutu Beras Giling
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Nugraha, Sigit; Suismono; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
    Konversi gabah menjadi beras berfl uktuasi dengan trend menurun antara 5-6%. Penyebab utama adalah umur penggilingan padi, dimana 32% diantaranya berumur lebih dari 15 tahun dan menerapkan system penyosohan satu phase. Diperkirakan sebesar 65% sebaran penggilingan padi di Indonesia adalah penggilingan padi kecil (PPK), sehingga konversi gabah menjadi beras didominasi oleh peran penggilingan padi kecil, Status penggilingan padi kecil dengan kinerja yang kurang maksimal, dengan rendemen yang kecil perlu dilakukan revitalisasi dalam rangka mendukung keberhasilan program peningkatan swasembada beras nasional. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pola konfi gurasi penggilingan padi kecil (PPK) terhadap rendemen dan mutu beras giling. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan melakukan uji coba dan pengamatan kinerja PPK yang telah ditentukan respondennya. Uji coba dan pengamatan kinerja PPK dilaksanakan pada 18 PPK, di 18 Kecamatan, pada 6 wilayah kabupaten/kota di sentra produksi padi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pengambilan sampel 1 kg gabah kering giling dan ½ kg beras giling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konfi gurasi penggilingan padi yang diterapkan akan berpengaruh terhadap besarnya rendemen dan mutu beras giling yang dihasilkan. Kadar air gabah kering giling 13,17-13,55% untuk Jawa Tengah dan kadar air gabah kering giling antara 13,47-13,62% untuk Jawa Timur. Potensi peningkatan rendemen 3,21-3,42% untuk Jawa Barat, 2,67-3,61% untuk Jawa Tengah dan antara 1,57-3,77% untuk Jawa Timur, dengan kandungan butir beras pecah 18,27-26,04% untuk Jawa Barat, 14,19-25,64% untuk Jawa Tengah dan antara 20,25-26,20% untuk Jawa Timur.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Teknologi Pascapanen Kedelai
    (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2014) Suismono; Widowati, Sri; Nugraha, Sigit
    Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak termasuk salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati karena akarnya memiliki bintil pengikat nitrogen bebas, sehingga kedelai merupakan tanaman dengan protein tinggi. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Buku teknologi pascapanen kedelai ini merupakan serangkaian hasil penelitian dan pemanfaatan serta studi literature yang mengurai sekilas tanaman kedelai, penanganan pascapanen, pengolahan pascapanen serta produk-produk berbasis kedelai untuk pangan masyarakat dengan kandungan gizi yang terkandung dalam kedelai.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Uji Stabilitas Mutu Beras Varietas Cilamaya Muncul dan Ciliwung Selama Penyimpanan Pada Variasi Suhu dan Kemasan
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Adiandri, Resa Setia; Rahayu, Eka; Nugraha, Sigit
    Uji stabilitas mutu beras dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perubahan mutu beras selama penyimpanan dalam kondisi suhu dan jenis kemasan yang berbeda-beda. Penyimpanan dilakukan selama 4 bulan pada kondisi suhu penyimpanan 22 oC dan 28oC dengan jenis kemasan adalah kantong plastik (polipropilen) dan karung plastik. Varietas beras yang diujikan adalah varietas Cilamaya Muncul (short grain) dan Ciliwung (long grain). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air beras yang disimpan pada suhu 28oC cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan baik pengemasan menggunakan kantung plastik maupun karung plastik. Nilai derajat putih beras varietas Cilamaya Muncul secara umum mengalami penurunan nilai derajat putih seiring dengan meningkatnya waktu penyimpanan sedangkan untuk varietas Ciliwung nilai derajat putihnya semakin meningkat dengan bertambahnya waktu penyimpanan baik yang dikemas dengan plastik polipropilen maupun karung plastik. Dengan peningkatan waktu penyimpanan juga menyebabkan terjadinya peningkatan nilai asam lemak bebas seiring dengan peningkatan waktu penyimpanan baik pada beras Cilamaya Muncul maupun Ciliwung. Sedangkan untuk kandungan aflatoksin baik aflatoksin B1, B2, G1, dan G2 tidak terdeteksi pada suhu 22oC dan 28oC baik yang dikemas dengan kantong plastik polipropilen maupun karung plastik.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback