Browsing by Author "Mejaya, Made Jana"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- Item25. Pertanian Terintegrasi Menuju Ketahanan Pangan & Energi Dalam Pertanian Bioindustri Berkelanjutan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Mejaya, Made Jana; Wardana, Putu; Kusdiaman, Dede; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPertanian yang berkelanjutan merupakan sistem pertanian menyeluruh yang didalamnya melibatkan tidak hanya faktor petani, produksi atau saprodi pertanian saja, tetapi juga mengintegrasikan sistem politik, ekonomi dan sosial. Sementara pengembangan bioindustri berkelanjutan menerapkan konsep biorefi nery yang terdiri dari beberapa tahapan proses untuk menghasilkan produk, dengan menggunakan residu proses sebagai sumber energi. Tiga program Kementerian Pertanian dalam pengembangan teknologi yang inovatif dan adaptif terhadap pemanasan global meliputi 1) eksplorasi, pemanfaatan dan rekayasa sumber daya genetik untuk merakit varietas unngul baru yang adaptif dan atau tahan, 2) optimalisasi dan efi siensi sumber daya lahan dan air melalui intensifi kasi dan ekstensifi kasi (selektif) berbasis tata kelola lahan dengan menggunakan teknologi pengelolaan lahan dan air, pemupukan dan konservasi; 3) optimalisasi dan efi siensi karbon, biomassa, limbah organik dan zero waste. Pertanian efi sien karbon (CEF) di Indonesia menerapkan strategi diantaranya mengembangkan pilot plan sistem pertanian dan teknologi ramah lingkungan pada skala terbatas (100 ha) dengan konsep CEF yang mempunyai produktivitas padi dan sapi yang tinggi, namun rendah emisi GRK dan ramah lingkungan. Hasil kajian CEF menunjukkan bahwa total emisi CO2e adalah sebesar 2504,5 t/ha/musim. Rata-rata emisi CO2e yang dilepaskan mencapai 28,8 t/ha/musim. Sementara total CO2e yang diserap tanaman padi sebanyak 20,4 t/ha/musim. Berdasarkan data-data tersebut maka emisi CO2e yg dapat diturunkan adalah sebesar 28,8 – 20,4 = 8,2 t/ha/musim. Kajian CEF dari peternakan menunjukkan bahwa kadar NH3 di dalam rumen untuk sapi, dengan pemberian beberapa tepung pakan yang berbeda, memiliki nilai yang setara (5,93- 8,89 mM).
- ItemPadi, Jagung, dan Kedelai Unggul Baru Toleran Dampak Perubahan Iklim(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2014) Praptana, R. Heru; Mejaya, Made Jana; Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
- ItemPanduan Teknis Budidaya Kedelai di Berbagai Kawasan Agroekosistem(Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, 2015) Mejaya, Made Jana; Harnowo, Didik; Marwoto; Subandi; Sudaryono; Adie, M. MuchlishSalah satu program Kementerian Pertanian pada periode tahun 2015-2019 adalah peningkatan produksi kedelai menuju Swasembada. Program peningkatan produksi kedelai di lakukan dengan peningkatan produktivitas dan perluasan areal melalui peningkatan Indek Pertanaman (IP) dan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB). Sasaran perluasan areal yang potensial adalah di agroekosistem lahan sawah, lahan kering/kering masam, lahan rawa lebak dan lahan pasang surut. Dalam kaitannya peningkatan produksi kedelai telah di susun dan dilaksanakan melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu.
- ItemPerakitan dan Teknologi Produksi Benih Varietas Unggul Jagung Hibrida(IAARD Press, 2017) Mejaya, Made Jana; Yasin HG, M.; Ishartati, ErnyVarietas unggul jagung hibrida berdaya hasil tinggi, tahan cekaman biotik (hama dan penyakit), toleran cekaman abiotik (kekeringan) dan umur genjah sangat dibutuhkan dalam peningkatan produktivitas per satuan luas dan pencapaian swasembada jagung nasional yang berkelanjutan. Untuk merakit varietas unggul jagung hibrida, dibutuhkan koleksi plasma nutfah dengan keragaman yang luas dan metode seleksi yang tepat guna menghasilkan galur inbrida jagung yang memiliki daya gabung tinggi. Buku ini menerangkan hasil-hasil penelitian dalam perakitan varietas unggul jagung hibrida dan teknologi produksi benih sebar varietas unggul jagung hibrida oleh Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Hingga tahun 2016, sebanyak 39 varietas jagung hibrida telah dilepas oleh Badan Litbang Pertanian yang terdiri dari 12 varietas hibrida Silang Tiga Jalur (STJ) dan 27 varietas hibrida Silang Tunggal (ST). Varietas jagung hibrida yang pertama dilepas oleh Badan Litbang Pertanian yaitu varietas Semar-1 pada tahun 1992 yang merupakan hibrida STJ. Beberapa varietas telah dilisensi dan diproduksi benihnya oleh Perusahaan Swasta serta telah diadopsi oleh petani.
- ItemSistem Tanam Legowo(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012) Abdulrachman, Sarlan; Agustiani, Nurwulan; Gunawan, Indra; Mejaya, Made Jana; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiSistem tanam legowo merupakan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang kemudian diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan. Pada awalnya tanam jajar legowo umum diterapkan untuk daerah yang banyak serangan hama dan penyakit. Pada baris kosong, di antara unit legowo, dapat dibuat parit dangkal. Parit dapat berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan tingkat keracunan besi pada tanaman padi atau untuk pemeliharaan ikan kecil (muda). Namun kemudian, pola tanam ini berkembang untuk memberikan hasil yang lebih tinggi akibat dari peningkatan populasi dan optimalisasi ruang tumbuh bagi tanaman. Sistem tanam jajar legowo pada arah barisan tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar sekaligus populasi yang lebih tinggi. Dengan sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih optimal untuk pertanaman. Selain itu, upaya penanggulangan gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Beragamnya praktek legowo di lapangan menuntut adanya buku acuan penerapan sistem tanam legowo yang benar mulai dari penanaman hingga pengambilan sampel ubinan, sehingga dalam pelaksanaannya benar-benar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.