Browsing by Author "Margaret, Swisci"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemHasil Beberapa Varietas - Galur Padi Pada Beberapa Taraf Pemupukan Nitrogen di Dua Musim Tanam(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-08-06) Margaret, Swisci; Abdulrachman, Sarlan; Jamil, Ali; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPemupukan merupakan salah satu paket teknologi budidaya yang tidak kalah penting disamping penggunaan varietas unggul. Peranan pupuk khususnya Nitrogen (N) sangat menentukan peringkat komponen hasil maupun hasil padi yang bersifat spesifik menurut varietas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh beberapa dosis pemupukan nitrogen terhadap komponen hasil dan hasil berbagai tipe varietas maupun calon varietas yang akan dilepas Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). Penelitian dilaksanakan di KP Sukamandi pada musim kering (MK) dan musim hujan (MH) tahun 2012 menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Petak utama adalah perlakuan dosis pupuk N bertingkat mulai 0, 45, 90, 135 dan 180 kg N/ha. Anak petak terdiri dari delapan varietas/galur yang diujikan dan pengamatan dilakukan terhadap variabel komponen hasil dan hasil. Hasil analisis gabungan di dua musim tanam menunjukkan bahwa musim berpengaruh nyata terhadap semua variabel komponen hasil, namun tidak berpengaruh nyata terhadap hasil GKG. Perlakuan pupuk memberikan pengaruh nyata pada komponen hasil dan hasil kecuali untuk variabel bobot 1000 butir. Perbedaan nyata juga terlihat untuk semua variabel pengamatan akibat perlakuan varietas, sedangkan interaksi diantara ketiganya tidak menunjukkan beda nyata kecuali untuk variabel bobot 1000 butir. Secara umum dosis pupuk optimum adalah 135 kg N/ha dan hasil GKG tertinggi sebesar 5,98 t/h dicapai varietas Huanghuazhan.
- ItemInteraksi Varietas Dan Penerapan Sistem Tanam Legowo Terhadap Peningkatan Hasil Padi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Agustiani, Nurwulan; Margaret, Swisci; Sujinah; Yusuf, Asep Maulana; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi varietas dengan tipe anakan yang berbeda dan system tanam di lahan irigasi. Hasil dari penelitian ini diharapkan diperoleh rekomendasi pilihan system tanam yang tepat untuk varietas yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada MK 2017 di Kebun Percobaan BB Padi Sukamandi. Kegiatan disusun berdasarkan Rancangan Split Plot dengan empat ulangan. Petak utama adalah varietas dengan tipe anakan berbeda sebanyak dua taraf, yaitu (1) inbrida Inpari 23 (anakan sedikit) dan (2) Inbrida Inpari 24 (anakan banyak). Anak petak adalah sistem tanam dengan empat taraf: (1) tegel 25x25cm, (2) legowo 2:1 rekomendasi (25:50:12,5 cm), (3) legowo 4:1 tipe 2 (25:50:12,5 cm), dan legowo 6:1 tipe 2 (25:50:12,5 cm). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini: (1) Penerapan sistem tanam legowo mempunyai efek yang berbeda spesifik pada karakter varietas yang digunakan. (2) Sistem tanam legowo dengan konsep penambahan populasi tanaman akan memberikan dampak penurunan jumlah anakan per rumpun namun jika dikonversikan dalam skala luasan tertentu maka jumlah anakannya tetap unggul. (3) Sistem tanam yang berbeda tidak mempengaruhi komponen hasil lainnya pengisian, jumlah gabah per malai maupun bobot 1000 butir. (4) Penerapan legowo lebih cocok dipadukan dengan varietas dengan tipe anakan banyak, namun kurang sesuai pada tipe anakan sedikit.
- ItemPengaruh Berbagai Pemupukan Terhadap Hasil Padi Hibrida Varietas Hipa 8 di Dua Musim Tanam(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-08-06) Pratiwi, Gagad Restu; Margaret, Swisci; Abdulrachman, Sarlan; Jamil, Ali; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPelandaian kenaikan hasil (leveling off) tanaman padi diduga terjadi karena tidak tepatnya perawatan dan pengelolaan tanah salah satunya akibat penggunaan pupuk anorganik yang kurang bijaksana dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu untuk menjaga keberlanjutan produksi padi maka pemupukan berimbang dan efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi respon tanaman padi Hipa 8 pada sawah irigasi terhadap beberapa perlakuan pemupukan. Percobaan dilakukan di Instalasi Kebun Percobaan Sukamandi selama 2 musim tanam, MK dan MH 2013. Digunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak faktor tunggal (5 taraf pemupukan yaitu tanpa pupuk, +PK, +NP, +NK, dan +NPK) dengan empat ulangan dan varietas yang digunakan adalah Hipa 8. Pengamatan dilakukan terhadap variabel komponen hasil dan hasil tanaman. Hasil analisis pada masing-masing musim tanam menunjukkan perlakuan pemupukan memberikan pengaruh nyata pada semua variabel yang diamati kecuali variabel bobot 1000 butir pada musim kering dan variabel jumlah malai per rumpun serta variabel gabah per malai pada musim hujan. Hasil GKG tertinggi dari masing-masing musim diperoleh dari perlakuan pemupukan +NK yaitu 5.22 t/ha pada musim kering dan 2.87 t/ha pada musim hujan. Analisis gabungan antar musim menunjukkan perlakuan pemupukan memberikan pengaruh nyata pada semua variabel yang diamati kecuali variabel jumlah malai per rumpun. Musim tanam memberikan pengaruh nyata pada semua variabel yang diamati dengan nilai tertinggi untuk semua variabel terdapat pada MK, sedangkan interaksi keduanya memberikan pengaruh nyata untuk semua variabel pengamatan kecuali hasil GKG.
- ItemPengaruh Pupuk Hayati Dan Dosis Pupuk Npk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Inpari 32(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Margaret, Swisci; Maolana Yusup, Asep; Sasmita, Priatna; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Kerusakan kualitas dan kesehatan tanah karena penggunaan pupuk anorganik secara intensif menyebabkan peningkatan produktivitas padi berada pada titik jenuh. Upaya perbaikan kerusakan tanah dapat dilakukan dengan pemanfaatan pupuk hayati yang juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi pengaruh dari pemberian pupuk dan dosis pemupukan NPK anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil padi varietas Inpari 32. Percobaan dilaksanakan pada Januari–April 2016 di Kebun Percobaan (KP) Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot) dengan dua ulangan. Perlakuan petak utama adalah 7 jenis pupuk hayati dan kontrol (tanpa pupuk hayati), sedangkan perlakuan anak petak adalah 3 dosis pemupukan NPK yaitu 100% rekomendasi, 75% dari rekomendasi dan 50% dari rekomendasi. Rekomendasi pemupukan anorganik diperoleh dari perangkat lunak pengelolaan hara spesifik lokasi (PHSL). Pengamatan dilakukan terhadap peubah pertumbuhan tanaman, komponen hasil dan hasil gabah kering giling (GKG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati dapat meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun pada fase awal pertumbuhan serta dapat menurunkan persen gabah hampa. Hasil GKG dipengaruhi oleh perlakuan dosis pemupukan NPK, dimana terjadi penurunan hasil pada perlakuan pemupukan NPK setengah dosis rekomendasi. Penggunaan pupuk hayati dapat mengurangi 50% penggunaan pupuk anorganik untuk pertumbuhan yang optimal dan mengurangi 25% penggunaan pupuk anorganik untuk mendapatkan hasil GKG yang optimal.
- ItemPertumbuhan Dan Hasil Padi Green Super Rice Pada Beberapa Taraf Dosis Pemupukan NPK(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Margaret, Swisci; Yusuf, Asep Maolana; Halim, Ade Abdul; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Percobaan bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh taraf dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi Green Super Rice (GSR). Percobaan dilaksanakan pada bulan Desember 2016–Maret 2017 di Kebun Percobaan Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) melalui tiga ulangan. Perlakuan petak utama adalah dosis pupuk NPK dan perlakuan anak petak adalah varietas padi. Dosis pupuk terdiri dari tiga perlakuan yaitu (P1) berdasarkan rekomendasi Permentan No. 40 Tahun 2007, (P2) 75% dari dosis P1 dan (P3) 50% dari dosis P1, sedangkan varietas yang digunakan adalah (V1) Inpari 43 Agritan GSR dan (V2) Inpari 42 Agritan GSR. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan tanaman, kehijauan daun, komponen hasil dan hasil gabah kering giling (GKG). Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA dan jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pertumbuhan dua varietas GSR yang diuji yaitu Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR tidak dipengaruhi oleh perbedaan taraf dosis pemupukan. Demikian pula dengan karakter komponen hasil kecuali jumlah gabah per malai, dimana pengurangan dosis pupuk NPK sebanyak 50% dapat menurunkan jumlah gabah per malai sebesar 6.26%. Meskipun berpengaruh nyata terhadap jumlah gabah per malai, hasil GKG dari kedua varietas GSR tidak dipengaruhi oleh pengurangan dosis pupuk NPK hingga 50%. Hal tersebut membuktikan bahwa kedua varietas GSR yang diuji efisien dalam penggunaan pupuk N, P, K.
- ItemPetunjuk Teknis Mina Padi(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015) Abdulrachman, Sarlan; Wardana, I Putu; Widyantoro; Ruskandar, Ade; Agustiani, Nurwulan; Margaret, Swisci; Septianingrum, Elis; Sasmita, Priatna; Jamil, AliPengembangan dan penerapan sistem usahatani minapadi bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi usahatani pada lahan sawah irigasi guna meningkatkan pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, pendapatan petani dan kesempatan kerja, serta menjaga keberlanjutan sistem produksi padi. Minapadi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan usaha tani dari hasil ikan maupun padi dan peningkatan efisiensi serta keberlanjutan sistem budidaya melalui penggemburan tanah akibat aktifitas ikan. Petunjuk teknis ini disusun untuk memberikan penjelasan singkat mengenai minapadi, cara penerapannya di lapangan, keunggulan pemanfaatannya di lapangan, hingga analisa usahatani. Dengan semakin dikenalnya teknologi minapadi dan tata cara aplikasi yang benar, diharapkan mampu menekan resiko kegagalan di tingkat petani sekaligus meningkatkan pendapatan.
- ItemSistem Tanam Jarwo Ganda(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2019) Agustiani, Nurwulan; Margaret, Swisci; Sujinah; yusup, AsepA Maolana; Gunawan, Indra; Abdulrahcman, sarlan; Wahab, M. IsmailPopulasi tanaman merupakan salah satu faktor penentu hasil yang dapat dicapai ketika panen padi. Penampilan varietas padi pada kondisi jarak tanam lebar dengan cukup hara dan air dapat dianggap sebagai “ekspresi genetik suatu varietas”, sedangkan pada kondisi jarak tanam sempit merupakan ekspresi genetik x lingkungan x pengelolaan. Dengan demikian populasi optimal dapat diperoleh melalui pengaturan sistem penanaman dan jarak tanam (Abdulrachman, 2015). Saat ini pengaturan sistem tanam dan jarak tanam yang populer adalah sistem tanam jajar legowo. Sistem jajar legowo merupakan rekayasa teknologi jarak tanam untuk mendapatkan populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar. Selain meningkatkan populasi pertanaman, penerapan jajar legowo juga mendukung tanaman untuk dapat berfotosintesa lebih baik. Sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk pertanaman. Selain itu, upaya pemeliharaan seperti penyiangan gulma pengendalian hama dan penyakit serta pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Sistem tanam legowo yang saat ini berkembang di masyarakat adalah legowo 2:1, legowo 4:1 tipe 1, dan legowo 4:1 tipe 2 yang merupakan rekomendasi BB Padi dan beberapa yang dikembangkan masyarakat seperti legowo 6:1, 8:1 bahkan 10:1. Adanya tuntutan peningkatan produktivitas hingga 15 t/ha, dengan kriteria varietas yang ditanam mampu memberikan anakan produktif 15 per rumpun, 150 gabah per malai, 80% kemampuan pengisian gabah dengan bobot 1000 butir gabah rata-rata 26 gram, mensyaratkan minimal populasi yang diperlukan adalah sekitar 313.725 rumpun per ha. Hal ini dapat dicapai dengan rekayasa jarak tanam jajar legowo 2:1 menjadi jajar legowo ganda.