Browsing by Author "Makarim, A. Karim"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemAdagium Ilmu Tanah dan Tanaman dalam Praktek Pertanian Tanaman Pangan(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2020) Fagi, Achmad M.; Makarim, A. Karim; Syahbuddin, HarisBuku tentang tanah dan fisiologi tanaman untuk pertanian telah banyak ditulis oleh para ahli ilmu tanah dan ahli fisiologi tanaman bertaraf internasional. Isi dari buku-buku ilmu tanah dan juga buku-buku fisiologi tanaman bervariasi dalam hal tekanan terhadap objek bahasan, bergantung kepada daya tarik dari para ahli tersebut. Tetapi kalau dibaca secara seksama isi dari buku buku dalam disiplin ilmu yang sama saling melengkapi antara satu dan lainnya. Untuk menelaah isi dari buku-buku itu yang terdiri atas ratusan halaman per buku atau ribuan halaman secara keseluruhan perlu waktu yang tidak mungkin diluangkan oleh teknisi di lapang (Penyuluh Pertanian Spesialis-PPS, Penyuluh Pertanian Lapang-PPL), bahkan oleh mahasiswa dan peneliti sekalipun, apalagi oleh para pengambil keputusan yang kegiatan kesehariannya begitu banyak dan kompleks. Buku-buku ilmu tanah dan fisiologi tanaman dasar ditulis oleh para ahli pada era dimana isu-isu terkini belum timbul, karena pada saat itu hasil-hasil pertanian relatif masih dapat mencukupi kebutuhan minimal, sementara sejak pertengahan abad ke-20, mulai disadari bahwa pertambahan jumlah penduduk membutuhkan pangan dan papan yang semakin banyak, dan kelestaran lingkungan semakin mengkhawatirkan akibat dari tekanan jumlah penduduk itu. Pada situasi seperti dewasa ini wajar kalau muncul dua pilihan gagasan atau strategi tentang pembangunan pertanian: pertama, gagasan low-inputs traditional farming untuk kembali ke penerapan teknologi seperti pada era pra-industri; kedua, gagasan high inputs commercial farming yang lebih memperhatikan kebutuhan pangan dan papan penduduk yang terus meningkat. Pada tanaman pangan terigu, jagung dan padi alternatif/gagasan kedua berkonotasi dengan teknologi Revolusi Hijau.
- ItemAnalisis dan Sintesis Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah(Balai Penelitian Tanaman Padi, 2005) Makarim, A. Karim; Pasaribu, Djuber; Zaini, Zulkifli; Las, IrsalUpaya peningkatan produksi padi perlu mendapat prioritas yang lebih tinggi mengingat komoditas ini tidak hanya diperlukan sebagai bahan makanan pokok tetapi juga sumber penghasilan sebagian besar masyarakat di pedesaan. Kenyataannya, laju peningkatan produksi padi dalam dua dekade terakhir cenderung melandai, sementara kebutuhan terus meningkat. Keuntungan yang diperoleh petani dari usahatani padi pun adakalanya tidak sebanding dengan biaya dan tenaga yang mereka keluarkan. Untuk meningkatkan pendapatan petani dan ketahanan pangan nasional perlu terobosan dalam peningkatan produksi padi. Penelitian di berbagai lokasi menunjukkan bahwa produktivitas dan efisiensi produksi padi masih dapat ditingkatkan melalui pendekatan atau model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Hal ini telah mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk mengembangkan model PTT padi sawah melalui Kegiatan Percontohan Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu (P3T) di beberapa daerah di Indonesia pada MT 2002 dan 2003. Dalam publikasi ini diketengahkan strategi, keragaan penerapan komponen teknologi, analisis dan dampak pengembangan model PTT terhadap peningkatan produktivitas padi dan pendapatan petani di daerah pengembangan.
- ItemPanduan Teknis Pengelolaan Hara dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Padi Secara Terpadu(Departemen Pertanian, 2003) Makarim, A. Karim; Widiarta, I. N.; S., Hendarsih; Abdulrachman, S.Panduan teknis ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan pestisida pada tanaman padi di lahan sawah irigasi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan pendapatan petani dan menekan pencemaran lingkungan.
- ItemPanduan Teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu Padi Sawah Irigasi(Departemen Pertanian, 2003) Las, Irsal; Makarim, A. Karim; Kartaatmadja, Sunendar; Toha, Husin M.; Gani, Anischan; Pane, Hamdan; Abdurachman, SarlanHingga saat ini lahan sawah irigasi tetap menjadi tulang punggung dalam sistem produksi padi nasional. Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah, peningkatan produksi padi diupayakan dengan mengeksploitasi sebagian besar lahan sawah irigasi melalui program intensifikasi. Namun dalam hampir dua dekade terakhir produksi padi makin sulit ditingkatkan. Kalaupun terjadi peningkatan produksi, keuntungan yang diperoleh petani relatif tidak seimbang dengan biaya produksi yang semakin tinggi. Hal tersebut erat kaitannya dengan kondisi tanah yang telah mengalami degradasi akibat intensifikasi yang dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan kelestarian kesuburan lahan. Sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian dewasa ini yang lebih terfokus kepada peningkatan pendapatan, kesejahteraan petani, dan pelestarian sumber daya alam maka program intensifikasi padi sudah selayaknya mendapat perbaikan dan penyempurnaan dari berbagai aspek, baik teknis maupun kelembagaan pendukung. Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) merupakan salah satu pendekatan yang dapat diimplementasikan dalam meningkatkan produksi padi secara intensif pada lahan sawah beririgasi. Selama ini, komponen pengelolaan tanaman terpadu seperti pengelolaan hama terpadu, hara terpadu, air terpadu, dan gulma terpadu telah dipraktekkan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, karena pengelolaannya masih parsial maka hasilnya belum optimal. Model PTT dikembang kan secara holistik, dengan mengintegrasikan berbagai komponen yang bersinergi dan kompatibel dalam sistem produksi tanaman, sehingga hasilnya diharapkan akan lebih nyata
- ItemVarietas Padi Toleran Rendaman dan Cara Pemupukan Untuk Mengurangi Kehilangan Hasil Padi Akibat Banjir(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Ikhwani; Makarim, A. Karim; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiBanjir dan rendaman sering terjadi pada lahan sawah rawan banjir yang dapat menurunkan hasil padi hingga puso. Penggunaan varietas toleran rendaman dan cara pemberian pupuk diharapkan dapat mengurangi kehilangan hasil padi akibat rendaman, sebagai tujuan dari penelitian ini. Percobaan dilaksanakan pada MT-2 2010 di KP Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi menggunakan kolam khusus perendaman. Rancangan Petak Terpisah digunakan dengan tiga ulangan. Petak Utama (pemberian pupuk135 kg/ha N): (U-urea pril split 3x; G-urea granul slow release SCU 1x) dan Anak petak (varietas toleran rendaman): (V1) IR64 sub-1 (Inpara 5), (V2) Swarna sub-1 (Inpara 4), (V3) Inpara 3, dan (V4) Inpari 10 (kontrol). Perendaman seluruh bagian tanaman selama 14 hari (14–28 HST atau fase vegetatif) menyebabkan semua varietas yang diuji tidak dapat bertahan hidup (mati), sedangkan perendaman pada fase primordia (28–35 HST) menyebabkan semua varietas tetap hidup hingga panen, namun terjadi penurunan hasil yang berbeda. Varietas Swarna sub-1 (Inpara 4) dengan perendaman menghasilkan 4,7 t/ha GKP (tertinggi) atau turun 10% dibandingkan bila tidak terendam, sedangkan IR64 sub-1 (Inpara 5) menghasilkan 1,8 t/ha GKP (terendah) atau turun 55% dibandingkan bila tidak terendam. Varietas toleran rendaman lainnya mengalami penurunan hasil akibat perendaman masing-masing Inpari 10 12,0% dan Inpara 3 11,3%. Pengaruh bentuk pupuk N (urea diberikan 3x versus SCU diberikan 1x) pada percobaan ini tidak nyata terhadap hasil tanaman padi, karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Empat varietas yang diuji sangat nyata berbeda dan mempengaruhi semua komponen hasil, kecuali panjang malai.