Browsing by Author "Layuk, Payung"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemKARAKTERISTIK TEPUNG UMBI DALUGA (Cyrtosperma merkussi)), WONGKAI (Dioscorea sp), KOLEREA (Colocasia, sp), DAN LONGKI (Xanthosoma, sp) ASAL SULAWESI UTARA, substitusi terigu untuk pangan pokok(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2017-09-30) Lintang, Meivie; Layuk, Payung; Joseph, G H
- ItemKOMPONEN BIOAKTIF DALAM TEH DAN MANFAAT UNTUK KESEHATAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Layuk, Payung; Layuk, Semuel; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratTeh (Camelia Sinensis, L.) adalah produk olahan daun muda tanaman teh yang dapat diminum setelah diseduh dengan air panas. Teh telah digunakan sebagai minuman penyegar diberbagai negara, karena dapat dapat mendatangkan ketenangan, menghilangkan kelelahan tubuh dan kecapaian mental. Ada 4 empat macam teh yang beredar dipasaran berdasarkan cara pengolahannya yaitu teh hijau, teh hitam, teh ooglong dan teh wangi. Teh mengandung senyawa poliphenol yaitu teaflavin dan teharubigin yang memberikan rasa khas pada teh hitam dan katekin pada teh hijau yang dapat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Ada enam komponen biokatif pada teh yaitu katekin (K), epikatekin (EK), galokatekin(GK), epikatekingalat (ECG), epigalokatekin(EGC) dan epigalokatekingalat (EGCG). Hasil penelitian melaporkan bahwa komponen bioktif dalam teh bersifat antioksidan, anti mikroba, anti radiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis teh dan senyawa penting yang terkandung dalam teh serta manfaatnya untuk kesehatan.
- ItemPENGARUH BAHAN PENYALUT TERHADAP KUALITAS ENKAPSULASI MINYAK ATSIRI PALA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Layuk, Payung; Lintang, M.; Motulo, H.J.; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan penyalut terhadap kualitas enkapsulasi minyak atsiri pala. Mikroemulsi dilakukan dengan menggunakan CMC, pektin dan Gum arab dengan cara 100 g bahan penyalut dilarutkan dalam 100 ml aquadest (1:1) kemudian ditambahkan minyak atsiri pala dihomogenisasi menggunakan homogenizer selama 2 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Perbandingan minyak atsiri pala dengan bahan enkapsulan adalah 1: 10. Hasil memperlihatkan bahwa CMC, pektin dan Gum arab mampu melindungi minyak atsiri pala selama enkapsulasi dimana minyak atsiri yang terperangkap berkisar 22,56-26,90%, minyak atsiri di permukaan sekiar 1,26-1,86% dengan kadar air rata-rata 6,08-7,20 %. Perlakuan terbaik adalah penggunaan Gum arab dengan kadar air (6,08%) dan minyak atsiri di permukaan terendah (1,26%) serta minyak atsiri terperangkap tertinggi yaitu 26,90%.