Browsing by Author "Kusyaeri Hamdani, Kiki"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemIntegrasi Budidaya Padi Sawah Irigasi dengan Itik di Kabupaten Subang(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Nurawan, Agus; Kusyaeri Hamdani, Kiki; Susanto, Heru; Surdianto, Yanto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menjadi salah satu kendala dalam budidaya tanaman padi sawah irigasi. Salah satu cara pengendalian OPT pada budidaya padi sawah irigasi adalah penerapan pertanian terpadu antara tanaman dan ternak seperti sistem integrasi padi-itik. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui peran integrasi padi-itik terhadap pengendalian OPT pada budidaya padi di lahan sawah irigasi. Pengkajian dilaksanakan di wilayah endemik hama keong mas yaitu kelompok tani Sabilulungan, Desa Gunungsari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang pada bulan April– Desember 2016. Lokasi pengkajian merupakan wilayah endemik hama keong mas Perlakuan terdiri atas: 1) integrasi padi + itik pedaging Serati, 2) integrasi padi + itik petelur, dan 3) padi tanpa itik. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tanaman padi yang diintegrasikan dengan itik dapat mengurangi serangan hama khususnya keong mas.Tanaman padi yang diintegrasikan dengan itik pedaging Serati menghasilkan produktivitas padi, pendapatan, dan nilai R/C rasio paling tinggi.
- ItemKajian Inovasi Teknologi Varietas Unggul Baru (Vub) Padi Sawah Inbrida Di Kabupaten Subang(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Kusyaeri Hamdani, Kiki; Murtiani, Sri; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan produksi padi terutama dalam rangka mencapai swasembada pangan baik melalui peningkatan luas tanam maupun produktivitas. Peran inovasi teknologi yang diantaranya yaitu varietas unggul baru (VUB) sangatlah besar terutama untuk meningkatkan produktivitas padi. Sampai saat ini, varietas lama masih masih dominan digunakan petani. Padahal, daya adaptasinya sudah menurun terutama terhadap pengaruh lingkungan ekstrim yang sering terjadi pada saat ini dan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas. Saat ini tersedia berbagai varietas unggul baru yang telah dihasilkan oleh para pemulia dari Badan Litbang Pertanian dan memiliki potensi hasil tinggi yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah dan keinginan pasar (spesifik lokasi). Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil beberapa varietas unggul baru padi sawah di Kabupaten Subang. Pengkajian dilaksanakan di 5 kecamatan Kabupaten Subang yaitu Kecamatan Tanjungsiang (Desa Tanjungsiang), Kecamatan Sagalaherang (Desa Leles), Kecamatan Serangpanjang (Desa Cintamekar), Kecamatan Cibogo (Desa Cibogo), dan Kecamatan Pagaden Barat (Desa Margahayu) bulan Maret - Agustus 2014 (MK I). Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan varietas dan lima ulangan. Varietas yang diuji adalah varietas Inpari 10, Inpari 14, Inpari 16, dan Sarinah. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, umur berbunga 50%, umur panen, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa, bobot 1000 butir, dan hasil gabah kering panen. Data pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRT 5%. Hasil kajian menunjukkan bahwa varietas Inpari 14 menghasilkan produktivitas tertinggi yaitu 7,02 ton GKP/ha walaupun tidak berbeda nyata dengan varietas lainnya.
- ItemPewilayahan agribisnis komoditas jagung berdasarkan agro ekological zone skala 1:50.000 di Kabupaten Subang(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Darmawan; Muhammad Safei, Atang; Kusyaeri Hamdani, Kiki; BPTP Jawa BaratJagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berpeluang sebagai sumber lapangan kerja dan pendapatan petani. Jagung menjadi sumber pangan alternatif penghasil karbohidrat setelah padi. Agribisnis jagung umumnya belum dikelola secara optimal sehingga produktivitasnya masih rendah. Pengkajian pewilayahan tanaman jagung berdasarkan Agro Ekological Zone (AEZ) di Kabupaten Subang ini bertujuan mengidentifi kasi potensi sumberdaya lahan untuk pengembangan agribisnis jagung sebagai dasar pembangunan pertanian berkelanjutan. Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan April-Desember 2013 di Kabupaten Subang. Pengkajian dilakukan dengan pendekatan desk study, pengambilan contoh tanah dan survei. Jenis tanah di wilayah pengkajian dalam tingkat ordo tergolong dalam Entisols, Inceptisols, Andisols, Alfi sols, dan Ultisols. Tanah tersebut terbagi dalam 7 sub ordo, 11 grup dan 19 subgrup. Dari hasil interpretasi Citra Foto Udara/Landsat TM 7 menghasilkan 37 unit satuan lahan. Satuan lahan yang cocok untuk budidaya jagung adalah satuan lahan nomor 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 27, 28, 29, 30, 31, 33, dan 35. Berdasarkan nilai Location Quotient (LQ), tanaman jagung cocok dikembangkan di Kecamatan Sagalaherang, Serangpanjang, Jalancagak, Ciater, Cisalak, Kasomalang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipendeuy, Patokbeusi, Purwadadi, Compreng dan Pusakanagara.
- ItemProduksi kedelai pada lahan sawah bekas padi di Kabupaten Majalengka(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Kusyaeri Hamdani, Kiki; Alit Diratmaja, IGP; BPTP Jawa BaratSalah satu upaya untuk meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri adalah melalui peningkatan produktivitas tanaman dengan menerapkan varietas unggul. Varietas unggul merupakan teknologi yang paling murah serta relatif lebih cepat dan luas penerapannya di kalangan petani. Masalah yang dihadapi petani domestik dalam memproduksi kedelai diantaranya adalah rendahnya produktivitas sehingga tidak mampu menutupi biaya produksi. Selain itu, belum semua varietas unggul tersebut dikenal, berkembang dan diadopsi oleh petani. Lahan sawah masih dominan dijadikan sebagai areal penanaman kedelai setelah per tanaman padi dengan mengikuti pola tanam padi-padi-kedelai dan padi-kedelai-kedelai. Potensi lahan sawah tersebut sangat besar jika dapat dimanfaatkan secara optimal untuk produksi kedelai. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan beberapa varietas unggul kedelai di lahan sawah bekas padi di Kabupaten Majalengka. Pengkajian dilaksanakan di Desa Sindangkasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada bulan Maret – Juni 2014. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan varietas dan 10 ulangan. Varietas yang digunakan adalah varietas Gema,Wilis, dan Kaba. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong isi dan hampa, bobot 100 biji, dan hasil. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan sidik ragam dan untuk melihat perbedaan antar perlakuan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT pada taraf 5%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas Gema memperoleh hasil tertinggi sebesar 2,24 ton/ha.
- ItemTanggapan petani terhadap komponen teknologi pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (ptt) padi sawah di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Murtiani, Sri; Kusyaeri Hamdani, Kiki; BPTP Jawa BaratDalam rangka meningkatkan produktivitas padi dan menunjang program P2BN di Jawa Barat, dilakukan pendampingan SL-PTT Inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi terus dihasilkan sebagai solusi untuk mengantisipasi berbagai kendala di tingkat lapangan khususnya di petani diantaranya komponen teknologi Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) padi sawah. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan petani terhadap komponen teknologi PTT padi sawah. Pengkajian dilakukan di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang pada bulan Oktober 2013. Pengkajian menggunakan metode survei dan pengumpulan data dari responden melalui teknik wawancara dengan menggunakan kuisioner. Data dianalisis secara diskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan statistik non parametrik. Analisis data secara kuantitatif dilakukan melalui Uji keselarasan (konkordansi) Kendall dan Chi Square pada taraf 5%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tanggapan responden (petani) di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang terhadap komponen teknologi PTT padi sawah adalah menyatakan setuju dan sangat setuju dengan persentase 68%-87%. Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah merupakan komponen teknologi PTT padi sawah dipilih paling banyak oleh responden dengan persentase 87%. Responden mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap komponen teknologi PTT padi sawah.