Browsing by Author "Histifarina, Dian"
Now showing 1 - 20 of 22
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis preferensi konsumen terhadap produk olahan terubuk(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Sinaga, Anna; Histifarina, Dian; Liferdi; BPTP Jawa BaratDalam upaya penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal, maka pengembangan produk olahan terubuk merupakan salah satu alternatif dan mempunyai nilai guna terutama jika diolah menjadi beragam produk. Terubuk (bunga tebu) merupakan salah satu sumber pangan yang mengadung nilai kalori cukup tinggi. Terubuk banyak mengandung mineral, terutama kalsium dan fosfor, disamping vitamin C. Terubuk selain dikonsumsi dalam bentuk sayuran, juga berpotensi untuk diolah menjadi aneka bentuk produk olahan pangan seperti kerupuk, nugget, tepung, sup krim dan lain-lain. Di sisi lain, preferensi konsumen yang selalu cenderung berubah perlu difahami oleh produsen. Pemahaman ini penting terutama untuk yang berhubungan dengan pengembangan produk pangan baru terkait dengan kualitas produk yang dihasilkan seperti tara, tekstur, aroma dan sebagainya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat preferensi konsumen terhadap produk olahan terubuk dan karakteristik attribute mutu produk olahan terubuk yang diinginkan konsumen. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Data diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden yang dipilih dengan penarikan metode contoh purposif. Responden terdiri dari 57 orang yang tergabung dalam kelompok tani yang mengembangkan terubuk, karyawan Dinas Pertanian kabupaten Karawang dan petugas lapang (ppl). Produk olahan terubuk yang diuji adalah nugget, kripik dan terubuk kering. Data dianalisis dengan metode tabel frekuensi, grafik dan chi-square. Tingkat preferensi konsumen yang suka terhadap attribut mutu produk olahan terubuk memberikan perbedaan nyata dari segi attribute mutu warna, rasa, penampilan, tekstur dan aroma dengan persentase pada kisaran 58-89%. Produk olahan terubuk, yang berpeluang untuk dikembangkan adalah nugget.
- ItemEffect of Sodium Metabisulphite Soaking and Types of Starter on Physicochemical Character of Modified Breadfruit Flour(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2017-08-16) Histifarina, Dian; Rachman, Adetiya
- ItemFaktor dan strategi pengembangan pangan lokal hanjeli di desa sukajadi kecamatan wado kabupaten sumedang(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Prawiranegara, Darojat; Histifarina, Dian; Sutrisna, Nana; BPTP Jawa BaratPengembangan pemasaran hanjeli di Desa Sukajadi diharapkan mampu menjadikan hanjeli sebagai komoditi baru di bidang usahatani. Pemerintah dalam program Diversifi kasi Pangan tahun 2017 bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan pangan lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukajadi Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang pada juni 2017 sampai dengan bulan Desember 2017. Metode pengambilan sampeldalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan FGD (Focus Group Discussion). Metode yang digunakan untuk menganalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Faktor pengaruh internal dari sudut pandang produsen secara berurut adalah sebagai berikut: 1) Manajemen/keorganisasian KWT Pantastik, 2) Pemasok bahan baku, 3) Konsumen, 4) Perantara pemasaran dan 5) Pesaing. Faktor pengaruh eksternal dari sudut pandang konsumen secara berurut adalah sebagai berikut: 1) Produk (ragam produk, kualitas, design, kemasan, merk), 2) Promosi (promo penjualan, iklan, tenaga penjualan), 3) Harga produk, dan 4) Tempat (lokasi, cakupan pasar, transfortasi). Strategi pengembangan produk olahan hanjeli pada bidang pemasaran adalah 1) Mendorong hanjeli menjadi pangan fungsional, (2) Meningkatkan jumlah produksi hanjeli, (3) Sosialisasi dan promosi, (4) Pemasaran berorientasi online, (5) Meningkatkan ragam produk olahan hanjeli (produk inovatif), (6) Dukungan terintegrasi, (7) Mendorong pada kekhas-an hanjeli produk lokalita (wisata kuliner).
- ItemFaktor dan strategi pengembangan pangan lokal hanjeli di desa sukajadi kecamatan wado kabupaten sumedang(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Prawiranegara, Darojat; Histifarina, Dian; Sutrisna, Nana; BPTP Jawa BaratPengembangan pemasaran hanjeli di Desa Sukajadi diharapkan mampu menjadikan hanjeli sebagai komoditi baru di bidang usahatani. Pemerintah dalam program Diversifi kasi Pangan tahun 2017 bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan pangan lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukajadi Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang pada juni 2017 sampai dengan bulan Desember 2017. Metode pengambilan sampeldalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan FGD (Focus Group Discussion). Metode yang digunakan untuk menganalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Faktor pengaruh internal dari sudut pandang produsen secara berurut adalah sebagai berikut: 1) Manajemen/keorganisasian KWT Pantastik, 2) Pemasok bahan baku, 3) Konsumen, 4) Perantara pemasaran dan 5) Pesaing. Faktor pengaruh eksternal dari sudut pandang konsumen secara berurut adalah sebagai berikut: 1) Produk (ragam produk, kualitas, design, kemasan, merk), 2) Promosi (promo penjualan, iklan, tenaga penjualan), 3) Harga produk, dan 4) Tempat (lokasi, cakupan pasar, transfortasi). Strategi pengembangan produk olahan hanjeli pada bidang pemasaran adalah 1) Mendorong hanjeli menjadi pangan fungsional, (2) Meningkatkan jumlah produksi hanjeli, (3) Sosialisasi dan promosi, (4) Pemasaran berorientasi online, (5) Meningkatkan ragam produk olahan hanjeli (produk inovatif), (6) Dukungan terintegrasi, (7) Mendorong pada kekhas-an hanjeli produk lokalita (wisata kuliner).
- ItemJuknis Aneka Olahan Sorgum(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2013) Sutrisna, Nana; Kusniati, Engkus; Histifarina, DianPenggunaan sorgum sangat beragam, yaitu sebagai bahan pangan, pakan, energi, dan industri. Untuk menunjang diversifi kasi bahan pangan tepung sorgum dapat menggantikan tepung gandum yang selama ini harus mengimpor dari luar negeri. Berbagai produk olahan hasil sorgum telah dihasilkan. Agar informasi olahan hasil sorgum tersebut dapat diseminasikan kepada pengguna, telah disusun buku “ANEKA OLAHAN HASIL SORGUM”. Buku ini berisi bahan dan cara pembuatan aneka olahan hasil sorgum yang dilengkapi dengan beberapa contoh gambar.
- ItemKajian pemanfaatan tepung cassava sebagai bahan baku pembuatan brownies(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTepung cassava merupakan salah satu produk olahan dari ubi kayu yang saat ini banyak dikembangkan untuk pembuatan produk kue/bakery. Pemanfaatan tepung cassava pada berbagai macam produk olahan kue diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu yang masih diimpor. Salah satu produk olahan dan tepung cassava sebagai bahan baku brownies. Brownies merupakan salah satu jenis bakery yang dapat dibuat dari 100% tepung cassava. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu brownies pada beberapa formulasi perbandingan tepung cassava:tepung terigu. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Mekanisasi dan Pengolahan Hasil Pertanian BPTP Jawa Barat dari bulan Maret sampai September 2013. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Parameter pengamatan meliputi kadar air, kadar abu, sifat organoleptik (rasa, aroma, warna, tekstur dan penampilan keseluruhan) serta uji proksimat brownies terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brownies yang dibuat dari 100% tepung cassava menghasilkan sifat organoleptik sesuai dengan 100% tepung terigu, terutama dalam penampilan, tekstur dan aroma. Kandungan gizi brownies 100 tepung cassava memiliki kadar karbohidrat 45,81%, protein 6,45% dan lemak 24,67%.
- ItemKajian pengolahan mie dengan bahan baku tepung terigu yang disubstitusi tepung cassava(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Histifarina, Dian; Sunandar, Nandang; Sukmaya; BPTP Jawa BaratKetergantungan Indonesia terhadap beras dan produk pangan impor seperti terigu yang tinggi, membuat ketahanan pangan nasional sangat rapuh. Dari aspek kebijakan pembangunan makro, kondisi tersebut mengandung resiko (rawan), yang juga terkait dengan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. Salah satu kebijakan pembangunan pangan dalam mencapai ketahanan pangan adalah melalui diversifi kasi pangan, yang dimaksudkan untuk memberikan alternatif bahan pangan sehingga mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu. Salah satu produk pangan yang sangat tergantung pada tepung terigu adalah produk mie. Perkembangan konsumsi mie cukup pesat dan mie merupakan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan atau preferensi konsumen di Indonesia. Alternatif jenis tepung dari umbi-umbian dapat mensubstitusi terigu dalam pembuatan mie. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi terigu pada proses pengolahan mie cassava. Pengkajian dilakukan di laboratorium Mutu Hasil BPTP Jawa Barat dari bulan Juli hingga Oktober 2013. Formulasi substitusi terigu yang digunakan antara 70-100%. Data yang diamati meliputi kadar air, kadar abu, protein, warna, dan sifat organoleptik (warna, rasa, fl avor, tekstur dan penampilan keseluruhan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi mie dengan komposisi 30% tepung cassava dan 70% tepung terigu merupakan formulasi terbaik dengan mutu mendekati mie terigu 100% dan sesuai SNI mie.
- ItemKeragaan pertumbuhan beberapa varietas krisan (chrysanthemum morifolium ramat) di kabupaten sukabumi(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Putra, Sunjaya; Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTerkait dengan upaya meningkatkan produktivitas dan mutu hasil diperlukan penerapan inovasi teknologi dengan mengintroduksi varietas baru secara berkelanjutan. Hingga tahun 2010 Badan Litbang Pertanian sudah menghasilkan lebih dari 31 varietas. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui keragaman sifat agronomis varietas baru krisan di Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilaksankan di Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi pada bulan Mei hingga September 2015. Bahan yang digunakan adalah 6 varietas bunga krisan diantaranya : Limeron, Kineta, Solinda Pelangi, Ririh, Kulo dan Pasopati, pupuk kandang ayam, pupuk Urea, SP36, KCL, KNO3, GA3, hormon Paclobutrazol, pupuk daun, fungisida, insektisida dll. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan varietas bunga krisan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Krisan Arosuka, Puspita Nusantara, Kusumaswasti, Kineta, Velma dan Azzura mempunyai tinggi tanaman > 70 cm termasuk kedalam grade A, Varietas tertinggi dicapai oleh Arosuka (98 cm), Puspita Nusantara (95 cm) dan terendah varietas Azzura (77,3 cm). Jumlah ruas berkisar 25-32 ruas dengan batang yang tebal dan kokoh mencapai diameter 2,1 cm untuk varietas Puspita Nusantara dan Kineta serta varietas lainnya antara 1,9 - 2 cm. Bentuk daun bulat sampai elips, terbesar pada varietas Kusuma Swasti dengan panjang 11,5 cm dengan lebar 9,25 cm dan terkecil pada varietas Azzura dengan panjang 7,25 cm dan lebar 5,5 cm. Tangkai bunga varietas Kineta mencapai 23 cm dan terpendek varietas Velma (11,75 cm). Jumlah kuntum bunga varietas Arosuka sebanyak 20 kuntum tetapi diameter bunga terkecil yaitu 3 cm dan jumlah kuntum bunga paling sedikit pada varietas Puspita Nusantara (11 kuntum).
- ItemKinerja Pendampingan Kawasan Cabai di Kabupaten Garut Jawa Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Susanto, Heru; Histifarina, Dian; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPembangunan pertanian nasional diarahkan berbasis kawasan. Salah satu komoditas unggulan hortikultura di Jawa Barat adalah cabai. Pendampingan kawasan hortikultura cabai di Jawa Barat dilaksanakan salah satunya melalui bimbingan teknis (bimtek). Tulisan ini bertujuan untuk menilai kinerja pendampingan kawasan hortikutura di Jawa Barat. Pendampingan kawasan dilakukan pada lima kecamatan sentra cabai di Kabupaten Garut Jawa Barat tahun 2018. Materi bimtek berupa teknologi budidaya cabai dengan menitikberatkan pada Pengendalian Hama Terpadu (PHT) seperti pengenalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pestisida serta teknik penyemprotan. Materi yang dipraktekkan berupa pengenalan hama cabai, pemasangan perangkap lampu (light trap surya sel), pengukuran pH air penyemprotan dan pH tanah, serta teknik penyemprotan yang benar. Berdasarkan evaluasi kinerja pendampingan kawasan cabai di Kabupaten Garut diperoleh hasil adanya peningkatan wawasan/pengetahuan peserta sebesar 47,99% dengan peningkatan tertinggi pada aspek OPT disusul oleh aspek budidaya, PHT, pemupukan dan terakhir aspek pestida dan teknik penyemprotan. Persepsi peserta terhadap teknologi yang diintroduksikan pada range setuju-sangat setuju (skor 2,28 - 3,56 dari range 1-4). Persepsi tinggi pada aspek persemaian sehat, penggunaan border jagung, dan penggantian spuyer yang masing masing memperoleh skor 3,56. Sedangkan persepsi terendah pada aspek cutting dan pengaturan pH air penyemprotan. Pengukuran adopsi dilakukan dengan menggunakan survey berupa daftar pernyataan yang diberi skor tingkat adopsi mulai dari 1= tahu, 2 = minat, 3 = mencoba, dan 4 = konsisten menerapkan. Adopsi tertinggi (61%) diperoleh pada penggunaan mulsa plastik, sedangkan terendah pada aspek teknologi cutting dan pemakaian sex feromon. Secara umum tingkat adopsi teknologi pengendalian OPT cabai di Kabupaten Garut masih rendah dan masih mengandalkan pestisida kimia.
- ItemMonograf Inovasi Teknologi Perbanyakan Bibit dan Budidaya Krisan Varietas Unggul(BPTP Jawa Barat, 2015) Putra, Sunjaya; Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratKrisan (Chrysanthemum morifolium Ramot) merupakan salah satu tanaman hias bernilai ekonomi tinggi. Di antara tanaman hias lain, bunga krisan dapat diandalkan untuk bersaing di era pasar global. Beragam varietas diperjual-belikan di pasar dengan variasi bunga yang sangat luas. Tanaman Krisan (Chrysanthemum sp) umumnya dibudidayakan dan dikomersilkan dalam bentuk bunga potong dan tanaman dalam pot. Sebagai bunga potong Krisan digunakan sebagai bahan dekorasi dalam bentuk rangkaian besar atau jembangan bunga. Sebagai tanaman pot Krisan banyak digunakan untuk penghias ruangan loby hotel, tanaman border, maupun penghias meja ruangan kantor, restoran serta rumah tinggal. Terkait dengan upaya meningkatkan produktivitas dan mutu hasil diperlukan penerapan inovasi teknologi budidaya krisan yang tepat karena produksi bunga yang berkelanjutan dan berkualitas prima menjadi tuntutan yang harus dipenuhi oleh produsen. Buku ini menyajikan inovasi teknologi budidaya sebagai pedoman dalam melaksanakan usahatani krisan bagi pengguna/steakholder. Inovasi teknologi budidaya krisan ini merupakan hasil kajian yang telah dilaksanakan di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat.
- ItemPanduan rekomendasi teknologi pertanian spesifik lokasi Jawa Barat(BPTP Jawa Barat, 2015-12-14) Firdaus, Dian; Histifarina, Dian; Sutrisna, Nana; BPTP Jawa Barat
- ItemPanduan umum pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan diseminasi teknologi pertanian(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jawa Barat, 2014-06-08) Sutrisna, Nana; Marbun, Oswald; Histifarina, Dian; BPTP Jawa Barat
- ItemPendugaan Umur Simpan Kentang Tumbuk Instan Berdasarkan Kurva Isotermi Sorpsi Air dan Stabilitasnya Selama Penyimpanan(Indonesian Center for Horticulture Research and Development, 2004-06-06) Histifarina, Dian
- ItemPengaruh perlakuan pencelupan dalam larutan cacl(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Histifarina, Dian; Rahmat, Ridwan; BPTP Jawa BaratKeripik sayur merupakan salah satu jenis produk olahan yang dihasilkan dari sayuran baik sayuran umbi, buah maupun daun yang digoreng menggunakan alat penggorengan vacuum frying. Makanan ini cukup favorit saat ini, Karena memiliki rasa yang gurih, renyah dan menyehatkan. Mutu keripik sayur yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh tahapan proses produksi. Salah satu yang berpengaruh adalah perlakuan pemblansingan dan pencelupan dalam larutan CaCl. Blansing berfungsi untuk menonaktifkan enzim yang akan merubah warna keripik, sementara larutan Ca Cl2 berfungsi untuk mempertahankan tekstur keripik agar lebih renyah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pencelupan terubuk dalam larutan CaCl dan pemblansingan terhadap mutu keripik terubuk. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Kimia Agro di Bogor dari bulan Agustus hingga September 205. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor (pencelupan dalam CaCl2 dan Pemblansingan) diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pencelupan dalam CaCl222 dan blansing 10 menit (A) menghasilkan perlakuan terbaik dengan karakteristik rendemen 24,6%; kadar air 1,65%; kadar lemak 1,46% ;kadar vit. C 2,76%.
- ItemPengkajian Penggunaan Biourine terhadap Pertumbuhan Bunga Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Nurawan, Agus; Histifarina, Dian; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPengkajian penggunaan biourine domba terhadap pertumbuhan bunga krisan dilakukan di Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Pengkajian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Nopember 2018, dengan menggunakan 4 varietas krisan yaitu Spray putih, Spray kuning, Spray Merah dan standar putih. Perlakuan biourine domba dilakukan dengan interval 10 hari. Dosis biourine yang diaplikasikan adalah 25 ml/l air, dan diulang 4 kali. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut : tinggi tanaman (cm), diameter batang utama, panjang daun, lebar daun. Metodologi yang digunakan T-test dengan membandingkan antara perlakuan biourine dan perlakuan kebiasaan petani (tanpa biourine). Hasil pengkajian menunjukkan, bahwa pengaruh biourine belum kelihatan pada 10 HST baik terhadap tinggi tanaman, tetapi pada umur 60 dan 70 HST baru terlihat pengaruhnya secara nyata. Begitupun terhadap lebar daun kelihatannya perlakuan biourine ini sangat berpengaruh terhadap 4 varietas krisan yang diuji. Namun perlakuan biourine ini tidak berpengaruh terhadap diameter batang dan panjang daun. Perlakuan biourine ini juga berpengaruh terhadap kualitas bunga krisan yang dihasilkan, karena dengan perlakuan biourine menambah jumlah bunga yang mempunyai grade A dan B.
- ItemPengkajian Teknologi Pengolahan Roti dengan Penambahan Tepung Pisang(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Histifarina, Dian; Rahman, Adetya; Rahadian, Didit; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianTepung pisang merupakan produk antara yang cukup prospektif dalam pengembangan sumber pangan lokal. Selain itu tepung merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), dan dibentuk. Tepung pisang mempunyai rasa dan bau yang khas sehingga dapat digunakan pada pengolahan berbagai jenis makanan yang mengggunakan tepung (tepung beras, terigu). Dalam hal ini, tepung pisang menggantikan sebagian atau seluruhnya dari tepung jenis lainnya. Salah satu pemanfaatan tepung pisang dalam subtitusi tepung terigu yaitu dalam pembuatan roti. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan karakteristik sifat kimia produk roti dan tingkat kesukaan panelis. Pengkajian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen BPTP Jawa Barat dan Laboratorium Seafast Center (Unit Bakery) di IPB Bogor dari bulan Mei hingga Oktober 2010. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif melalui kegiatan teknologi pengolahan roti. Jenis roti yang dibuat yaitu roti tawar dan roti manis. Data yang diamati meliputi kualitas roti yang dihasilkan yaitu meliputi sifat kimia (kadar air, kadar abu, protein, serat pangan, lemak, gula, kadar karbohidrat serta nilai energi) dan uji organoleptik (rasa, tekstur, aroma dan warna). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa nilai kalori roti tawar dan roti manis yang disubstitusi dengan tepung pisang lebih tinggi (261,29-375,81 kkal/100g) dibandingkan dengan roti twar dari tepung terigu (248 kkal/100g), namun memiliki kandungan lemak lebih tinggi dari standar yaitu sebesar 3,25% (standar maks. 3,0); kadarair dan kadar abu roti yang dihasilkan sudah memenuhi standar roti (maks 40,0 dan 3,0); sedangkan nilai kandungan protein dan karbohidrat tidak berbeda. Penerimaan panelis terhadap produk roti tawar yang disubstitusi dengan tepung menunjukkan tingkatan agak suka (skor 1,95 – 2,4) baik dari segi warna, rasa, aroma dan tekstur, sedangkan untuk produk roti manis, hasil uji organoleptik terhadap rasa, warna, aroma dan tekstur, menunjukkan tingkat penerimaan suka (skor 3 – 4).
- ItemPetunjuk Teknis Pengolahan Hasil Pertanian(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2010) Sukmaya; Histifarina, Dian; Rokayah, EuisSingkong, Ubi, Pisang merupakan sumber karbohidrat yang banyak digunakan masyarakat sebagai sumber pangan sehari-hari setelah beras. Singkong, ubi dan pisang banyak ditanam hampir diseluruh pelosok wilayah indonesia, karena toleransi terhadap lingkungannya sangat tinggi sehingga ditanam di lahan kritispun masih cukup baik. Pemanfaatan komoditas itu saat ini masih terbatas dengan dijual dalam bentuk segar. Padahal banyak peluang yang bisa ditingkatkan untuk mendapatkan tambahan penghasilan melalui upaya pengolahan. Melalui tulisan ini diharapkan mampu menginspirasi para petani yang selama ini menghasilkan singkong, ubi dan pisang dalam jumlah yang banyak dan menjualnya dalam bentuk segar, agar mau mengubahnya dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dijual kepasaran. Baik dalam bentuk setengah jadi atau bahan baku olahan lain seperti pembuatan tepung sebagai bahan kue atau dalam bentuk makanan siap saji. Dengan dilakukannya pengolahan ditingkat petani diharapkan bisa memberikan penghasilan tambahan dan mengatasi turunnya harga jual bila tiba saatnya musim panen raya. Sebagai bahan referensi masyarakat melalui buku ini disajikan bagaimana cara membuat tepung kasava, ubi dan pisang serta pemanfaatannya dalam pembuatan aneka makanan.
- ItemPetunjuk Teknis Teknologi Pengolahan Buah Mangga(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2009) Histifarina, DianBuah mangga merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang bersifat musiman dan tergolong perishable foods (mudah rusak). Untuk meningkatkan nilai tambah buah mangga dan memperpanjang daya simpannya serta dapat dikonsumsi diluar musim, buah mangga dapat diawetkan dengan menggunakan teknologi pengeringan, teknologi pemanasan dan teknologi penggorengan yaitu dalam bentuk produk olahan puree mangga, dodol mangga, keripik mangga dan manisan mangga kering. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat telah membuat produk olahan manisan mangga kering dan dodol mangga di Kabupaten Indramayu serta produk olahan keripik mangga dengan alat penggoreng vakum di kabupaten Cirebon. Pengolahan mangga menjadi manisan mangga kering dapat memberikan niali tamabah buah mangga dengan nilai R/C sebesar 1,65 atau B/C sebesar 0,65.
- ItemPreferensi petani terhadap pengembangan tanaman hias mendukung bioindustri di kabupaten sukabumi(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Marbun, Oswald; Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTanaman krisan (Chrysanthemum morifolium Ramat) merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan banyak diminati oleh pasar dan konsumen. Permintaan bunga krisan baik dalam bentuk bunga potong maupun dalam bentuk bunga pot hingga saat ini cukup tinggi dan bahan masih belum terpenuhi. Produksi bunga krisan mencapai 208.768.506 dari luas tanam 2.612.862 Ha pada tahun 2015. Peningkatan permintaan yang tinggi ini juga sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan preferensi konsumen terhadap komoditas krisan baik dari segi varietas, warna, bentuk dan ukuran. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prerefensi konsumen terhadap karakteristik fi sik bunga krisan. Pengkajian dilakukan di desa Langensari, kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi pada bulan Juni - Oktober 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara metode survey dengan kuisioner. Jenis data yang dikumpulkan penilaian preferensi terhadap warna bunga, bentuk bunga, ukuran bunga, ketegaran tangkai bunga dan tinggi tangkai. Analisis data menggunakan statistik non parametrik (test friedman) untuk mengetahui perbedaan penilaian terhadap karakter yang sama antar varietas atau perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna bunga merupakan karakteristik utama yang menjadi pilihan dari konsumen dan jenis krisan lokon kuning dan lokon putih yang paling banyak diminati.
- ItemStudi penerapan hazard analysis critical control point (haccp) pada industri kecil manisan buah kering(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTuntutan jaminan keamanan pangan terus berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen yang terus meningkat dan seirama dengan kenaikan kualitas hidup manusia. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak azasi konsumen. Konsumen sudah menyadari bahwa mutu, khususnya keamanan pangan hasil pertanian tidak dapat dijamin hanya dengan hasil uji produk akhir dari laboratorium. Produk yang aman dikonsumsi diperoleh dari bahan baku yang baik, ditangani secara baik dan benar, serta diolah dan didistribusikan secara baik, sehingga pada akhirnya dihasilkan produk yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka studi penerapan HACCP (Hazard Anlysis Critical control Point) pada industri kecil manisan mangga kering dilakukan mulai dari bahan baku yang digunakan hingga proses pengolahan dan pengemasan. Agar HACCP dapat berfungsi dengan baik dan efektif, perlu diawali dengan melakukan identifi kasi bahaya pada setiap bahan yang digunakan serta pada setiap tahapan proses pengolahan produk pangan dan juga penetapan titik kendali kritis (Critical Control Point/CCP). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa titik kendali kritis (CCP) pada industri olahan manisan mangga kering adalah penyortiran, pencucian, pengeringan dan pengemasan , sedangkan untuk titik kontrol poin pada industi manisan mangga kering adalah pada saat proses pengirisan mangga dan perendaman dalam larutan gula yang akan mempengaruhi mutu manisan mangga kering.