Browsing by Author "Hartini"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemHubungan Investasi Parasit Darah dengan Jembrana(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Anindita; Inarsih; Miswati; Hartini; Direktorat Kesehatan HewanPenyakit Jembrana (JD) merupakan penyakit viral yang bersifat menular pada sapi Bali, ditandai dengan demam tinggi, diare (bercamppur darah) peradangan selaput lendir mulut (stomatitis), pembesaran kelenjar limfe preskapularis, prefemoralis dan parotid, terkadang disertai keringat darah (blood sweating). JD disebabkan oleh infeksi bovine lentivirus yang termasuk ke dalam famili retrovirus. Virus ini bersifat immunosupresif artinya menekan sistem kekebalan tubuh hospes. Beberapa literatur menyebutkan faktor penularan jembrana salah satunya adalah melalui vektor yaitu insekta penghisap darah misalnya Tabanus Rubidus, hal ini sama dengan penularan pada parasit darah. Ketika terjadi outbreak Jembrana, oleh investigator terkadang disebutkan bahwa outbreak Jembrana diperparah oleh parasit darah. Penelitan ini bertujuan mengukur asosiasi investasi parasit darah (Anaplasma Sp, Teleria Sp, Babesia Sp dan Trypanosoma Sp) terhadap Infeksi jembrana. Sumber data diambil dari data sekunder Balai Veteriner Bukittinggi tahun 2017 sejumlah 193 sampel yang merupakan hasil pemeriksaan Jembrana dengan PCR dan parasit darah dengan pewarnaan giemsa yang diuji secara paralel. Data yang diambil merupakan hasil Investigasi, monitoring dan survailans serta pemeriksaan sampel pasif pada sapi bali yang tidak divaksin Jembrana. Pengolahan data menggunakan desain cross-sectional. Data yang didapat dianalisis dengan chi square (χ2 ) dan Resiko Relative (RR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksan parasit Anaplasma Sp berhubungan dengan Jembrana dan parasit darah yang lain tidak berhubungan dengan jembrana. Hasil analisis tersebut antara lain Anaplasma Sp (χ2= 4.43; P= 0.04; RR=0,76; 95% CI= 0,58
- ItemInvestigasi Kematian Itik di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat Tanggal 9 Maret 2020(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Helmi; Anindita; Hartini; Roza; Direktorat Kesehatan HewanTelah dilaksanakan investigasi kematian itik di Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Investigasi dilakukan setelah mendapatkan laporan kematian itik dari dinas setempat. Kematian mencapai 207 ekor dari 800 ekor populasi (angka mortalitas sebesar 25,88%), proses kematian terjadi dalam kurun waktu 18 jam. Tujuan penyidikan adalah untuk menentukan diagnosa penyebab kematian dan mengidentifikasi kemungkinan sumber/rute paparan. Gejala klinis antara lain : kejang kejang/tremor, lidah keluar kemudian mati. Berdasarkan hasil wawancara dengan peternak, pada tempat pakan itik ditemukan banyak lalat yang mati. Perubahan patologi anatomi yaitu isi tembolok berwarna kekuningan, hati membesar, hiperemis dan multifokal nekrosis, otak mengalami kongesti, paru-paru mengalami udema, kantong udara agak keruh. Diagnosa banding saat dilakukan nekropsi adalah keracunan dan Avian Influenza (AI). Hasil uji laboratorium toksikologi pada isi tembolok hasilnya amoniak tinggi (300 ppm), Chlor (+), Phosphor (+++), pada uji PCR Avian Influenza hasilnya negatif. Berdasarkan hasil investigasi, kemungkinan sumber paparan adalah dari salah satu tempat pemberian pakan itik yang diduga adanya racun insektisida. Pemberian rekomendasi tindakan pengendalian adalah peningkatan biosekuriti, manajemen peternakan dan komunikasi, informasi, edukasi tentang cara beternak yang baik.
- ItemKajian Pendahuluan Seroprevalensi Toxoplasma pada Ternak Sapi dan Kambing di Wilayah Kerja BVet Bukittinggi Tahun 2019(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Inarsih; Anindita; Santosa; Hartini; Direktorat Kesehatan HewanToksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii adalah spesies organisme bersel satu (protozoa) yang hidup sebagai parasit. Toksoplasmosis merupakan penyakit yang dapat diderita semua hewan berdarah panas, termasuk manusia (zoonossis). Kajian kejadian toksoplasmosis pada ternak di wilayah kerja Balai Veteriner (BVet) Bukittinggi menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan karena transmisi penularan ke manusia salah satunya adalah melalui ternak dan produk hasil ternak. Saat ini belum banyak kajian yang disajikan di sektor peternakan terkait kejadian pada ternak beserta sebarannya ditinjau dari segi waktu, tempat dan jenis hewannya di wilayah kerja Bvet Bukittinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan kasus serologis Toxoplasmosis pada ternak. Penelitian ini akan bermanfaat sebagai dasar dalam melakukan surveilans secara sistematis di wilayah kerja BVet Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, sumber data berasal dari data sekunder tahun 2019 hasil pemeriksaan toksoplasma di wilayah Kerja BVet Bukittinggi. Untuk ternak sapi dilakukan kajian secara diskriptif, sedangkan untuk ternak yang berbeda spesies (sapi dan kambing) data yang didapat dianalisis dengan chi-square (χ2) untuk mengukur asosiasinya dan dilanjutkan dengan menghitung Resiko relatif (RR) untuk mengukur kekuatan asosiasi. Perhitungan analisis menggunakan program epi tools pada perbandingan asosiasi ternak yang berbeda spesies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternak kambing lebih beresiko 2,1 x terinveksi toksoplasma dibandingkan sapi (χ2=123.452; P= 0,0001; RR= 2,1; 95% CI= 1,84