Browsing by Author "Hamdu Hamjaya Putra"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemKasus Demodekosis pada Sapi Bali di Kabupaten Gowa(Perpustakaan BBVet Maros, 2023-06) Hamdu Hamjaya Putra; Ni Made Riska Adnyani; Mirna Amanah SamSapi Bali jantan berumur satu tahun dilaporkan mengalami tanda klinis adanya keropeng dan nodul pada kulit pada Bulan Mei 2023 di Kabupaten Gowa. Lesi keropeng dan nodul pada kulit tersebar pada bagian kepala, punggung, dan kaki. Sapi dilaporkan oleh dinas yang membidangi Peternakan dan kesehatan Hewan Kabupaten Gowa, dengan dugaan kasus awal Lumpy Skin Disease (LSD) melalui aplikasi iSIKHNAS. Laporan tersebut dilakukan penelusuran oleh tim Investigasi Balai Besar Veteriner Maros. Pemeriksaan terhadap sampel darah dan kerokan kulit menunjukkan hasil negatif LSD dan positif terhadap parasit Demodex sp. Sapi bali yang sakit tersebut mengalami demodekosis. Pengobatan telah dilakukan petugas dengan pemberian sediaan ivermectin dan injeksi multivitamin. Laporan cepat oleh masyarakat dan dinas terkait diperlukan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap penyakit demodekosis dengan gejala yang mirip dengan kasus LSD pada sapi
- ItemOutbreak Penyakit Jembrana pada Sapi Bali di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022-2023(Perpustakaan BBVet Maros, 2024-06-16) Hamdu Hamjaya Putra; Danny Ratih Widyastuti; I Putu Sudarma AdiPenyakit Jembrana merupakan penyakit virus menular pada sapi Bali yang disebabkan oleh Retrovirus dari anggota kelompok Lentivirus yang disebut dengan Jembrana disease virus (JDV). Penyakit Jembrana sangat merugikan peternak sapi bali karena dapat menyebabkan kematian ternak secara cepat dalam suatu wilayah yang relatif luas. Sulawesi Selatan merupakan Provinsi dengan populasi sapi bali terbesar di Wilayah Indonesia Timur. Tulisan ini disusun untuk mengetahui penyebaran kasus dan faktor resiko penularan penyakit Jembrana di Provinsi Sulawesi Selatan. Data yang dikumpulkan dari hasil penelusuran langsung, hasil pengujian sampel di BBVet Maros, dan wawancara di lapangan kemudian dianalisa secara desktiptif. Hasil analisis menunjukkan berbagai faktor risiko penularan dan penyebaran penyakit Jembrana seperti lalu lintas sapi antar wilayah provinsi, vector berupa lalat dan nyamuk, dan juga penggunaan jarum suntik untuk terapi. Penyakit Jembrana dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara. Penularan pertama penyakit Jembrana di Sulawesi Selatan sejak Bulan Agustus 2022 di Kabupaten Pangkep, kemudian setelah itu ditemukan menyebar hingga 21 kabupaten dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan hingga tahun 2023. Pemerintah dan petugas kesehatan hewan berperan melakukan KIE (komunikasi, informasi dan eduksi) mengenai pencegahan penyakit di Sulawesi Selatan. Peternak perlu melakukan kontrol terhadap vektor dan melakukan tindakan pencegahan biosekuriti seperti menjaga kebersihan kandang dan peralatan pendukungnya
- ItemPenyidikan Kasus Terduga Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022(Perpustakaan BBVet Maros, 2023-06-14) Dinar Hadi Wahyu Hartawan; Wiwik Dariani; Hamdu Hamjaya Putra; Abdul RahmanPenyakit Mulut dan Kuku disebabkan oleh virus Picornaviridae. Penyakit ini sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah. Setelah bebas dari penyakit mulut dan kuku selama 36 tahun, penyakit ini kembali masuk ke Indonesia pada April 2022. Pada awal Juni 2022, terjadi kasus terduga Penyakit Mulut dan Kuku pada kerbau di Provinsi Sulawesi Selatan yakni di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara dan selanjutnya dilakukan penyidikan. Penemuan kasus penyakit atau identifikasi hewan individual, flok, atau kawanan yang tertular merupakan bagian dari surveilans selama pelaksanaan program pengendalian. Gejala klinis yang teramati yakni demam, hipersalvasi, hidung beringus, lepuh pada lidah, lesi pada mulut, dan atau kepincangan, serta ambruk. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, dinyatakan positif Penyakit Mulut dan Kuku. Faktor risiko penularan dan penyebaran penyakit ini antara lain pemasukan ternak dari luar kabupaten maupun provinsi serta kontak langsung antara hewan sakit dengan hewan sehat. Tindak lanjut penelusuran terhadap munculnya kasus PMK di Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan melakukan dengan melakukan pengetatan pengawasan lalu lintas ternak
- ItemSeroprevalensi Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara Tahun 2023(Perpustakaan BBVet Maros, 2024-06-12) Titis Furi Djatmikowati; Dini Marmansari; Hamdu Hamjaya Putra; Siswani; Abdul RahmanBrucellosis merupakan penyakit bakterial pada sapi yang sangat menular, zoonosis dan penting secara ekonomi. Kabupaten Bombana yang secara geografis merupakan wilayah kepulauan, salah satunya adalah Pulau Kabaena yang hingga sat ini belum pernah dilaporkan terjadi kasus Brucellosis. Surveilan Brucellosis di Pulau Kabaena tahun 2023 merupakan surveilan awal untuk mengetahui tingkat atau aras penyakit Brucellosis dilakukan secara cross sectional. Besaran sampel sebanyak 400 sampel diperoleh berdasarkan rumus epidemiologi n = 4PQ/L2 dengan menggunakan galat 5% dan estimasi prevalensi 50% untuk serosurveilan tahun 2023. Pelaksanaan surveilan dilakukan di enam Kecamatan dan pemilihan desa dilakukan secara random. Sebanyak 435 sampel serum yang diperoleh tidak teridentifikasi positif RBT dan CFT. Studi seroprevalensi Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bomabana tahun 2023 sebesar 0%, masih perlu dilakukan surveilan selanjutnya minimal 2 tahun kedepan untuk memonitoring seroprevalensi Brucellosis sehingga dapat ditentukan strategi pemberantasan Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana