Browsing by Author "Hairmansis, Aris"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemEvaluasi Galur-galur Padi Toleran Salin di Tingkat Petani Melalui Participatory Variety Selection (PVS)(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Ruskandar, Ade; Mambaul Hikmah, Zakiah; Rustiati, Tita; Nafisah; Imamuddin, Ali; Sitaresmi, Trias; Hairmansis, Aris; Deny WP., Septian; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Lahan salin mempunyai peranan penting dalam upaya mempertahankan swasembada beras dan mengingat semakin berkurangnya lahan subur untuk area pertanian di Pulau Jawa akibat alih fungsi lahan. Lahan salin di Jawa Tengah tersebar di sembilan kabupaten dengan luasan bervariasi. Luasan terkecil lahan salin di Jawa Tengah terdapat di Pekalongan (668 ha), sedangkan yang terluas di Cilacap (63 318 ha). Tingkat kepemilikan lahan salin di Jawa Tengah adalah 0,3 ha. Batas toleransi padi untuk ditanam di lahan salin adalah 60-100 ppm. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cilacap pada Musim Kering 2018. Sejumlah 14 galur/varietas ditanam di lahan salin dengan model mother dan baby trial. Pada saat menjelang panen dilakukan field day dengan melibatkan panelis untuk menilai galur/ varietas yang mereka sukai dan tidak disukai. Dari hasil pilihan panelis didapatkan bahwa galur/varietas yang disukai berdasarkan penampilan/morfologisnya adalah BP14092-2b-2-2-TRT-17-3-SKI-1-B dan yang tidak disukai adalah galur HHZ5-Sal9-Y3-Y1. Dengan terpilihnya galur oleh panelis, diharapkan galur ini dapat berkembang di daerah tersebut setelah dilakukan perilisan varietas.
- ItemKeragaan, Parameter Genetik, dan Mutu Beras Galur-galur Padi Gogo pada Percobaan Observasi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Puji Lestari, Angelita; Yullianida; Hermanasari, Rini; Hairmansis, Aris; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Pengembangan padi gogo ke areal perkebunan mendorong diperoleh dua varietas padi baru toleran naungan yaitu Rindang 1 dan Rindang 2 dengan tingkat toleransi 50% naungan. Meski demikian untuk memperluas areal tanam di areal perkebunan dengan naungan yang lebih tinggi masih diperlukan varietas baru dengan tingkat toleransi lebih tinggi dan perbaikan karakter lainnya. Penelitian bertujuan memperoleh informasi keragaan, parameter genetik dan mutu beras galur-galur padi gogo yang ditanam di bawah tegakan kelapa. Sebanyak 200 galur padi dan lima varietas cek, yaitu Limboto, IR64, Situpatenggang, Inpago 8, dan Jatiluhur digunakan sebagai bahan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada MH 2016/2017 di Calincing, Tegalbuleud, Sukabumi di bawah tegakan kelapa menggunakan rancangan augmented dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman antar galur, genotipe, dan varietas cek sehingga menghasilkan perbedaan penampilan pada karakter tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, umur berbunga, umur panen, serta hasil. Uji keragaman genetik menunjukkan nilai heritabilitas tinggi pada seluruh karakter kecuali jumlah gabah hampa. Persentase kemajuan genetik tertinggi adalah pada karakter jumlah gabah isi per malai dengan nilai 70.3%. Nilai koefiseien keragaman genetik (KKG) terendah ditunjukkan oleh karakter umur panen, sedangkan nilai KKG tertinggi dihasilkan oleh jumlah jumlah gabah isi per malai. Keragaman luas yaitu pada karakter tinggi tanaman umur berbunga, dan jumlah gabah isi permalai. Jumlah gabah isi per malai merupakan karakter terbaik sebagai kriteria seleksi galur-galur padi gogo pada kondisi ternaungi. Terdapat enam galur dengan hasil yang nyata lebih tinggi dibandingkan varietas cek terbaik Jatiluhur, yaitu B15341-1B-TB-2, B15119C-TB-18, B15344B-TB-30, B15340-55 Teknologi Padi Inovatif Mendukung Pertanian Presisi dan Berkelanjutan 56 4B-TB-2, B15302B-TGB-38, dan B15143C-TGB-14. Sebagian besar galur memiliki ukuran beras panjang (L), bentuk sedang (M), pengapuran kecil (S) dengan kadar amilosa rendah sampai sedang.
- ItemKetahanan Galur - Galur Harapan Padi Gogo Dataran Tinggi Terhadap Penyakit Blas Daun Ras 033, 073, 133, 173 Dan Blas Leher(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI), 2017) Santoso; Nasution, Anggiani; Hairmansis, Aris; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI)Penyakit blas merupakan kendala utama dalam peningkatan produksi padi gogo di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan galur - galur harapan padi gogo dataran tinggi terhadap penyakit blas daun ras 033, 073, 133, 173 dan blas leher. Uji ketahanan terhadap penyakit blas daun dilaksanakan di rumah kaca KP. Muara Bogor dan pengamatan blas leher dilakukan pada penelitian uji multi lokasi galur – galur harapan padi gogo dataran tinggi di Dairi dan Pakpak Barat, Sumatera Utara pada tahun 2015. Evaluasi ketahanan dilakukan berdasarkan metode standard evaluation system for rice (SES IRRI, 2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur B14168E-MR-6 mempunyai respon tahan dan agak tahan terhadap empat ras, yaitu tahan terhadap penyakit blas daun ras 133 dan agak tahan terhadap ras 033, 073 dan 173. Galur B12165D-MR-8-1-1-2 beres ponagak tahan terhadap penyakit blas daun ras 033 dan tahan terhadap ras 073 serta tahan terhadap penyakit blas leher di Dairi.
- ItemPadi Toleran Rendaman(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2009) Hairmansis, Aris; Wurjandari, Diah; Syam, Mahyuddin; Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganPuslitbang Tanaman Pangan bekerjasama dengan IRRI (International Rice Research Institute) dengan dukungan Pemerintah Jepang telah melakukan serangkaian penelitian dan pengujian berbagai varietas yang toleran terhadap rendaman akibat banjir. Pengujian di berbagai lokasi banjir di Indonesia telah menghasilkan tiga galur atau calon varietas yang toleran terhadap rendaman. Satu di antaranya telah dilepas dengan nama Inpara 3 sedangkan dua galur lainnya sedang dalam proses pengusulan untuk dilepas secara resmi sehingga dapat digunakan petani secara luas.
- ItemPendampingan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi di Aceh Besar(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-08-06) Azis, Abdul; Bakar, Basri A.; Hairmansis, Aris; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPendampingan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) padi 60 % lokasi dengan peningkatan produksi mencapai 5% di Provinsi Aceh. Tujuan SL-PTT untuk melaksanakan pendampingan pada Laboratorium Lapang (LL) dari SL-PTT padi sebanyak 1.800 unit dengan cara apresiasi demplot, pelatihan dan bimbingan penerapan PTT untuk mempercepat adopsi inovasi teknologi. Lokasi pendampingan SL-PTT dilaksanakan di kegiatan SLPTT pada 18 kabupaten dengan display varietas pada kabupaten Aceh Besar. Setiap kabupaten didampingi dan dikawal oleh Liasen Officer (LO) yang dibantu oleh peneliti dan penyuluh. Prosedur kegiatan pendampingan SL-PTT meliputi: a) apresiasi teknologi PTT, b) demplot penerapan PTT, c) pelatihan penyuluh dan petani, dan d) bimbingan penerapan PTT. Cakupan kegiatan tersebut meliputi : a) koordinasi dengan pemerintah kabupaten, b) membantu dalam pelaksanaan kajian kebutuhan dan peluang (KKP) untuk menggali potensi permasalahan dilokasi SLPTT, c) melaksanakan apresiasi PTT, d) melaksanakan bimbingan penerapan PTT, e) pelaksanaan demplot PTT, f) melaksanakan pelatihan penyuluh dan POPT di kabupaten pelaksana SL-PTT, serta g) monitoring evaluasi kegiatan SL-PTT. Hasil kegiatan terjadinya percepatan penerapan inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produksi 1 ton/ha pada LL dan 0,5 ton/ha pada SL.
- ItemPotensi Hasil Dan Mutu Beras Galur-Galur Padi Gogo Terseleksi Di Dataran Tinggi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Hairmansis, Aris; Supartopo; Yullianida; Herlina, Erna; Warsono; Sukirman; Suwarno; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Salah satu dampak perubahan iklim global adalah menurunnya daya dukung sumberdaya lahan sawah irigasi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemanfaatan lahan-lahan sub optimal seperti lahan kering di dataran tinggi perlu dioptimalkan. Kendala utama produksi padi gogo di dataran tinggi adalah cekaman suhu udara rendah. Hingga saat ini varietas unggul padi toleran suhu rendah yang mampu beradaptasi di lingkungan tersebut belum tersedia. Program pemuliaan untuk mendapatkan varietas unggul padi gogo yang adaptif di dataran tinggi telah dilakukan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sejumlah galur potensial telah terseleksi di dataran tinggi dan perlu diuji lebih lanjut daya hasil serta mutu berasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya hasil galur-galur padi gogo dataran tinggi dan menganalisis mutu beras dan nasinya sebagai dasar pemilihan galur yang akan diuji lebih lanjut. Pengujian daya hasil dilakukan terhadap 25 galur padi gogo generasi lanjut dan tiga varietas pembanding pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (mdpl). Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan tiga ulangan. Analisis mutu dilakukan di laboratorium untuk menguji mutu fisikokimia dan mutu tanak. Hasil penelitian menunjukkan potensi hasil tertinggi genotipe padi gogo di dataran tinggi 900 mdpl kurang dari 4 t/ha. Sebagian besar galur yang diuji menghasilkan gabah kering kurang dari 2 t/ha. Tiga galur dengan hasil gabah tertinggi adalah B14086DTB-86-2 (2.95 t/ha), B14086D-TB-86-1 (2.65 t/ha) dan B14086D-TB-11 (2.65 t/ha), masih dibawah varietas pembanding Jatiluhur yang menghasilkan gabah kering tertinggi yakni 3.66 t/ha. Mutu beras dan nasi galur-galur yang diuji menunjukkan adanya keragaman. Galur B11495F-TB-1-19-2 yang memiliki mutu giling yang baik teridentifikasi sebagai beras merah dengan tekstur nasi yang pulen sehingga sangat potensial sebagai beras fungsional yang kaya antosianin.
- ItemRekomendasi Budidaya Padi pada Berbagai Agroekosistem(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2020) Susanti, Zuziana; Rumanti, Indrastuti A; Rahmini; Sukarman; Mulyani, Anny; Setyorini, Diah; Syahbuddin, Haris; Sasmita, Priatna; Widowari, Ladiyani Retno; Anggara, Agus Wahyana; Wijanarko, Andy; Nugroho, Yudhistira; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Rohaeni, Wage Ratna; Handoko, Dody Dwi; Susanto, Untung; Safitri, Heni; Hairmansis, Aris; Widyantoro; Kasno, A.; Jumali; Roza, Celvia; Norvyani, Mutya; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
- ItemRekomendasi Budidaya Padi untuk Berbagai Agroekosistem(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2022) Sasmita, Priatna; Sastro, Yudi; Satoto; Nugraha, Yudhistira; A, Agus Wahyana; Hairmansis, Aris; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Zusanti, Zuziana; Rumanti, Indrastuti Apri; Rahmini; Handoko, Dody Dwi; Agustini, NurwulanUpaya mewujudkan kedaulatan pangan merupakan komitmen pemerintah yang tiada henti dilakukan melalui peningkatan produksi padi. Strategi peningkatan produksi nasional saat ini dan kedepan ditem puh melalui peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan perluasan areal tanam, baik melalui peningkatan Indek Pertanaman (IP) maupun perluasan lahan baku sawah. Upaya tersebut optimis dapat direalisasikan karena tersedianya berbagai inovasi dan teknologi hasil penelitian, terutama yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), meskipun teknologi tersebut baru sebagian yang diterapkan oleh petani. Saat ini produksi padi nasional sudah mencapai angka 56,54 juta ton GKG. Kementerian Pertanian pada tahun 2020 mentargetkan peningkatan produksi padi nasional sebesar 7%. Aspek penting yang menjadi perhatian dalam peningkatan produksi padi tersebut antara lain adalah peningkatan efisiensi dan pelestarian lingkungan karena berkaitan dengan daya saing produksi berkelanjutan yang didasarkan pada agroekosistem padi.
- ItemRespon Pertumbuhan Dan Komponen Hasil Galur-GalurPadi Gogo Terseleksi Di Bawah Tegakan Pohon KelapaTerhadap Cekaman Naungan Paranet 70%(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Yullianida; Hairmansis, Aris; Supartopo; Suwarno; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Pengembangan budidaya padi gogo diarahkan ke lahan perkebunan dan perhutani dimana padi gogo ditanam di antara tanaman tahunan dengan sistem tumpangsari. Pada kondisi tersebut tanaman padi sering mengalami defisit cahaya yang menyebabkan produksinya rendah, sehingga diperlukan varietas padi yang toleran terhadap naungan. Tujuan penelitian ini adalah menguji tingkat toleransi galurgalur terseleksi pada kondisi naungan alami pada tingkat naungan yang lebih tinggi dan merata, yaitu di bawah paranet 70%. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Muara, Bogor pada musim hujan (MH) 2015-2016. Sebanyak 87 galur padi gogo yang terdiri atas 38 galur uji daya hasil pendahuluan (UDHP) dan 49 galur observasi terpilih toleran naungan. Varietas pembanding yang digunakan adalah varietas toleran naungan Jatiluhur. Penilaian tingkat toleransi terhadap naungan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai hasil relatif terhadap kontrol (HRK) yang dihitung berdasarkan jumlah gabah isi per malai pada perlakuan naungan 70% dibandingkan dengan perlakuan kontrol (0%). Hasil skrining toleransi galur-galur padi gogo terhadap cekaman naungan 70% menunjukkan 49 galur sangat toleran (HRK>1.00), 22 galur toleran (HRK 0.60-1.00), tujuh galur moderat (HRK 0.40-0.59) dan delapan galur peka (HRK<0.40). Cekaman naungan 70% dibanding pada perlakuan tanpa naungan (0%) menyebabkan umur berbunga lebih lambat, penurunan tinggi tanaman dan jumlah anakan produktif, intensitas hijau daun fluktuatif, penurunan jumlah gabah isi per malai, peningkatan gabah hampa pada galur-galur moderat dan peka, serta penurunan bobot 1000 butir gabah pada galur-galur peka. Galur-galur toleran naungan 70% dibanding galurgalur peka memiliki umur berbunga yang lebih genjah, tinggi tanaman yang lebih tinggi, jumlah anakan produktif tidak berbeda dan intensitas hijau daun tampak fluktuatif antar kelompok galur. Jumlah gabah isi per malai dan bobot 1000 butir gabah galur-galur toleran lebih tinggi dibanding galur yang peka, sedangkan jumlah gabah hampanya lebih rendah sehingga persentase kehampaan gabah galur toleran pun lebih rendah dibanding galur peka.
- ItemSeleksi Galur Padi Gogo Generasi Menengah di Lahan Kering Dataran Tinggi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Hairmansis, Aris; Supartopo; Yullianida; Warsono; Sukirman; Sunaryo; SuwarnoLahan kering di dataran tinggi memiliki potensi yang besar untuk pengembangan padi mendukung peningkatan produksi beras nasional. Masalah utama pengembangan padi gogo di dataran tinggi adalah tidak adanya varietas unggul yang tersedia sehinga petani masih mengandalkan varietas lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi dan mengevaluasi galur-galur padi gogo untuk dataran tinggi. Penelitian dilaksanakan di lahan kering dataran tinggi di Kabupaten Wonosobo pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut (dpl). Sebanyak 180 galur padi gogo dievaluasi dalam uji observasi dengan menggunakan rancangan augmented dan dibagi ke dalam empat blok. Sebanyak 45 galur ditanam di masingmasing blok. Pada masing-masing blok ditanam lima varietas pembanding yaitu Sigambiri Merah, Sigambiri Putih, Situ Patenggang, Jatiluhur dan Limboto. Sejumlah galur terpilih dari masing-masing blok menunjukkan hasil gabah di atas varietas pembanding terbaik dan rata-rata hasil semua varietas pembanding. Beberapa galur yang memberikan hasil terbaik di masing-masing blok antara lain B13636G-TB-14-1 (4.70 t/ha) di blok 1, B14083F-TB-3 (5.33 t/ha) di blok 2, B12056F-Tb-1-29-1 (4.52 t/ha) di blok 3 dan B11910D-MR-22-2 (3.62 t/ ha) di blok 4. Galur-galur dengan rata-rata hasil yang tinggi berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering dataran tinggi sehingga perlu dievaluasi lebih lanjut daya hasilnya di lahan kering dataran tinggi.
- ItemSistem Modelling Swasembada Padi Berkelanjutan di Provinsi Aceh(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) A. Bakar, Basri; Azis, Abdul; T. Iskandar; Hairmansis, ArisDalam menghadapi persoalan pangan beras yang sangat komplek, pencapaian swasembada padi berkelanjutan di Provinsi Aceh memiliki arti penting untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Karena itu, diperlukan adanya serangkaian kebijakan yang dirumuskan berdasarkan analisis yang komprehensif terhadap sistem produksi beras. Dengan menggunakan simulasi dinamika sistem berdasarkan data historis dari tahun 2000-2012 diperoleh hasil rekomendasi kebijakan yang harus dlakukan untuk mencapai swasembada padi berkelanjutan sebagai berikut: (1) penambahan luas lahan 1.000 ha/tahun termasuk pemanfaatan lahan suboptimal seperti lahan rawa dan lahan kering, (2) peningkatan produktivitas dari 5,12 ton/ha menjadi 5,70 ton/ha dan Indek Pertanaman dari IP 1,52 menjadi 1,68 melalui perbaikan jarlnqan irigasi 18,8%/ tahun, penggunaan pupuk berimbang sebesar 70%, penggunaan benih VUB sebesar 60%, pengendalian OPT mencapai 70%, dan peningkatan penyuluhan mencapai 50% dari total jumlah desa, percepatan penyiapan lahan dan tanam dengan alat dan mesin pertanian (alsintan), penurunan losses panen sebesar 0,5% dan losses pasca panen sebesar 1%, serta penurunan tingkat konsumsi beras l,5%/ tahun. Alokasi anggaran per tahun yang diperlukan pada tahun 2014 sekitar Rp. 25,6 milyar, sementara kemampuan alokasi anggaran pemerintah Aceh pada tahun 2014 untuk program swasembada padi berkelanjutan sekitar Rp. 7,1 milyar. Untuk itu, diperlukan adanya kejelasan dan ketegasan pembagian peran dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta dan petani melalui Peraturan Pemerintah atau Keputusan Presiden.