Browsing by Author "Fika, Weni"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya Jeruk Nipis Citrus aurantifolia(Pertanian Press, 2023) Ernawati H.R.; Suharjon; Fika, Weni; Sutopo; Rahmaniar, Dessi; Husni, Indra; Yunimar; Direktorat Sayuran dan Tanaman ObatJeruk nipis (Citrus aurantifolia) memiliki daya adaptasi yang luas dan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan seperti obat keluarga, bumbu dapur, bahan pangan olahan dan kosmetika. Direktorat Jenderal Hortikultura melalui program pengembangan kawasan jeruk nipis telah membantu petani jeruk nipis dengan memfasilitasi sarana produksi sebagai strategi untuk memperluas pertanaman jeruk nipis di Indonesia. Sentra produksi utama jeruk nipis tersebar di 10 kabupaten dan 8 provinsi. Sampai saat ini, umumnya budidaya jeruk nipis masih dikembangkan dalam skala kecil dan terpencar-pencar, belum membentuk hamparan seperti di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dibandingkan dengan jenis jeruk siam, jeruk keprok, jeruk manis, dan jeruk pamelo, penerapan teknologi budidaya jeruk nipis masih ketinggalan. Rujukan teknologi budidaya jeruk nipis di Indonesia juga terbatas sekali sehingga teknologi yang diterapkan oleh petani sangat bervariasi. Akibatnya, produktivitas dan mutu buah yang dihasilkan bervariasi dan umumnya masih belum optimal. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat bersama dengan Pusat Standardisasi Instrumen Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Gresik dan petani unggulan telah menyusun sebuah pedoman budidaya jeruk nipis sebagai solusi untuk dapat meningkatkan produktivitas dan mutu buah dengan teknologi budidaya yang sesuai dengan Good Agricultural Practices (GAP).
- ItemBudidaya Kapulaga (Amomum Cardamomun)(Pertanian Press, 2022-11) Ernawati, HR; Suharjono; Fika, WeniTanaman kapulaga berasal dari keluarga Zingiberaceae (temu-temuan) yang habitat aslinya endemik di perbukitan atau daerah medium dengan kelembaban tinggi. Komoditas ini selain digunakan sebagai bumbu dapur juga dibutuhkan sebagai bahan baku pada industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik. Disamping dibutuhkan di dalam negeri, kapulaga juga merupakan salah satu tanaman obat yang memberikan sumbangsih pada peningkatan nilai ekspor Indonesia pada sektor rempah karena banyaknya permintaan dari luar negeri terutama dari Timur Tengah, China, Mesir, India dll. Permintaan pasokan kapulaga ini menyebabkan nilai jual kapulaga semakin meningkat sehingga Pemerintah perlu mendorong petani untuk melakukan pengembangan kapulaga dalam rangka meningkatkan produksi dan mutu guna memenuhi permintaan pasar didalam negeri maupun di luar negeri. Pengembangan kapulaga oleh petani perlu diimbangi dengan penerapan teknologi budidaya yang spesifik berdasar atas norma budidaya yang baik. Oleh karena itu penyediaan bahan referensi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas, petani dan pelaku usaha kapulaga dalam melakukan budidaya kapulaga sangat diperlukan. Buku ini mengulas cara berbudidaya yang baik dan spesifik lokasi untuk tanaman kapulaga yang mencakup pemilihan lokasi, pemilihan dan penyiapan benih, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian OPT, panen, dan pascapanen. Diharapkan Buku Budidaya Kapulaga ini dapat menjadi acuan/pedoman bagi pelaku usaha sentra-sentra produksi kapulaga di daerah lain dalam menyusun pedoman budidaya sesuai kondisi masing-masing sentra produksi kapulaga. Namun demikian, Buku ini dapat terus dilakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan perkembangan. Akhirnya kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan buku ini.
- ItemBudidaya Pegagan : Tanaman Obat Berkhasiat(Pertanian Press, 2023) Ernawati HR; Fika, Weni; Suharjon; Bermawie, Nurliani; Rahmaniar, Dessi; Husni, Indra; Widyastuty, Rahma; Hartanto, Erri SetyoPegagan (Centella asiatica (L.) Urb. merupakan tanaman obat yang memiliki sejarah panjang sebagai obat tradisional yang bermanfaat dalam upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Saat ini perkembangan dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, industri dan dalam pelayanan kesehatan sudah masif di bagian hilir, namun belum secara proporsional diimbangi dengan penyedian bahan baku di bagian hulu. Bahan baku pegagan sebagian besar pasokannya masih bergantung dari alam. Untuk menunjang kelestarian lingkungan hidup, menjamin ketersediaan supply bahan baku pegagan yang terstandar sekaligus upaya mengurangi ketergantungan terhadap alam menuntut dikembangkan sistem budidaya pegagan yang sesuai dengan agroekosistem. Oleh karena itu perlu penyediaan informasi berupa buku panduan/acuan bagi petani dan petugas terkait sistem produksi agar mampu menjamin kuantitas, kontinuitas dan mutu bahan baku yang sesuai standar
- ItemStandar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Kabupaten Sukabumi(Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2019) Promosiana, Anastasia; Indartiyah, Ndari; Siregar, Irma; Desmawati; Hermami, Aneng; Lipurwatini; Tobing, Poltak; Hartono, Budi; Fika, Weni; Rasjid, Misdawena; Ramdana, Dedi Wahid; Priatna, Zahmarni Endang; Darmanti, Yusie Enggar; Rusdiansyah, Asep; Hermawan, Dodi; AselshakN, Achmad Kusdinar; Fauzi, Asep; Kusmiati, Euis; Ima Y.; Asy, Dedeh; Samsudin; Ujen; Tonin; Suryana; Odang; Mustafa, Marsid; Suhendar, AnangKabupaten Sukabumi merupakan salah satu lokasi yang sudah menerapkan SOP Budidaya Temulawak, sehingga penyusunan SOP ini mengacu kepada penerapan SOP Budidaya Temulawak spesifik lokasi Sukabumi. Penyusunan Buku SOP ini berdasarkan hasil validasi beberapa prosedur/cara berbudidaya temulawak dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, Pusat Studi Biofarmaka IPB, dan pengalaman petani temulawak di Kabupaten Sukabumi dan Purwakarta. Beberapa rujukan ilmiah, laporan kegiatan dan aturan yang ada juga dijadikan bahan-bahan dalam penyusunan ini. Hasil validasi dan rujukan tersebut didiskusikan dengan instansi dan unit kerja terkait, pengusaha dan petani temulawak serta dilengkapi dengan materi-materi yang berasal dari beberapa pustaka.