Browsing by Author "Fathnur"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemJumlah Kalori Konsumsi Masyarakat Kecamatan Puuwatu Provinsi Sulawesi Tenggara Terhadap Sayur Dan Buah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Fathnur; Santoso, Agung Budi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKecukupan pangan manusia dapat didefinisikan secara sederhana sebagai kebutuhan harian yang paling sedikit memenuhi kebutuhan gizi, yaitu sumber kalori atau energi yang dapat berasal dari semua bahan pangan tetapi biasanya sebagian besar diperoleh dari karbohidrat, lemak, sumber protein untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian jaringan, dan sumber vitamin serta mineral. Sayur dan buah mengandung zat gizi berupa vitamin, mineral, dan serat. Kebutuhan vitamin, mineral, dan serat menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Semakin banyak kalori konsumsi sayur dan buah, maka kebutuhan vitamin dan mineral tercukupi, utamanya vitamin A, B1, B2, B6, niasan, asam folat, vitamin C, D, dan E. Kebutuhan gizi akan sayur dan buah melengkapi kebutuhan gizi rumah tangga. Di Sulawesi Tenggara dengan 15 rumah tangga jumlah kalori konsumsi sayur dan buah sebesar 22359,12 kalori.
- ItemPenggunaan Informasi Kalender Tanam Untuk Mengatur Strategi Pola Dan Jadwal Tanam(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Fathnur; M. Zarwazi, Lalu; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penyediaan pangan terutama beras dalam jumlah cukup dan harga yang terjangkau tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan swasembada beras. Diantaranya, tingginya pertumbuhan populasi penduduk, konversi lahan sawah subur, keterbatasan sumber daya air, terjadinya banjir dan kekeringan akibat perubahan iklim (climate change) karena pemanasan global. Kegagalan dan keberhasilan panen padi tak bisa lepas dari kondisi iklim. Akhir-akhir ini iklim semakin tidak bersahabat, beragam kondisi cuaca dan iklim dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat yang lain, menyebabkan hasil dan produksi padi juga beragam, baik menurut tempat maupun menurut waktu. Langkah-langkah analisis yang perlu dilakukan untuk memahami masalah iklim di suatu daerah dan bagaimana informasi prakiraan iklim digunakan untuk menyusun langkah-langkah antisipatif. Langkah antisipatif disusun dengan tujuan untuk menghindari atau meminimumkan kemungkinan dampak negatif yang akan terjadi pada suatu musim tertentu atau memanfaatkan kemungkinan kondisi iklim yang baik pada suatu musim sehingga produksi tanaman dapat ditingkatkan. Untuk memadu upaya ini maka diperlukan pemahaman tentang klasifikasi iklim, mengenal permasalahan iklim, pemanfaatan data curah hujan, perubahan iklim dan kalender tanam, serta perubahan iklim dan budidaya tanaman pangan.