Browsing by Author "Eti Wulanjari, Munir"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemIdentifikasi Penyebaran Informasi Teknologi Padi Di Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Prasetyo H., F. Rudi; Eti Wulanjari, Munir; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Keberhasilan pembangunan pertanian tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi secara efektif. Namun permasalahannya teknologi yang telah diterima oleh petani belum memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan harapan teknologi tersebut diciptakan. Rendahnya hasil ini yang mengakibatkan besarnya senjang hasil antara yang diperoleh di tingkat petani dengan hasil di tingkat penelitian. Dibutuhkan peran peneliti, tokoh masyarakat, dinas, kontak tani, lembaga komersial, media massa dan khususnya penyuluh pertanian bertindak sebagai jembatan sekaligus penghantar teknologi. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi a) Sumber informasi terkait teknologi padi, b) Bentuk penyampaian informasi terkait teknologi padi, c) Peran kelompok tani dalam penyebaran informasi teknologi usahatani padi d) Respon petani sebagai anggota kelompok tani dalam menyikapi kesepakatan kelompok untuk menerapkan teknologi baru e) Penilaian petani terhadap peran penyuluh dalam penyebaran informasi teknologi usahatani padi. Identifikasi dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2014 di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Batang. Pengkajian bersifat survei dengan melibatkan petani sebagai responden. Responden ditetapkan dengan sengaja (purposive sampling) yaitu petani di lokasi kecamatan dengan produktifitas tertinggi dan terendah. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil identifikasi sumber informasi terkait teknologi bahwa penyuluh lapang/BPP merupakan sumber informasi yang tertinggi dari ketiga kabupaten. Namun di Kecamatan Polokerto Kabupaten Sukoharjo dan di Kecamatan Tersono Kabupaten Batang, sumber informasi terbanyak berasal dari kontak tani. Bentuk informasi yang diminati petani di Kabupaten Sukoharjo tertinggi 50% berbentuk temu lapang, di Kabupaten Pati tertinggi 70% juga menginginkan temu lapang, sedangkan Kabupaten Batang sebesar 86,67% menginginkan penjelasan langsung. Pendapat petani terhadap peran kelompok tani dalam penyebaran informasi teknologi di Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Pati menganggap penting sebesar 100% sedangkan di Kabupaten Batang 93,3% yang menganggap penting. Respon petani sebagai anggota kelompok tani dalam menyikapi kesepakantan menerapkan teknologi baru teknologi baru di Kabupaten Sukoharjo sebesar 40% keberatan dan tidak mengikuti kesepakatan, di Kabupaten Pati sebesar 61,54% tidak keberatan dan mengikuti kesepakataan, sedangkan di Kabupaten Batang 65,52% petani tidak keberatan dan mengikuti kesepakatan. Penilaian petani terhadap intensitas dilapangan di Kabupaten Sukoharjo 70% penyuluh di lokasi kurang lebih 2 kali dalam sebulan, di Kabupaten Pati intensitas penyuluh 50% datang ke lapangan sebanyak 2-3 bulan sekali, dan di Kabupaten Batang penyuluh datang ke lapangan sebanyak 1 kali dalam sebulan. Menurut petani penjelasan penyuluh yang dianggap jelas dan sesuai di Kabupaten Sukoharjo 93,33%, di Kabupaten Pati 51,72%, dan Kabupaten Batang 73,08%. Partimbangan penyuluh menyampaikan informasi kepada petani di Kabupaten Sukoharjo sebesar 73,33% kebutuhan petani, Kabupaten Pati 62,96% sesuai kebutuhan dan Kabupaten Batang 72,73%.
- ItemPENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PESERTA PELATIHAN DI LOKASI KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DESA JAMBEAN, KECAMATAN SAMBIREJO, KABUPATEN SRAGEN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Eti Wulanjari, Munir; Nugraheni, Dwi; Y Adriyani, Fauziah; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan persepsi peserta pelatihan di lokasi Kawasan Rumah pangan Lestari (KRPL). Penelitian dilaksanakan di Desa Jambean, Sambirejo, Sragen yang merupakan lokasi KRPL di kabupaten Sragen. Penelitian bersifat eksperimen dengan desain penelitian adalah one group tes awal – tes akhirt design, dengan jumlah sampel 20, yang merupakan anggota KWT Sejahtera Asri. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014. Materi pelatihan ada dua yaitu pembuatan kripik daun singkong rasa paru dan pembuatan arang sekam. Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, sebelum pelatihan dilaksanakan tes awal dan setelah pelatihan dilaksanakan tes akhir dengan soal yang sama. Data yang diambil meliputi karakteristik responden (umur dan pendidikan terakhir), nilai tes awal, nilai tes akhir dan karakteristik teknologi (keuntungan relatif, kesesuaian dengan kondisi lokal, tingkat kerumitan, kemudahan untuk dilihat hasilnya dan kemudahan untuk dicoba). Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor tes awal peserta pelatihan pembuatan kripik daun singkong rasa paru adalah 51 sedangkan untuk rataan skor akhir adalah 58 yang berarti sk or pengetahuannya meningkat sebesar 8 (15,69%), sedangkan untuk pelatihan pembuatan arang sekam skor tes awal adalah 33 dan skor tes akhir adalah 43 yang berarti skor pengetahuannya meningkat sebesar 10 poin (30,30%). Persepsi responden terhadap kedua pelatihan menunjukkan bahwa sebagian besar mempunyai persepsi yang positif terhadap pelatihan tersebut. Persepsi yang positif ini sejalan dengan Rencana Tindak Lanjut yang akan dilaksanakan setelah selesai pelatihan yaitu 95 % responden akan mempraktekkan secara mandiri, 75 % responden akan mem beritahukan kepada orang lain, dan 50% responden akan mempraktekkan dalam kegiatan kelompok.
- ItemRespon Petani Terhadap Inovasi Teknologi Padi di Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Eti Wulanjari, Munir; Setiani, Cahyati; Jauhari, SodiqLahan pertanian semakin lama semakin berkurang, sebagai akibat dari beralihnya fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Dari kondisi tersebut peluang yang masih dapat dilakukan untuk peningkatan produksi adalah dengan perbaikan teknologi budidaya, seperti peningkatan penggunaan benih unggul, pemupukan yang sesuai dengan anjuran teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon petani terhadap teknologi budidaya padi. Penelitian dilaksanakan di Jawa Tengah pada bulan Juni-September 2015. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu tiga daerah yang dianggap mewakili wilayah dengan tingkat produksi tinggi, sedang dan rendah. Setiap kabupaten dipilih dua Kecamatan. Kabupaten yang mewakili tingkat produksi tinggi adalah Kabupaten Sukoharjo (Kecamatan Polokarto dan Mojolaban). Kabupaten Pati mewakili tingkat produksi sedang (Kecamatan Wedarijaksa dan Jaken), sedangkan daerah yang mempunyai tingkat produksi rendah diwakili Kabupaten Batang ( Kecamatan Reban dan Tersono). Penelitian dilakukan dengan metode survei. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana dengan jumlah sampel 184 responden yaitu 62 responden dari Kabupaten Pati, 62 responden dari Kabupaten Sukoharjo dan 60 responden dari Kabupaten Batang. Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel/diagram dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: respon petani terhadap teknologi di semua lokasi yang paling tinggi persentasenya adalah segera mencoba/menerapkan teknologi baru tersebut (37,4-70,97%). Sedangkan untuk respon petani terhadap teknologi anjuran yang disampaikan oleh penyuluh/ peneliti di semua lokasi yang paling tinggi persentasenya adalah menerapkan pada sebagian lahan yang dikuasai (31,03-74,19%), yang langsung menerapkan hanya 6,67-27,59%. Inovasi teknologi padi diarahkan pada petani yang berusia relatif muda (25-40 tahun), pendidikan setingkat SLTA ke atas, dan pemilikan lahan > 0,5 ha, serta diperlukan penguatan peran kelompok tani yang diikuti dengan peningkatan peran penyuluh.